17 research outputs found

    Studi Tentang Evaluasi Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Di Tingkat Desa Di Kabupaten Sigi Tahun 2014-2015

    Full text link
    The purpose of this study are: to know and analyze the percentages proposed program development plan proposed since musrenbangdes until musrenbang SKPD in Sigi, the cost spent on planning forums at village and sub-district to produce the proposed development program in Sigi, and allocation of funds with no accommodation of the proposed development program at the village level in Sigi years 2014-2015. The results of this study are: the percentage of the proposed program development plan proposed by each of the selected villages in each district an average of 6% -14% only the plans that can be implemented, the allocation of funds for planning forums at village and sub-district levels vary, not at par between one village to village, and when referring to the allocation of funds musrenbangdes their respective villages in three districts, that the proposed development program is set to the value of funds on average between one village to another village

    Penggunaan Pewarna Alami Daun Sirih Gading pada Kombinasi Batik Tulis dan Teknik Jumputan

    Full text link
    Penggunaan batik pewarna alami tidak merusak lingkunagan dan bahan yang digunakan mudah diadapatkan. Salah satunya pewarnaan batik alami menggunakan daun sirih gading, daun sirih gading tumbuh dengan subur dan merambat, daunya lebat dan lebarnya mencapai 30 cm. Pengembangan dalam bidang batik perlu dilakukan yaitu bertujuan untuk menambah variasi batik yang sudah ada serta sebagai salah satu cara melestarikan batik. Kurangnya minat pembatik menggunakan pewarna alami juga menjadi salah satu alasan judul ini diambil. Metode yang digunakan yaitu eksperimen skala kecil. Proses kombinasi batik tulis dan teknik jumputan yaitu kain digambar kemudian pola gambar pada kain dicanting menggunakan lilin panas, setelah itu kain dijumput dengan pola yang telah ditentukan. Proses pewarnaan daun sirih gading dilakukan dengan cara dicelup sebanyak 5x dan difiksasi menggunakan tunjung. Proses terakhir ialah menghilangkan lilin. Hasil yang diperoleh dalam eksprerimen yang telah dilakukan ialah warna daun sirih gading dalam kombinasi batik tulis dan teknik jumputan yaitu hijau keabu-abuan

    Uji Coba Penggunaan Daun Sirih Gading sebagai Bahan Pewarna Alami pada Kain Katun

    Full text link
    Tahap pengolahan daun sirih gading sebagai pewarna alami pada kain katun dilakukan dengan cara: (1) menyiapkan alat dan bahan; (2) membuat pewarna daun sirih gading dengan cara direbus dan diblender; (3) uji coba pencelupan pewarna; (4) menyiapkan alat dan bahan fiksasi; (5) proses fiksasi dicelup; (6) uji coba pencelupan kain katun pada air panas (direbus). Proses pengolahan ekstraksi membutuhkan  500 gram daun sirih gading. Ekstraksi direbus, daun sirih gading ditambahkan lima liter air yang kemudian disusutkan menjadi 2,5 liter. Sedangkan pada proses diblender daun sirih gading ditambakan air sehingga menghasilkan ekstraksi sebanyak 2,5 liter. Kain katun yang digunakan pada uji coba diproses terlebih dahulu, yaitu dengan cara mordanting. Mordanting dilakukan untuk menghilangkan kanji pada kain sehingga penyerapan warna lebih maksimal. Proses pewarnaan dilakukan pencelupan sebanyak 5x, 10x dan 12x dengan menggunakan fiksasi tawas, kapur dan tunjung. Banyaknya fiksasi dilakukan sebanyak satu kali hingga dua kali pada masing-masing uji coba. Jumlah fiksasi yang dibutuhkan untuk satu liter air  yaitu 50 gram untuk tunjung dan kapur, serta 70 gram untuk tawas. Diketahui bahwa hasil uji coba sirih gading dengan proses direbus menghasilkan warna abu-abu, dan hasil dari uji coba penggunaan daun sirih gading diblender menghasilkan warna hijau mengarah pada warna abu-abu. Pencelupan sebanyak 12x menghasilkan warna yang lebih pekat di banding dengan pencelupan sebanyak 10x dan 5x. Pencelupan dengan fiksasi tunjung menghasilkan warna lebih gelap (pekat) dibanding tawas dan kapur. Penggunaan fiksasi tawas menghasilkan warna serupa dengan warna sebelum dilakukan fiksasi. Sedangkan penggunaan fiksasi kapur menghasilkan warna lebih muda (terang).   Kata kunci: pewarna alami, sirih gading, ekstraksi

    Penentuan Umur Ekonomis Dump Truck HD 785-7 dengan Menggunakan Metoda Biaya Tahunan Rata-rata pada PT. Semen Padang

    Get PDF
    PT Semen Padang, a cement company, has equipment high investment and high operating costs, especially in raw material provision limestone, silica, clay and their distribution. The object of this research is dump truck HD 785-7 as a vehicle of raw material operated by PT. Semen Padang. According to accumulative data from July to December 2012 any failure to this vehicle will obstruct operation and cost as much as Rp.700.000.000,- . The purpose of this research is to determine economic life of dump truck HD 785-7 by using average annual cost method. This research conducted by machine specification, investment value of dump truck, fuel USAge data, lubricants USAge data, spare part replacement data, operational time data, dump truck service data.Based on all data, we can figure outeconomic life of dump truck HD 785-7 by using average annual cost method. After calculation process and analysing data, we concluded that economic life of dump truck HD 785-7 was 4 years, from 2011 as the purchasing year to 2014. Therefore, at the fourth year, PT. Semen Padang has 2 options: replacing the truck or do the maintenance

