5 research outputs found

    Hubungan Karakteristik Internal Petani Dengan Keberhasilan Pertumbuhan Cempaka (Michelia Champaca L.) Di Demplot Hutan Rakyat (Correlation Between Internal Characteristics of Farmer with the Success of Cempaka Growth (Michelia Champaca L.) on Private Forest Demonstration Plot)

    Full text link
    Most of the establishment of community forests fail due to lack of understanding about the characteristics of farmers. Effort to conserve cempaka (Michelia champaca L.) could be done through development of cempaka private forest. This research aimed to study correlation between internal characteristics of farmers (knowledge, attitude and behavior) with growth performance of cempaka on a private forest demonstration plot. Cempaka private forest was established in two phases (2012 and 2013), involved 36 farmers. Data was collected by structured interview with farmers and measurement of cempaka growth. Data were analyzed using Pearson Correlation Test. The result showed that there was a significant correlation between internal characteristics of farmers with growth performance of cempaka. Positive correlation was shown between attitude and behavior with the successfull of cempaka growth. The strongest correlation was shown by behavioral characteristic, as high growth performance of cempaka was strongly influenced by farmer's activity in plant maintenance. Distinctive farmer characteristics require different approaches farmers empowerment. Training in cultivation technique and economical aspect of cempaka should be provided to farmer with characeristics: good knowledge, good attitude, fair behavior. In contrary, land optimalization and strengthening farmers' institution to anticipate larger timber market should be conducted to farmer with characteristics: poor knowledge, good attitude, good behavior. This results could be applied for farmer empowerment at Ginanjar Village in the future

    Inventarisasi Jenis Tanaman Penghasil Hasil Hutan Bukan Kayu di Hutan Nagari Paru, Sijunjung, Sumatera Barat

    Full text link
    Hutan memainkan peranan penting dalam memenuhi kebutuhan masyarakat yang berada di sekitarnya, terutama dalam menyediakan hasil hutan bukan kayu (HHBK). HHBK umumnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan sendiri (subsistence) dan menambah pendapatan rumah tangga. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis tanaman yang menghasilkan HHBK di Hutan Nagari Paru di Kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat. Pengambilan data dilakukan melalui survei lapangan dengan menggunakan 98 plot berukuran 0,1 ha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Nagari Paru memanfaatkan berbagai jenis HHBK dari generasi ke generasi sebagai sumber makanan, obat-obatan, kerajinan tangan, pewarna, resin, bangunan, ritual adat, dan keperluan lainnya. Hutan Nagari Paru terjaga dengan kearifan lokal dan hukum adat yang kuat, sehingga memiliki keanekaragaman jenis tanaman penghasil HHBK yang tinggi dengan total 98 jenis. Namun, perlu dicatat bahwa metode pemanfaatan ekstraktif tanpa pembatasan jumlah HHBK yang diambil akan menyebabkan berkurangnya ketersediaan HHBK di masa depan. Oleh karena itu, perlu adanya pengaturan volume HHBK yang dapat pembudidayaan tanaman penghasil HHBK yang bernilai tinggi di lahan masyarakat. Dengan demikian, pelestarian hutan lindung dan ketersediaan HHBK diharapkan dapat dipertahankan dan kesejahteraan masyarakat dapat meningkat

    Conservation Species of NTFPs Through Agroforestry for Community Livelihoods in Sikka, East Nusa Tenggara

    Full text link
    Conservation and development of non-timber forest product (NTFPs) commodities in East Nusa Tenggara (NTT) are urgently needed. NTFPs are a source of livelihood for the rural communities around the forest areas. NTFPs development around the forest areas is needed as a means to create livelihoods and reduce poverty. The management strategy for forest areas based on integrating conservation and community welfare improvement is needed. The research aims to determine the NTFPs potency in Sikka Regency and the socio-economic conditions of NTFP farmers and to initiate the conservation and development of NTFPs based on the agroforestry approach. The research was conducted through literature review, secondary and primary data collection through surveys, interviews and field observations. The results of the study showed that tamarind (Tamarindus indica L.), candlenut (Aleurites moluccana (L) Willd.), areca nut (Areca cathecu L.), and betel (Piper betle L.) is the major of NTFP commodities in Sikka district. The socio-economic conditions of NTFP farmers on surrounding farmer are not prosperous yet, and highly depend on the sustainability of NTFP production. Community initiatives to conserve and regenerate NTFPs through agroforestry need to be improved, especially in improving the rate of plant growth. Technical assistance to increase community capacity in conservation and development of NTFPs around forest areas and private land is still needed

    Hubungan Karakteristik Internal Petani Dengan Keberhasilan Pertumbuhan Cempaka (Michelia Champaca L.) Di Demplot Hutan Rakyat (Correlation Between Internal Characteristics of Farmer with the Success of Cempaka Growth (Michelia Champaca L.) on Private Forest Demonstration Plot)

    Full text link
    Pembangunan hutan rakyat sering mengalami kegagalan akibat kurangnya pemahaman tentang karakteritik kehidupan petani. Salah satu upaya melestarikan cempaka (Michelia champaca L.) dapat dilakukan dengan pola hutan rakyat. Tujuan penelitian adalah untuk mempelajari hubungan antara karakteristik internal petani (pengetahuan, sikap dan perilaku) dengan keberhasilan tumbuh cempaka. Pembangunan hutan rakyat cempaka dilakukan dua Fase yaitu 2012 dan 2013, dengan melibatkan total 36 petani. Penelitian dilakukan melalui wawancara terstruktur responden (petani) dan pengukuran pertumbuhan tanaman cempaka. Analisis dilakukan dengan uji korelasi Pearson. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang nyata antara karakteristik internal petani (pengetahuan, sikap dan perilaku) dengan keberhasilan tumbuh cempaka. Hubungan positif ditunjukkan oleh sikap dan perilaku, dimana semakin baik sikap dan perilaku, maka semakin tinggi keberhasilan tumbuh cempaka. Hubungan yang paling kuat ditunjukkan oleh karakteristik perilaku, dimana keberhasilan pertumbuhan cempaka sangat dipengaruhi oleh aktifitas petani dalam pemeliharaan tanaman. Perbedaan hubungan karakteristik petani terhadap keberhasilan tumbuh cempaka membutuhkan pembinaan yang berbeda untuk meningkatkan keberhasilan penanaman. Pembinaan petani dengan karakteristik pengetahuan baik, sikap baik dan perilaku sedang dapat dilakukan dengan meningkatkan pengetahuan teknik budidaya dan keekonomian cempaka. Sebaliknya pembinaan petani dengan karakteristik pengetahuan kurang, sikap baik dan perilaku baik dapat dilakukan dengan optimalisasi lahan dan penguatan kelembagaan petani. Hasil penelitian ini selanjutnya dapat menjadi acuan pembinaan petani cempaka di Desa Ginanjar pada masa datang
    corecore