1 research outputs found
PENGARUH PAPARAN INHALASI PUPUK NANOSILIKA DOSIS BERTINGKAT TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI ORGAN HEPAR TIKUS WISTAR JANTAN
Latar belakang: Penggunaan pupuk nanosilika koloid secara luas menyebabkan
rumah tangga pertanian Indonesia berisiko terpapar lewat jalur semprot. Pada
penelitian sebelumnya, inhalasi nanosilika dapat menyebabkan masalah organ
paru dan hepar karena dapat berpindah ke sirkulasi sistemik. Untuk itu, efek
toksisitas pupuk nanosilika secara inhalasi penting untuk diuji pada organ hepar
pada hewan coba.
Tujuan: Mengamati pengaruh paparan inhalasi pupuk nanosilika koloid terhadap
gambaran histopatologi hepar pada tikus Wistar jantan.
Metode: Penelitian menggunakan desain Post Test Only Control Group dengan
sampel 24 tikus Wistar yang dibagi dalam 4 kelompok yaitu K diberi inhalasi
aquades, kelompok perlakuan diberi inhalasi pupuk nanosilika dengan dosis P1 7
ml/L, P2 35 ml/L, dan P3 175 ml/L. Semua kelompok diberi inhalasi 2 kali sehari
selama 14 hari. Preparat organ hepar diamati dibawah mikroskop cahaya, jumlah
hepatosit degenerasi/nekrosis (sel/LP) dan derajat infiltrasi sel inflamasi porta
dinyatakan dengan modified Knodell score.1 Data dianalisis dengan uji Kruskall-
Wallis dan dilanjutkan dengan Mann-Whitney.
Hasil: Jumlah hepatosit degenerasi/nekrosis memiliki perbedaan bermakna
(p=0,017) antara K [0,00(0,00-0,00)] dengan P1 [3,90(0,00-20,20)] dan P2
[1,70(0,80-8,20)], namun tidak bermakna pada P3 [1,30(0,00-5,60)] dan antar
kelompok lainnya. Derajat infiltrasi sel inflamasi memiliki perbedaan bermakna
(p=0,000). Derajat inflamasi terberat terdapat pada kelompok P2 (23.3% berat)
dan teringan pada kelompok kontrol (100% ringan)
Kesimpulan: Paparan inhalasi pupuk nanosilika pada tikus Wistar jantan dapat
menyebabkan degenerasi/nekrosis pada hepatosit dan infiltrasi sel inflamasi
periporta yang signifikan secara statistik.
Kata kunci: Nanosilika, Inhalasi, Hepar, Tikus Wistar, Histopatologi, Dosis,
Konsentras