3 research outputs found

    MEDIA SKENARIO SEJARAH UNTUK MENCIPTAKAN PEMBELAJARAN SEJARAH YANG MENYENANGKAN

    Get PDF
    Sejak dahulu hingga sekarang, sejarah memang menjadi salah satu kajian ilmu yang diajarkan di sekolah-sekolah maupun universitas-universitas di dunia. Di Indonesia, pembelajaran sejarah sudah mulai diajarkan sejak SD. Tentu bukan tanpa sebuah alasan mengapa pembelajaran sejarah diberikan utamanya di sekolah-sekolah. Melihat bahwa sejarah adalah sebuah peristiwa kompleks yang terjadi secara kontinuitas, menjadikan kita tahu bahwa menjadi penting belajar sejarah terlebih dahulu sebelum melakukan sesuatu. Seiring dengan perkembangan zaman, sejarah juga semakin menunjukkan eksistensi dan urgensinya di Indonesia. Terlebih ketika Pemerintah RI saat ini mencanangkan 9 agenda utama untuk Indonesia yang diberi nama Nawa Cita. Dalam Nawa Cita tersebut, satu dari sembilan poinnya adalah terdapat keinginan Jokowi melakukan revolusi mental dengan kebijakan penataan kurikulum pendidikan nasional yang memproporsionalkan pengajaran sejarah. Namun nampaknya, apa yang ada di lapangan justru berbeda dari apa yang seharusnya terjadi.Banyak sekali kekurangan-kekurangan yang masih harus dibenahi dalam pembelajaran sejarah. Mulai dari strategi pedagogis yang digunakan hingga kurikulum sejarah itu sendiri. Pembelajaran sejarah menjadi sebuah pembelajaran yang membosankan, monoton, hanya berkutat pada hal-hal yang sifatnya faktual. Sehingga, menyebabkan siswa mengagnggap pembelajaran sejarah tidak menyenangkan.Melihat realita tersebut, tentu kita semua akan berpikir bahwa mengembalikan pembelajaran sejarah pada semestinya adalah hal yang sangat perlu dilakukan. Jika pembelajaran sejarah tersebut terus-terusan diajarkan secara deskriptif, hanya berkutat pada tokoh dan kapan terjadinya suatu peristiwa, maka lambat laun akan muncul pertanyaan dibenak siswa “mengapa saya harus belajar sejarah?”. Berangkat dari situ, diciptakan lah media pembelajaran sejarah baru yang diberi nama “Skenario Sejarah”. Media pembelajaran ini memanfaatkan keberulangan pola sejarah yang ada untuk melihat peristiwa sejarah yang lain, yang dikemas menggunakan teoeri Kontekstual Piaget. Tujuannya, untuk menciptakan pembelajaran sejarah yang menyenangkan menurut teori pembelajaran menyenangkan milik Indrawati dan Wawan. Subjek penelitiannya adalah siswa XI IPA 1 MA Islamiyah Ujungpangkah Gresik, dengan pengambilan datanya melalui kuisioner dan lembar observasi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah serangkaian proses penelitian dilakukan, mulai dari pengenalan Media Skenario Sejarah hingga praktiknya, pembelajaran sejarah di kelas XI IPA 1 MA Islamiyah Ujungpangkah Gresik yang semula tidak menyenangkan menjadi menyenangkan. Yang mana, indikatornya adalah adanya situasi belajar yang rileks, menarik, keterlibatan penuh siswa terhadap pembelajaran, serta perhatian siswa sepenuhnya tercurah pada pembelajaran.Kata Kunci: Media Skenario Sejarah, sejarah, pembelajaran yang menyenangkan

    Systematic Review With Meta-Analysis Of Obesity As Risk Factor Of Covid-19 Related Mortality

