98 research outputs found

    Pelangi Linguistik

    Get PDF

    Rawa pasung sebuah legenda dari daerah cilacap

    Get PDF

    Medan Makna Aktivitas Tangan dalam Bahasa Jawa

    Get PDF

    Perbandingan Berat Isi Dan Rembesan Bata Beton Ringan Dengan Penambahan Mineral Alami Zeolit Alam Bergradasi Tertentu Dengan Dan Tanpa Perawatan Khusus

    Full text link
    Dibutuhkan suatu penyelesaian yang dapat memberikan keawetan namun dengan bahan yang dapat dengan mudah diindustrikan dan juga ramah lingkungan salah satunya zeolit karena mengandung banyak alumina silika (SiO2) namun masih memiliki massa jenis yang cukup ringan. Penelitian dilakukan dengan membuat 3 buah sampel benda uji variasi kadar penambahan zeolit pada benda uji yaitu 0%, 10%, dan 20%, sedangkan variasi perlakuan benda uji yaitu dengan perawatan (DP) dan tanpa perawatan (TP). Zeolit yang digunakan memiliki gradasi tertentu (lolos saringan no. 80 (0,180 mm), no. 100 (0,149 mm), dan no. 200 (0,075 mm)). Pengujian berat isi dilakukan pada umur 7, 14, 21, dan 28 hari sedangkan pengujian rembesan dilakukan pada umur 28 hari. Hasil pengujian berat isi pada masing-masing variasi penambahan 0% TP, 0% DP, 10% TP, 10% DP, 20% TP, dan 20% DP pada umur 28 hari berturut-turut adalah 0,699 gr/cm3, 0,704 gr/cm3, 0,684 gr/cm3, 0,694 gr/cm3, 0,722 gr/cm3, 0,725 gr/cm3. Dari hasil tersebut terlihat bahwa selalu terjadi peningkatan berat isi setiap penambahan kadar zeolit. Sedangkan pada pengujian rembesan didapatkan nilai dari masing-masing variasi penambahan 0% TP, 0% DP, 10% TP, 10% DP, 20% TP, dan 20% DP pada umur 28 hari berturut-turut adalah 2,315 cm3/menit, 2,685 cm3/menit, 2,870 cm3/menit, 2,963 cm3/menit, 1,574 cm3/menit, 2,222 cm3/menit. Berdasarkan hasil diatas didapatkan bahwa selalu terjadi penurunan kecepatan rembesan setiap penambahan kadar zeolit. Dengan adanya penambahan zeolit yang ditambahkan menunjukkan semakin besarnya berat isi dan semakin menurunnya kecepatan rembesan

    Perbandingan Berat Isi Dan Rembesan Bata Beton Ringan Dengan Penambahan Mineral Alami Zeolit Alam Tertahan Saringan No.80 (0,180mm) Dan Tertahan Saringan No.200 (0,075mm)

    Full text link
    Perkembangan dan inovasi dari bata beton ringan terus dilakukan guna memperoleh material yang berkualitas tinggi. Salah satu inovasinya adalah dengan menambahkan mineral alami zeolit alam pada campuran bata beton ringan tersebut. Mineral zeolit memiliki kadar alumina silika (SiO2) didalamnya yang tinggi hingga 61,13% dimana unsur tersebut merupakan suatu unsur yang memiliki kekerasan cukup tinggi. Parameter yang di uji pada penelitian ini adalah berat isi dan rembesan. Pengujian tersebut dilakukan terhadap benda uji bata beton ringan dengan penambahan dua variasi mineral zeolit alam ukuran butir yaitu no. saringan 80 dan no. saringan 200 dengan prosentase masing-masing penambahan 0%, 10%, dan 20%. Pengujian berat isi dilakukan pada umur ke 7, 14, 21 dan 28 dengan ukuran benda uji 60 x 20 x 10 cm dan untuk pengujian rembesan dilakukan pada umur ke 28 setelah pencetakan benda uji dengan ukuran 25 x 20 x 10 cm Analisa data yang digunakan untuk memperoleh hasil dari penelitian ini adalah analisa anova satu arah dan analisa regresi. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan nilai berat isi pada umur ke 28 untuk masing-masing variasi yaitu, 0,699 kg/cm3, 0,715 kg/cm3, 0,722 kg/cm3, 0,731 kg/cm3 dan 0,744 kg/cm3 untuk prosentase penambahan berturut-turut 0%, 10% no.80, 20% no.80, 10% no.200 dan 20% no.200. Sedangkan untuk nilai dari kecepatan awal aliran rembesan adalah sebesar, 2.3148 cm3/menit, 1.9444 cm3/menit, 1.6667 cm3/menit, 1.4815 cm3/menit, dan 1.3889 cm3/menit untuk prosentase penambahan berturut-turut 0%, 10% no.80, 20% no.80, 10% no.200, dan 20% no.200. Nilai dari berat isi bata beton ringan dengan penambahan butiran zeolit terus mengalami peningkatan seiring dengan prosentase penambahan yang semakin besar. Nilai dari peningkatan berat isi yang terjadi memberikan kepadatan yang tinggi terhadap bata beton ringan yaitu dengan semakin kecilnya rongga yang ada pada bata beton ringan tersebut

    Peran Akar Kayu Bayur (Pterospermum sp.) Terhadap Fermentasi Nira Aren (Arenga pinnata)

