3 research outputs found

    Mengatur Kualitas Guru melalui Program Guru Penggerak

    Full text link
    Artikel ini membahas tentang meningkatkan kualitas guru melalui program guru penggerak. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, melalui kajian telaah pustaka, penggunaan buku dan jurnal yang berkaitan dengan artikel ini, sehingga melalui artikel ini diharapkan dapat menumbuhkan minat guru untuk mengikuti program guru penggerak. Di era Industri 4.0, guru harus mampu berkembang dengan mengembangkan keterampilan pendidikan sehingga dapat mengajar dan mengajar siswa untuk memanfaatkan keterampilan berpikir mereka dengan lebih baik. Empat Standar kompetensi guru penggerak adalah; (1) Kompetensi pedagogik; (2) Kompetensi kepribadian; (3) Kompetensi profesional; (4) Kompetensi sosial. Guru Penggerak adalah pemimpin pembelajaran yang mampu menerapkan kemerdekaan dalam belajar dan ikut serta menggerakkan ekosistem dunia pendidikan untuk mewujudkan pendidikan yang berpusat pada peserta didik. Melalui program guru penggerak, dibekali berbagai pelatihan dan lokarya yang tentunya akan dapat meningkatkan kualitas guru di Indonesia. Dengan demikian guru dapat menerapkan merdeka belajar yang dapat menciptakan pembejaran yang perpusat pada peserta didik, sehingga dapat menghasilkan siswa yang tidak hanya lulusan yang cerdas secara akademik tetapi juga akan memiliki karakter yang luhur sesuai dengan nilai-nilai Pancasila

    Energy supplements for leucaena

    No full text
    Leucaena can be fed as the sole diet to fattening cattle without nutritional problems and it will promote high liveweight gains. The high crude protein concentration in leucaena suggests that energy supplements, which are readily fermented in the rumen, could be used to capture the excess rumen degradable protein and provide more microbial protein and metabolizable energy to the animal, further increasing liveweight gain or milk production. This approach has been tested in grazing cattle and also in cut-and-carry systems in Australia and Indonesia. In both systems, production (liveweight gain or milk production) increased with the addition of supplements containing large amounts of fermentable meta- bolizable energy. The substitution of the basal diet (leucaena or leucaena mixed with grass or crop residues) by the supplement also means that more animals can be carried in the system for a set amount or area of leucaena. The same principles would apply to any tree legume-based system. Energy supplements can come in many forms, viz. fermentable starch (cereal grains and cassava), sugars (molasses), pectins (soybean hulls and pulps) and fibre (rice bran, cassava bagasse), but they have not been compared for their efficacy nor for their economic benefit, if any, in these systems
    corecore