    Get PDF
    A person with obesity has a high risk of getting a severe complication of COVID-19. This is related to the increasing of chronic illness cases caused by obesity. Obesity itself has been known to take part in the disruption of the human immune system. A person with obesity will be more susceptible to the infection and is suspected to be one of the risk factors that cause death in COVID-19. This study used observational analysis with a systematic review method and continued with Meta-Analysis. This study has been held at the Public Health Department of Faculty of Medicine, Universitas Airlangga, Surabaya, in July 2020. The data sources of this study come from online literature, such as published journals that match our inclusion criteria. The inclusion criteria for this study were journals that study the relation of obesity and mortality in COVID-19 cases, journals with a cross-sectional design, journals that used samples age >18 y.o., and journals that used BMI as the obesity classification. Five journals matched our criteria and were analyzed in this study. Four of 5 journals show that there is a relationship between obesity and mortality of COVID-19. There are 2133 subjects with COVID-19, and 361 of them have obesity. There are 1861 subjects with COVID-19 who are not dead; 1567 of them don’t have obesity. An analytic study with a random effect model shows that obesity is the risk factor of mortality in COVID-19 cases (OR = 2.041; 95% CI 1.027-4.058). It also shows that there is a significant relationship between obesity and mortality in COVID-19 cases (p=0.042). Most journals analyzed with a systematic review and meta-analysis in this study show that obesity is the risk factor of mortality in COVID-19 cases

    FAKTOR RESIKO KECACINGAN YANG DISEBABKAN SOIL-TRANSMITTED HELMINTH PADA ANAK USIA SEKOLAH DI SD NEGERI DONO 2 KABUPATEN TULUNGAGUNG

    Get PDF
    Kecacingan merupakan suatu keadaan dimana manusia terinfeksi oleh parasit cacing, salah satunya yaitu yang disebabkan oleh Soil-transmitted Helminth (STH). Kecacingan masih dianggap sebagai Neglected Tropical Disease karena masih mendapatkan perhatian yang rendah walaupun sebenarnya infeksi ini dapat dikendalikan. Sebanyak 1,5 juta penduduk dunia terinfeksi STH. Di Indonesia,kasus infkesi STH pada anak-anak sebesar 31,8%, sedangkan untuk provinsi Jawa Timur sendiri sebensar 7,95%. Beberapa kelompok yang memiliki resiko tinggi terinfeksi STH yaitu anak usia pra-sekolah, anak usia sekolah, wanita usia subur(termasuk wanita hamil pada trimester kedua dan ketiga serta wanita menyusui), dan orang dewasa yang memiliki resiko tinggi terinfeksi yang berhubungan dengan pekerjaannya. Kesehatan individu dan sanitasi lingkungan juga memiliki hubungan yang nyata pada kejadian infeksi STH. Anak usia sekolah merupakan salah satu kelompok dengan resiko tinggi terinfeksi STH. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran faktor resiko kecacingan yang disebabkan Soil-transmitted Helminth pada anak usia sekolah di SD Negeri Dono 2 Kabupaten Tulungagung. Tujuan: Mendapatkan gambaran faktor resiko kecacingan yang disebabkan Soiltransmitted Helminth pada anak usia sekolah di SD Negeri Dono 2Kabupaten Tulungagung. Metode: Penelitian ini merupakan studi deskriptif observasional dengan menggunakan kuesioner dan pengumpulan spesimen tinja pada siswa kelas 1-6 di SD Negeri Dono 2 Kabupaten Tulungagung tahun pelajaran 2018-2019. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan distribusi jenis kelamin terbanyak yaitu pria (53,7%), kelompok usia terbanyak adalah 5-11 tahun (90,7%), tidak ditemukan kejadian kecacingan (0%), kebiasaan mencuci sebelum makan (98,1%) terbanyak menggunakan sabun dan air (72,2%), kebiasaan mencuci setelah bermain (75,9%) terbanyak menggunakan air saja (51,8%), kebiasaan mencuci setelah buang air besar(100%) terbanyak menggunakan sabun dan air (92,6%), sebagian besar anak memiliki kebiasaan bermain di tanah (66,7%), sebagian besar tidak memiliki jamban sehat(61,1%), sebagian besar menggunakan jamban (90,7%), sebagian besar tidak memiliki kebiasaan menggunakan alas kaki (83,8%), sebagian besar memiliki pengetahuan tentang kecacingan yang baik (74,1%), kebiasaan memotong kuku terbanyak adalah ≥1 kali seminggu (64,8%), dan kebersihan kuku terbanyak tergolong buruk (55,6%)
    corecore