6 research outputs found

    Powtoon: a Digital Medium to Optimize Students' Cultural Presentation in ELT Classroom

    Full text link
    Facing industrial revolution 4.0 requires university students to provide themselves with a skill that they can use to compete with machines or computers. One of the skills is negotiation which involves mastering language, especially English as a means of International communication. However, learning English as a foreign language is not as easy as it seems. The students need to use a proper learning media which match their characteristics as digital native and motivate them in learning English such as multimedia. By using multimedia, the students will not only learn about language but also the skill about how to use the media or a computer to come up with industrial revolution 4.0. Thus, the researchers who are English lecturers aimed to encourage students in Universitas Teknokrat Indonesia (UTI) to use more web-based medium as a medium in learning English in a class, exclusively Powtoon. This research used a qualitative method since it disclosed how UTI students use Powtoon in a class and what their opinion toward Powtoon for learning English. During the research, the students used Powtoon in a class as a presentation medium for a half-semester because after mid-test they were divided into 13 groups to present the topics given by the lecturer. For each meeting, there were 2-3 groups presentation. At the end of the semester, the students were given questionnaire related to multimedia usage and responded that they felt motivated in learning English by using technology especially Powtoon. As a result, using a web-based medium in learning English can increase not only student's ability to language but also technology

    Penerapan Sistem Pembelajaran dalam Jaringan Berbasis Web pada Madrasah Aliyah Negeri 1 Pesawaran

    Full text link
    Proses pembelajaran di era revolusi industri 4.0 harus bisa beradaptasi pada kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dikarenakan pendidik dan peserta didik harus bisa menjadi digital native. Institusi pendidikan dari tingkat taman kanak-kanak hingga universitas kini sudah banyak yang menerapkan pembelajaran dalam jaringan atau lebih dikenal sebagai E-Learning. E-Learning merupakan metode pembelajaran yang menggunakan aplikasi atau teknologi informasi, yang mana teknologi utamanya adalah teknologi komputer, multimedia, dan teknologi komunikasi modern lainnya. Berdasarkan kebutuhan tersebut maka PkM penerapan aplikasi E-Learning pada MAN 1 Pesawaran sangat penting untuk dilaksanakan, karena sekolah tersebut belum memanfaatkan teknologi komputer secara maksimal, terlebih dimasa pandemi covid 19 ini yang mengharuskan guru dan siswa melakukan proses belajar mengajar dirumah menggunakan media aplikasi Whatsapp. Proses belajar mengajar menggunakan aplikasi Whatsapp yang dilakukan oleh guru dan siswa menyebabkan Kepala Sekolah tidak dapat mengontrol kesesuaian materi yang diberikan dengan kurikulum yang sudah ditentukan oleh pemerintah, selain itu menyulitkan guru dalam mengontrol kehadiran dan mengevaluasi nilai tugas siswa. Aplikasi E-Learning pada Program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) ini dibangun menggunakan perangkat lunak Modular Object Oriented Dinamic Learning Environment (Moodle). Moodle adalah perangkat lunak berbasis Web yang memberikan layanan pembelajaran online. Berdasarkan hasil kuesioner yang diisi oleh 45 guru dan 30 siswa, dapat disimpulkan bahwa aplikasi E-Learning ini membantu guru dan siswa dalam melaksanakan proses belajar mengajar di MAN 1 Pesawaran

    Undergraduate Students' Views on the Use of Online Learning Platform During COVID-19 Pandemic

    Full text link
    Technology-based online learning platforms have supported and helped Indonesian students to succeed the online learning education amid the novel coronavirus. They are allowed to access learning materials, learning activities, and learning practice for free. The purpose of this paper is to investigate the students' paradigms on how effective is online learning platforms for their learning process. A qualitative method in form of a case study design was applied to this present study which had a hundred and eighty-five undergraduate students as the subjects. A questionnaire consisting of twenty-five statements was distributed to them through Google Forms. A follow-up interview via WhatsApp video calls was also conducted with the forty students who were chosen randomly to strengthen the findings. The results of this study show that most students agreed that the online learning platform might provide some beneficial effects for them. They mentioned that online activities through this platform were easily followed and challenge them to strive for keeping their balance motivation and interest to accomplish the online learning process. They were comfortable communicating and interacting with classmates and lecturers electronically. Besides, they might also be able to manage their study time and self-disciplined. Therefore, an online learning platform is considered to be a beneficial tool to support online learning environments

    Pkm Peningkatan Pemahaman Guru Mengenai Penelitian Tindakan Kelas dan Kualitatif di Man 1 Pesawaran

    Full text link
    Covid-19 yang mewabah dewasa ini membuat pemangku kebijakan mengeluarkan beberapa peraturan, khususnya dalam dunia pendidikan, untuk mengubah proses belajar mengajar menjadi dalam jaringan (daring) yang pada awalnya dilaksanakan secara tatap muka. Hal ini juga membuat guru-guru harus menggunakan media atau teknologi atau aplikasi untuk menunjang kegiatan daring tersebut. Selanjutnya, penggunaan ini tidaklah mudah dan menimbulkan hal pro dan kontra sehingga guru-guru hendaknya juga dapat melakukan penelitian seperti penelitian tindakan kelas (PTK) dan penelitian kualitatif. Kedua penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi proses belajar mengajar yang dilakukan di kelas dan meningkatkannya sehingga pembelajaran daring dapat dilaksanakan dengan baik. Metode pengabdian ini menggunakan ceramah untuk menyampaikan materi penelitain keada guru-guru MAN 1 Pesawaran, Lampung Selatan. Selain ceramah, tim pengabdian juga memberikan angket pre-test dan post-test untuk mengukur rata-rata pemahaman guru-guru sebelum dan sesudah dilaksanakan kegiatan pengabdian. Angket tersebut diukur menggunakan Likert Scale dari rentang 1-4 (Sangat Tidak Setuju-Sangat Setuju) dan didapat peningkatan hasil pemahaman dengan nilai rata-rata dari 22, 76 menjadi  38,09. Pada akhirnya, dengan adanya peningkatan pemahaman tersebut, guru-guru dapat melakukan PTK dan kualitatif dikelas dimana kedua penelitian tersebut sangat aplikatif, dapat dilaksanakan dikelas, dan bisa menjadikan bahan evaluasi khususnya selama proses pembelajaran daring
    corecore