5 research outputs found

    Kualitas Bakteriologis Air Sumur Gali

    Full text link
    Masalah penelitian adalah faktor risiko apakah yang berhubungan dengan kualitas bakteriologis air sumur gali. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kualitas bakteriologis air sumur gali di Dusun Glonggong Desa Doplang Kecamatan Jati Kabupaten Blora tahun 2008. Metode penelitian adalah explanatory dengan rancangan belah lintang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh sumur gali di Dusun Glonggong yaitu sebanyak 34. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total dimana seluruh populasi dijadikan sampel yaitu sebanyak 34 sampel. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah meteran gulung dan lembar observasi. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa variabel yang berhubungan dengan kualitas bakteriologis air sumur gali yaitu letak timba (p=0,014) dan jarak jamban (p=0,005). Simpulan penelitian, letak timba dan jarak jamban merupakan faktor risiko kualitas bakteriologis air sumur gali.The research problem were whether the risk factors associated with bacteriological water quality dug well. Purpose of this study was to describe the risk factors associated with bacteriological quality of water wells dug in Glonggong Doplang village, Jati, Blora regency, in 2008. The method was an explanatory research with cross sectional design. Population in this study were all dug in Glonggong Doplang village as many as 34 . Sampling was done by total population as many as 34 samples . The instrument used in this study were the observation meter rolls and sheets . The result showed that the variables significantly associated with bacteriological water quality of dug well were the location of the bucket (p=0.014 α=0.05) and distance latrine (p=0.005 α=0.05). The conclusion of the study, latrine location and distance bucket were risk factors of bacteriological water quality of dug well

    Hubungan Kondisi Lingkungan terhadap Kejadian Ispa pada Balita Keluarga Pembuat Gula Aren

    Full text link
    Desa Pandanarum dan Beji merupakan desa pusat pembuatan gula aren de-ngan jumlah Balita penderita ISPA terbanyak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kondisi lingkungan fisik rumah terhadap kejadian ISPA pada Balita di keluarga pembuat gula aren. Jenis penelitiannya ini adalah explanatory research dengan rancangan belah lintang, dengan populasi semua Balita sejumlah 141. Sampel sejumlah 56 diperoleh menggunakan teknik acak proporsional. Analisis dilakukan dengan menggunakan statistik uji chi kuadrat dengan derajat kemaknaan. Dari hasil penelitian diketahui ada hubungan antara pencahayaan alami kamar Balita, pencahayaan alami ruang keluarga, luas ventilasi kamar Balita, luas ventilasi ruang keluarga, Ã lantai, lubang asap dapur, Ã kepadatan penghuni rumah dan kepadatan penghuni kamar Balita dengan kejadian ISPA pada Balita. Tidak ada hubungan antara dinding, Ã atap, letak dapur, luas dapur dengan kejadian ISPA pada Balita di keluarga pembuat gula aren Desa Pandanarum dan Desa Beji Kecamatan Pandanarum.Ã AbstractPandanarum and Beji Village are palm sugar production centers with the largest number of infants with respiratory infection. The purpose of this study was to determine the relationship between physical condition of the home environment on the incidence of ARI in children under five years of palm sugar maker families. This type of research is explanatory with cross sectional design, with a population of all children under five years amount of 141. A number of 56 samples were taken using proportional random sampling techniques. Data is analyzed using chi square with significance level. Survey results revealed no relationship between natural lighting toddler rooms, natural lighting family room, spacious room ventilated infants, spacious family room ventilation, flooring, kitchen chimney, the density of occupants, occupant density toddler rooms, with the incidence of ARI in infants. There is no connection between the wall, roof, kitchen layout, spacious kitchen with the incidence of ARI in young children in a family of palm sugar maker Pandanarum Village and Village District Pandanarum Beji.Keywords:Ã Conditions physical environment house; Genesis ari; Toddlers; Families palm sugar make

    Pengembangan Wana Wisata Watu Sumong sebagai Kawasan Ekowisata Berbasis Pohon Aren dan Pemberdayaan Masyarakat secara Berkelanjutan di Desa Peron, Limbangan, Kendal

    Get PDF
    Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memperdalam pengertian, penghayatan, dan pengalaman mahasiswa tentang cara berfikir dan bekerja interdisipliner pada lintas sektoral yaitu bidang ilmu Kesehatan Masyarakat, Hukum dan Akuntansi Manajemen, kegunaan hasil pendidikan dan penelitian bagi pembangunan pada umumnya dan pembangunan daerah pedesaan khususnya Desa Peron dalam membudidayakan pohon aren dalam fungsi konservasi dan pemberdayaan hasil pengolahan aren sebagai fungsi produksi, bagi perguruan tinggi dapat mengembangkan IPTEKS yang lebih bermanfaat dalam pengelolaan dan penyelesaian berbagai masalah pembangunan. Masalah utama yang ada di Desa Peron adalah petani aren dalam pemasaran hasil masih tergantung dengan tengkulak, kurangnya diversifikasi dari aren menjadi produk-produk yang lain, pengemasan hasil diversifikasi olahan aren kurang menarik konsumen, pemanfaatan ijuk, akar dan daun dari pohon aren yang tidak maksimal, potensi Wisata Watu Sumong yang belum dieksplorasi secara optimal serta kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pengolahan limbah aren. Hasil dari kegiatan KKN PPM meliputi Program pengemasan gula aren dilaksanakan dengan 3 variasi bentuk pengemasan yaitu Gula aren cetak, Gula Semut dan Sirup Aren dengan label “Arenku” dan sedang dalam proses permintaan no PIRT. Program pemasaran gula aren telah terlaksana yaitu dengan memasarkan produk gula aren berupa gula semut aren, gula cetak dan sirup aren di beberapa tempat yaitu di KPRI Handayani, UNSEC UNNES, dan Sekatul. Kegiatan Pengenalan Watu Sumong telah dilaksanakan dan mendapat apresiasi positif dari Bupati Kendal dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kendal dan akan dikembangkan menjadi Desa Wisata. Pengenalan juga dilaksanakan pada saat Peron Expo dengan menampilkan Video dan Pemasangan papan sejarah Watu Sumong dan Denah Lokasi Wisata di Desa Peron. Pengembangan desa Wisata akan dilanjutkan oleh Kelompok sadar wisata “Wikir Sari”. Program pembuatan Blog telah dilaksanakan dan diikuti oleh karang taruna Desa Peron. Blog saat ini dikelola oleh kepengurusan yang telah dibentuk. Alamat blog adalah www.ekowisataperon.com. Pelatihan membuat MoU dilaksanakan dengan sasaran perangkat desa, Kelompok sadar wisata dan Kelompok Usaha Bersama
    corecore