20 research outputs found

    Pengaruh Dosis Dan Waktu Aplikasi Pupuk Urea Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Dan Hasil Jagung (Zea Mays, L.) Pioneer 27

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) waktu aplikasi urea yang diberikan secara bertahap dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil jagung hibrida Pioneer 27, (2) dosis pupuk urea yang optimum dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil jagung Pioneer 27, dan (3) interaksi antara dosis dan waktu aplikasi pupuk urea dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil jagung Pioneer 27. Penelitian dilaksanakan dari bulan November 2011 sampai Februari 2012 di Kebun Percobaan Politeknik Negeri Lampung. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan kelompok teracak sempurna (RKTS) dengan dua faktor. Faktor pertama adalah pemberian dosis pupuk urea dengan 4 taraf (100 kg urea/ha (d1), 200 kg urea /ha (d2), 300 kg urea /ha (d3), dan 400 kg urea /ha (d4), sedangkan faktor kedua adalah waktu aplikasi pemberian pupuk urea dengan 3 taraf (2 kali pada 1 MST dan awal berbunga (t1), 3 kali pada 1 MST, 3 MST, dan awal berbunga (t2), dan 4 kali pada 1 MST, 2 MST, 3 MST, dan awal berbunga (t3)). Keragaman diuji dengan uji Bartlett, sifat kemenambahan data diuji dengan uji Tukey, kemudian dilakukan analisis ragam, dan dilanjutkan dengan uji ortogonal dan ortogonal polinomial pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) waktu aplikasi urea yang diberikan secara bertahap hanya dapat meningkatkan tinggi tanaman. Pemberian 3 dan 4 kali lebih baik dibandingkan pemberian 2 kali, (2) pemberian dosis 285 kg urea/ha mampu meningkatkan bobot kering berangkasan, (3) pemberian dosis 100 kg urea/ha dengan aplikasi 2 kali (1 MST dan awal berbunga) sudah meningkatkan hasil jagung sebesar 10,65 t/ha

    Efficacy of atrazine 500 g/l Herbicide against Various Types of Weeds and Its Impact on Maize Plants (Zea mays Linnaeus)

    Get PDF
    Atrazine 500 g/l  is a selective herbicide that can be applied during pre- or post-growth of corn. This study aimed to determine the effective level of dosage in controlling weeds in the corn planting area and its impact on growth and corn yields. The study was conducted at the Experimental Garden of Universitas Lampung, South Lampung, and the Weed Laboratory of the Faculty of Agriculture, Universitas Lampung, from August to November 2022. The study used a Randomized Block Design (RBD) with seven treatments and four replications. The treatment consisted of 5 herbicide doses (Atrazine 500 g/l (500, 750, 1,000, 1,250, and 1,500 g/ha), manual weeding, and control. The results showed that Atrazine 500 g/l  at doses of 750 - 1,500 g/ha effectively controlled the growth of total weeds, broadleaf and grass weeds, Digitaria ciliaris, and Richardia brasiliensis. While at doses of 500–1,500 g/ha, it effectively controlled Eleusine indica, Cleome rutidosperma, and Commelina benghalensis. Those doses did not poison, and did not inhibit growth, and the yield of maize

    Pengaruh Pemupukan Urea Dan Teknik Defoliasi Pada Produksi Jagung (Zea Mays L.) Varietas Pioneer 27

    Full text link
    Penelitian mengenai “Pengaruh Pemupukan Urea dan Teknik Defoliasi Pada Produksi Jagung (Zea mays L.) Varietas Pioneer27” telah dilaksanakan di Kebun Percobaan Politeknik Negeri Lampung dari bulan November 2011 sampai bulan Februari 2012. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dosis pupuk urea yang optimum terhadap produksi tanaman jagung varietas pioneer 27, mengetahui produksi tanaman jagung varietas pioneer 27 dengan perlakuan defoliasi atau tanpa defoliasi, dan mengetahui interaksi antara dosis pupuk Urea dan defoliasi pada tanaman jagung varietas pioneer 27. Perlakuan disusun secara faktorial (4 x 2) dengan ulangan sebanyak 3 (tiga). Faktor pertama adalah pupuk urea yang terdiri dari 4 (empat) taraf yaitu 100 kg ha-1 (P1), 200 kg ha-1 (P2), 300 kg ha-1 (P3) dan 400 kg ha-1 (P4). Faktor kedua adalah teknik defoliasi yang terdiri dari 2 (dua) taraf yaitu tanpa defoliasi (D0) dan defoliasi disisakan tiga daun dibawah tongkol (D1). Homogenitas ragam antar perlakuan diuji dengan uji Barlett dan kemenambahan data diuji dengan uji Tukey. Selanjutnya data dianalisis ragam dan dilanjutkan dengan uji lanjutan polinomial ortogonal 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian dosis sebesar 100 kg ha-1 ureamampu memberikan bobot biji kering per petak sebesar 11,61 kg yang setara dengan 9,5 t ha-1, dan pemberian > 200 kg ha-1 tidak nyata meningkatkan bobot biji per petak. Perlakuan defoliasi ataupun tanpa defoliasi tidak bebeda terhadap bobot biji kering tanaman jagung. Terdapat interaksi antara dosis pupuk urea dengan perlakuan defoliasi untuk meningkatkan bobot berangkasan yaitu dengan dosis pupuk 254,77 kg ha-1 urea dengan teknik defoliasi akan menghasilkan bobot kering brangkasan yang optimum sebesar 113,87 g