    Kajian Susut Beton Pada Struktur Beton Bertulang Yang Cepat Bongkar Perancah Studi Kasus Gedung Ict Center Universitas Diponegoro

    Full text link
    Pembongkaran bekisting biasanya dilakukan setelah beton berumur 14 hingga 28 hari, namun pada Gedung ICT Center Universitas Diponegoro bekisting sudah dibongkar pada saat beton berumur 7 hari. Pada saat pembongkaran tidak terjadi keretakan, tetapi setelah beberapa waktu balok tersebut mengalami keretakan. Keretakan terjadi ketika hanya ada berat sendiri dan beban hidup belum bekerja. Belum diketahui penyebab keretakan yang terjadi sehingga dilakukan kajian apakah rangkak atau susut yang menjadi faktor penyebab timbulnya retakan yang terjadi. Kajian susut beton bertulang ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah penyebab keretakan pada balok beton diakibatkan oleh susut beton atau faktor penyebab keretakan lainnya.Metode kajian dilakukan dengan menganalisis keadaan serta kondisi balok dan pelat pada gedung ICT Center dengan pembebanan berupa beban mati yang bekerja seperti beton cair yang belum mengeras, bekisting, dan perancah yang dimodelkan dalam 2 kondisi. Analisis dengan menggunakan program SAP2000 digunakan untuk menghitung regangan tarik akibat momen dan regangan susut yang tidak memperhitungkan pengaruh pengekangan tulangan akibat bongkar perancah pada usia beton baru mencapai 7 hari. Beton yang ditinjau adalah beton yang berumur 7, 14, 21, dan 28 hari pada daerah balok induk, balok anak, dan pelat lantai.Hasil analisis menunjukkan bahwa regangan saat bekisting dilepas yaitu umur 7 hari sampai dengan 28 hari, nilai dari regangan tarik di tepi semakin mengecil untuk umur beton yang bertambah. Hasil perhitungan regangan akibat susut menunjukan bahwa beton mengalami regangan susut pada saat 1 hingga 3 minggu setelah bekisting dilepas dan nilai regangan susut semakin kecil pada saat ditinjau terhadap beton umur 28 hari. Penjumlahan aljabar regangan tarik akibat momen dengan regangan akibat susut yang menghasilkan regangan total dibandingkan dengan batas crack. Didapatkan bahwa regangan total dari balok induk, balok anak 1, balok anak 2, dan pelat yang ditinjau pada kondisi 1 maupun kondisi 2 bernilai kurang dari batas crack, sehingga dapat disimpulkan bahwa beton tidak mengalami keretakan yang disebabkan oleh faktor susut pada beto

    Pemanfaatan Pekarangan untuk Peningkatan Ketahanan Pangan di Desa Akar Akar Kabupaten Lombok Utara

    Get PDF
    Pandemi Covid 19 yang terjadi di seluruh dunia berdampak pada berbagai aspek kehidupan yang sering dibutuhkan oleh masyarakat dunia, salah satunya adalah ketahanan pangan yang terjadi di Indonesia yang menjadi suatu hal yang sangat di antisipasi oleh warga, khusus nya yang berada disekitaran daerah atau lahan yang relatif kering yang membuat warga yang bertempat tinggal di daerah tersebut kesusahan untuk mencukupi kebutuhan pokok nya, seperti sayuran dan juga buah buahan yang termasuk dalam konsumsi pokok bagi warga, upaya untuk mengatasi hal tersebut yaitu dengan cara berbagi ilmu beserta pengalaman dengan para warga seperti metode penanaman dan juga cara ataupun terobosan baru lainya, salah satunya adalah metode penanaman hidroponik dengan menggunakan styrofoam sebagai media untuk penanaman tumbuhan sayuran dan lain lain, metode hidroponik ini sebenarnya banyak macam nya hanya saja dengan menggunakan media styrofoam ini diharapkan hal ini tidak banyak menguras biaya dan tentunya mudah untuk dipahami oleh warga ataupun masyarakat yang masih awam terhadap metode ini, terlebih lagi mulai dari bahan yang digunakan relatif mudah untuk didapatkan, dan juga hal ini bertujuan untuk tata cara menjadi peluang usaha baru bagi para warga dimana di masa pandemi seperti ini hampir sebagian pekerja mengalami PHK dan masyarakat lainya kehilangan pekerjaan sehari harinya

    Keanekaragaman Jenis Felidae Menggunakan Camera Trap Di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan

    Full text link
    Taman Nasional Bukit Barisan Selatan Lampung bekerjasama dengan Wildlife Conservation Society Indonesia Program (WCS-IP) melakukan pengamatan tahunan secara rutin mamalia terestrial seperti jenis Felidae menggunakan camera trap, yang berlokasi di Resort Pemerihan-Way Haru. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi karakteristik habitat, menganalisis keanekaragaman jenis dan kelimpahan relatif jenis Felidae di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Teknik pengambilan data dilakukan melalui analisis vegetasi dan metode tangkap – tangkap kembali menggunakan kamera jebak dengan jumlah hari aktif 1.411 hari dengan jumlah foto 42.334. Indeks nilai penting yang mendominasi habitat Felidae vegetasi pada tingkat tumbuhan bawah adalah Etlingera sp. (INP=11.23), tingkat semai dan pancang adalah Mallotus miquelianus (INP=15.03 dan INP=17.51), tingkat tiang Dillenia excelsa (INP=37.53) dan tingkat pohon Dracontomelon dao (INP=14.89). Jenis satwa Felidae yang berhasil terekam melalui camera trap adalah jenis Kucing Batu (Pardofelis marmorata) (IKR=0.14; n=2) dan Kucing Hutan (Prionailurus bengalensis) (IKR=0.14; n=2)
    corecore