34 research outputs found

    Attempts to Identify Wildlife Reservoirs of Rabies in Indonesia

    Full text link
    Penyakit rabies telah dikenal di Indonesia sejak tahun 1889, dan mengingat tidak adanya data yang diteliti mengenai penderita rabies, maka perlu dilakukan suatu penelitian. Penelitian dilakukan oleh NAMRU-2 bersama Departemen Kesehatan dari tahun 1970-1972 untuk menentukan pengaruh penyakit-penyakit Zoonotic yang endemic pada penduduk yang tidak immune yang sering berpindah ke hutan atau tempat yang tidak ada penduduknya. Penelitian di lakukan pada beberapa daerah pegunungan Jawa Barat, Jawa Timur, Lampung, Maluku, Kalimantan Tengah, Timor dan Sulawesi Tengah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 328 binatang yang diperoleh dari 28 berbagai daerah di Indonesia setelah diadakan pemeriksaan dengan metode fluorecent antibody technique {fat) dan inokuler pada tikus putih ternyata tidak ditemukan virus rabies. Binatang-binatang yang ditemukan tersebut dan kebiasaan hidupnya di lukiskan secara terperinci pada hasil penelitian ini

    Serological Survey of Pigs From a Slaughterhouse in Jakarta, Indonesia

    Full text link
    Maksud dan tujuan dari survey ini ialah untuk mempelajari akan kemungkinannya he­wan-hewan babi memegang peranan sebagai reservoir ataupun amplifier dari penyakit-penyakit zoonotic di Pulau Jawa. Survey ini di­jalankan bersama-sama dengan Namru-2 di Jakarta. Sebagian besar specimens yang berupa darah, berasal dari babi babi yang akan dipotong dirumah pemotongan hewan babi di Jakarta Barat, babi-babi tersebut ada yang berasal dari Jawa Tengah, Jawa Barat, serta sebagian lagi berasal dari babi-babi milik rakyat di daerah Kapok. Pengambilan specimens dilakukan sehari sebelum babi-babi tadi dipotong. Setiap pagi lebih kurang 150 ekor babi dipotong, dimana umurnya berkisar antara enam hingga 24 bulan. Pada survey ini telah dikumpulkan 399 specimens, sebanyak 227 specimens berasal dari babi-babi betina, 159 specimens berasal dari babi-babi jantan, serta 13 specimens berasal dari babi-babi jantan kebiri. Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Pemeriksaan terhadap Toxoplasma. Dari 166 sera yang berasal dari babi-babi Jawa Barat sebanyak 46 (28 percent) me-nunjukan hasil positif (titer 1 : 8 atau lebih j Sedangkan 235 sera berasal dari babi-babi Jawa Tengah , hany a sebanyak 17(7percent yang menunjukan hasil positif (titer 1 : 8). Titer yang lebih tinggi (1 : 1024) juga di­temukan pada babi-babi yang berasal dari Jawa Barat.Pemeriksaan terhadap Brucella suis. Titer 1 : 320 masih diketemukan pada semua group, akan tetapi sebagian besar serum me­nunjukan hasil negatip. Sebagian kecil sera yang berasal dari babi-babi tua dari Jawa-Barat menunjukan adanya anti­body yang lebih tinggi dari pada babi-babi muda.Pemeriksaan terhadap penyakit Japanese Encephalitis. Pada semua golongan umur dari geographical-group dari babi-babi menunjuk­an adanya anti-body terhadap J.E. Sera yang negatip lebih banyak berasal dari babi-babi Jawa Tengah.Pemeriksaan terhadap penyakit Influenza. Titer yang menyolok terhadap penyakit Influenza A2 Hongkong terdapat pada babi-babi golongan muda maupun tua baik yang berasal dari Jawa Tengah maupun yang ber­asal dari Jawa-Barat. Meskipun demikian, babi-babi dari Jawa Barat lebih banyak menunjukan hasil yang positip dari pada berasal dari Jawa Tengah.Pemeriksaan terhadap Leptospira. Kebanyakan serum menunjukan adanya anti-body terhadap L. sentot L. pomona dan L. bangkinang. Sebagian besar serum yang positip berasal dari babi-babi Jawa Tengah

    Mosquitoes Collected In South And East Kalimantan

    Full text link
    Pengumpulan nyamuk dalam waktu singkat di sembilan tempat di Kalimantan Timur dan Selatan menghasilkan 57 species dari 11 genera. Species yang terbanyak dikumpulkan ialah dari genus Culex 27 percent Mansonia 16 percent. Anopheles 16 percent, Aedes 12 percent, Armigeres 7 percent, Mimomia 7 percent, Uranotaenia 7 percent, Hodgesia. Tripteroides, Heizmania dan Culiseta masing-masing 2 percent

    Scrub typhus ecology: a systematic review of Orientia in vectors and hosts

    Get PDF
    Abstract Scrub typhus, caused by Orientia tsutsugamushi, is an important and neglected vector-borne zoonotic disease with an expanding known distribution. The ecology of the disease is complex and poorly understood, impairing discussion of public health interventions. To highlight what we know and the themes of our ignorance, we conducted a systematic review of all studies investigating the pathogen in vectors and non-human hosts. A total of 276 articles in 7 languages were included, with 793 study sites across 30 countries. There was no time restriction for article inclusion, with the oldest published in 1924. Seventy-six potential vector species and 234 vertebrate host species were tested, accounting for over one million trombiculid mites (‘chiggers’) and 83,000 vertebrates. The proportion of O. tsutsugamushi positivity was recorded for different categories of laboratory test and host species. Vector and host collection sites were geocoded and mapped. Ecological data associated with these sites were summarised. A further 145 articles encompassing general themes of scrub typhus ecology were reviewed. These topics range from the life-cycle to transmission, habitats, seasonality and human risks. Important gaps in our understanding are highlighted together with possible tools to begin to unravel these. Many of the data reported are highly variable and inconsistent and minimum data reporting standards are proposed. With more recent reports of human Orientia sp. infection in the Middle East and South America and enormous advances in research technology over recent decades, this comprehensive review provides a detailed summary of work investigating this pathogen in vectors and non-human hosts and updates current understanding of the complex ecology of scrub typhus. A better understanding of scrub typhus ecology has important relevance to ongoing research into improving diagnostics, developing vaccines and identifying useful public health interventions to reduce the burden of the disease.</jats:p
    corecore