    Pengujian Vigor Benih Kedelai Varietas Grobogan Hasil Pemupukan Npk Majemuk pada Umur Simpan Dua Bulan

    Full text link
    Benih merupakan salah satu bahan USAha tani yang mempengaruhi hasil. Penggunaan benih bermutu yang memiliki vigor tinggi merupakan salah satu faktor yang dapat menghasilkan panen tanaman yang tinggi. Dosis pupuk NPK majemuk selama periode pembangunan benih diduga mempengaruhi vigor suatu benih. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan vigor benih kedelai Varietas Grobogan yang berasal dari dosis pemupukan NPK majemuk berbeda. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pemuliaan dan Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Bandar Lampung dari bulan April hingga Mei 2012. Percobaan dirancang menggunakan rancangan kelompok teracak sempurna (RKTS) yang diulang tiga kali. Rancangan perlakuan adalah tunggal terstruktur terdiri dari lima taraf dosis pupuk NPK majemuk (100 kg ha-1, 150 kg ha-1, 200 kg ha-1, 250 kg ha-1, dan 300 kg ha-1). Homogenitas ragam diuji dengan Uji Barlett dan aditivitas data diuji dengan Uji Tukey. Bila asumsi analisis ragam terpenuhi, maka data dianalisis ragam; rata-rata nilai pengaruh perlakuan diuji dengan Uji Ortogonal Polinomial pada taraf 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa benih kedelai Varietas Grobogan yang berasal dari pemupukan NPK majemuk yang ditingkatkan dosisnya sampai dengan 300 kg ha-1 menghasilkan perbedaan vigor benih secara kuadratik berdasarkan variabel bobot kering kecambah. Pada dosis pupuk 178,95kg ha-1 menghasilkan bobot kering kecambah maksimum yaitu 0,08 g/kecambah sedangkan panjang akar dan panjang plumula meningkat secara linier seiring dengan peningkatan dosis pupuk. Variabel kecepatan perkecambahan, kecambah normal yang tumbuh, nilai daya hantar listrik, dan panjang hipokotil tidak menunjukkan perbedaan meskipun dosis pemupukan ditingkatkan

    UJI EFIKASI HERBISIDA NATRIUM BISPIRIBAK TERHADAP PERTUMBUHAN GULMA, PERTUMBUHAN TANAMAN DAN HASIL PADI SAWAH (Oryza sativa L.)

    Get PDF
    Produksi padi mengalami penurunan akibat keberadaan gulma. Pengendalian gulma dapat dilakukan secara kimiawi menggunakan herbisida berbahan aktif natrium bispiribak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) dosis herbisida natrium bispiribak yang dapat mengendalikan gulma padi sawah, (2) apakah terjadi perubahan komposisi jenis gulma setelah aplikasi herbisida, (3) apakah terjadi fitotoksisitas dan penghambatan pertumbuhan serta hasil padi sawah akibat aplikasi herbisida natrium bispiribak. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah dan Laboratorium Ilmu Gulma, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung bulan Juli sampai Oktober 2018. Hasil penelitian menunjukkan herbisida natrium bispiribak dosis 30 hingga 60 g ha-1 dan penyiangan manual mampu mengendalikan gulma total, gulma golongan daun lebar, golongan rumput, dan golongan teki. Aplikasi herbisida natrium bispiribak dosis 30 hingga 60 g ha-1 dan penyiangan manual menyebabkan terjadinya perubahan komposisi gulma. Aplikasi herbisida natrium bispiribak tidak meracuni dan tidak menghambat pertumbuhan dan hasil padi sawa

    Pengaruh Pupuk Urea terhadap Hasil Tanaman Jagung yang Ditumpangsarikan dengan Kacang Tanah

    Full text link
    Penelitian bertujuanuntukmengetahui (1) hasil tanaman yang lebih tinggi antara tanaman yang ditumpangsarikan dengan tanaman monokultur; dan (2) menentukan dosis pupuk Urea yang optimum untuk tumpangsari jagung dengan kacang tanah. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus hingga Desember 2014 di Lapang Terpadu dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Lampung.Rancangan yang digunakan adalah rancangan kelompok teracak sempurna (RKTS) dengan sembilan perlakuan yaitu monokultur jagung, monokulturkacang tanah, tumpangsari jagung dengan kacang tanah pada dosis urea untuk tanaman jagung 0 (P3), 50 (P4), 100 (P5), 150 (P6), 200 (P7), 250 (P8) dan 300 (P9) kg/ha. Perbedaan antar perlakuan diuji dengan uji ortogonal pada taraf α 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) hasil tanaman monokultur lebih tinggi daripada hasil tanaman tumpangsari. Rata-rata hasil tanaman jagung yang ditanam secara tumpangsari yaitu 1,69 t/ha dan tanaman kacang tanah yang ditumpangsarikan rata-ratanya yaitu 0,42 t/ha, tanaman jagung yang ditanam secara monokultur hasilnya 2,61 t/ha dan hasil kacang tanah yang ditanam monokultur yaitu 1,07 t/ha. Hasil tumpangsari tertinggi yaitu pada pemupukan urea 300 kg/ha dengan hasil jagung 2,57 t/ha dan kacang tanah 0,46 t/ha, (2) belum diperoleh dosis pupuk urea yang optimum untuk jagung yang ditumpangsarikan dengan kacang tanah

    Defoliasi dan Pemberian Pupuk Urea dalam Meningkatkan Hasil Jagung (Zea Mays L.) Varietas Pioneer 27

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui defoliasi yang terbaik dalam meningkatkan hasil tanaman jagung varietas pioneer 27, (2) mengetahui dosis pupuk urea yang optimum dalam meningkatkan hasil tanaman jagung varietas pioneer 27, dan (3) mengetahui kombinasi yang terbaik dari defoliasi dan dosis pemupukan dalam meningkatkan hasil tanaman jagung varietas pioneer 27. Penelitian dilakukan di kebun percobaan Politeknik Negeri Lampung dari bulan November 2011 sampai Februari 2012. Perlakuan disusun secara faktorial (2 x 4) dalam rancangan acak kelompok (RAK) dengan 3 (tiga) ulangan. Faktor pertama adalah defoliasi yang terdiri dari 2 (dua) taraf yaitu disisakan dua daun di bawah tongkol (d1) dan empat daun di bawah tongkol (d2). Faktor kedua adalah pemberian dosis urea yang terdiri dari 4 (empat) taraf, yaitu 100 kg ha-1 (u1), 200 kg ha-1 (u2), 300 kg ha-1 (u3), dan 400 kg ha-1 (u4). Homogenitas ragam antar perlakuan diuji dengan uji Barlett dan kemenambahan data diuji dengan uji Tuckey. Bila asumsi terpenuhi, maka data dianalisis ragam dan dilanjutkan dengan Uji Ortogonal dan Ortogonal Polinomial pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan defoliasi tidak berpengaruh terhadap semua variabel pengamatan pertumbuhan dan hasil jagung, kecuali pada variabel pengamatan bobot kering brangkasan, Pemberian pupuk urea tidak berpengaruh terhadap semua variabel pengamatan pertumbuhan dan hasil tanaman jagung, sehingga dengan pemberian dosis urea sebesar 100 kg urea/ha telah cukup untuk mendapatkan hasil yang sama dengan pemberian dosis urea sebesar 200, 300, dan 400 kg urea ha-1 dengan hasil rata-rata yang disisakan 2 dan 4 daun di bawah tongkol sebesar 10,14 t ha-1 dan 10,13 t ha-1, dan tidak terdapat kombinasi yang terbaik antara perlakuan defoliasi dan pemberian pupuk urea

    Efisiensi Dosis Pupuk Npk Majemuk dalam Meningkatkan Hasil Kedelai Varietas Grobogan

    Full text link
    Pemberian pupuk NPK majemuk yang efisien dalam meningkatkan hasil kedelai sangat penting dalam budidaya kedelai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi dosis pupuk NPK majemuk dalam meningkatkan hasil kedelai varietas Grobogan. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Terpadu Universitas Lampung dari bulan November 2011-Februari 2012. Rancangan perlakuan adalah tunggal terstruktur bertingkat dalam rancangan kelompok teracak sempurna dengan 3 ulangan. Perlakuan terdiri dari 5 taraf dosis pupuk NPK majemuk yaitu 100 kg ha-1 (p1), 150 kg ha-1 (p2), 200 kg ha-1 (p3), 250 kg ha-1 (p4), dan 300 kg ha-1 (p5). Homogenitas ragam antarperlakuan diuji dengan Uji Barlett dan nonkemenambahan model melalui Uji Tukey. Jika asumsi analisis ragam terpenuhi, data dianalisis ragam dan pemisahan nilai tengah diuji dengan uji perbandingan ortogonal polinomial. Hasil penelitian didapatkan bahwa setiap penambahan pupuk NPK majemuk 1 kg ha-1 justru akan menurunkan efisiensi pupuk NPK majemuk sebesar 0,029. Pemberian dosis 100 kg ha-1 sampai dengan 300 kg ha-1 menunjukkan hasil yang tidak berbeda pada variabel indeks panen, laju pengisian biji, dan bobot 100 butir, sedangkan hasil kedelai meningkat secara linear seiring dengan peningkatan NPK majemuk
    corecore