    Get PDF
    ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran akar kayu bayur terhadap fermentasi nira aren dengan parameter pengukuran yaitu derajat keasaman (pH) dan kadar alkohol. Peran akar kayu bayur (Pterospermum sp.) dapat dilihat dari nilai pH dan kadar alkohol hasil fermentasi nira aren tanpa penambahan akar kayu bayur dengan nira aren menggunakan akar kayu bayur selama proses fermentasi 72 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akar kayu bayur yang ditambahkan pada nira aren berfungsi sebagai pengawet tuak sehingga menyebabkan kadar alkohol hasil fermentasi nira aren bertahan lebih lama pada konsentrasi 4% selama 64 jam serta memperlambat fermentasi alkohol menjadi asam asetat. Kata kunci: Nira aren (Arenga pinnta), Akar kayu bayur (Pterospermum sp), Fermentasi ABSTRACT This research aimed to determine the role of wood root bayur toward the fermentation of sugarpalm nira with measuring parameters, i.e, the degree of acidity (pH) and alcohol content. Role of wood root bayur (Pterospermum sp.) was observed from the pH value and the alcohol content of fermented sugarpalm nira without the addition of wood root bayur compared to the fermented sugarpalm nira using wood root bayur during the 72 hours of fermentation. The results showed that the wood root bayur added to the sugarpalm nira served as nira preservatives, causing the alcohol content of fermented sugarpalm nira last longer at the concentration of 4% for 64 hours and retarding the fermentation of alcohol into acetic acid. Keywords: Sugarpalm nira (Arenga pinnata), wood root bayur (Pterospermum sp.), fermentatio

    Perilaku Lentur Dinding Panel Jaring Kawat Baja Tiga Dimensi Dengan Variasi Rasio Tinggi Dan Lebar (Hw/lw) Terhadap Beban Lateral Statik

    Full text link
    Perkembangan jumlah penduduk yang meningkat secara signifikan tiap tahun tidak diimbangi dengan banyaknya penyedia hunian yang layak secara teknis maupun ekonomis menyebabkan terjadinya masalah backlog dalam dunia konstruksi hunian di Indonesia. Rasio tinggi dan lebar (Hw/Lw) pada dinding akan memperngaruhi bagaimana perilaku dinding tersebut dalam menerima beban lateral. Pada perbedaan rasio tersebut nantinya akan dapat dilihat pada dinding mana yang akan terjadi mekanisme kegagalan lentur yang dominan (flexural dominant) dan perilaku lentur yang dominan (flexural behaviour). Pada penelitian ini digunakan tiga variasi rasio tinggi dan lebar (Hw/lw) dinding panel jaring kawat baja tiga dimensi yaitu dengan ukuran 60 cm x 60 cm (Hw/lw=1), ukuran 90 cm x 60 cm (Hw/Lw=1,5), dan ukuran 120 cm x 60 cm (Hw/Lw=2). Tebal dinding sama yaitu 15 cm dengan EPS dan wiremesh dengan tebal total 8 cm dan plesteran beton 7 cm. Pengujian beban lateral statik (static load test) dilakukan dengan memberikan beban tiap 100 kg (load control) hingga mencapai beban maksimum dinding dan dilanjutkan dengan tahap displacement control. Hasil dari penelitian dan pembahasan data menjelaskan bahwa dinding dengan rasio tinggi dan lebar (Hw/Lw) ≤ 1 mampu menahan beban yang paling besar yaitu berkisar 3 sampai 4 ton lebih. Berdasarkan hasil perhitungan pendekatan dari deformasi lentur yang terjadi didapatkan bahwa dinding dengan rasio tinggi dan lebar (Hw/Lw) > 2 memiliki nilai deformasi lentur yang paling besar. Selain itu timbulnya sendi plastis dan pola keretakan yang terjadi pada dinding dengan rasio ini termasuk mekanisme kegagalan akibat lentur sehingga dapat disimpulkan bahwa perilaku lentur (flexural behaviour) yang paling dominan terjadi pada dinding dengan rasio tinggi dan lebar (Hw/Lw) > 2. Kata

    Pengaruh Aspek Rasio (Hw/lw) Terhadap Pola Retak Dan Momen Kapasitas Pada Dinding Geser Bertulangan Horiontal Dengan Kekangan Di Bawah Pembebanan Siklik (Quasi-statis)

    Full text link
    Dinding geser salah satu elemen struktur yang kaku yang dapat menahan beban lateral dan dapat digunakan sebagai salah satu elemen penting pada bangunan bertingkat. Perencanaan dinding geser serupa dengan kolom namun berbeda pada tulangan horizontalnya. Tulangan horizontal pada kolom dapat sekaligus berfungsi sebagai sengkang, berbeda pada dinding geser. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian sebelumnya. Benda uji yang digunakan pada penelitian ini merupakan benda uji yang awalnya beraspek rasio 2 yang kemudian dipotong menjadi aspek rasio 1,5. Pengaruh aspek rasio pada pola retak, DGK-150-1,5 memiliki jarak antar retak yang lebih renggang dan lebih menyebar di bagian dinding geser dibanding DGK-150-2. Ditinjau dari momen kapasitas, DGK-150-1,5 memiliki nilai yang yang hampir mendekati antara keduanya. Untuk benda uji beraspek rasio sama, pola retak pada DGK-150-1,5 menghasilkan retak yang lebih panjang dikarenakan adanya kekangan dan didominasi oleh retak baru ataupun pertambahan panjang retak. Sedangkan SW-50-1,5 retak yang terjadi tidak sepanjang DGK-150-1,5 dan didominasi oleh petambahan retak dan penyambungan antar retak. Berdasarkan momen kapasitas, DGK-150-1,5 dan SW-50-1,5 ditinjau dengan jarak yang sama dan mutu beton yang berbeda, dimana DGK-150-1,5 menghasilkan momen kapasitas yang lebih besar dibanding dengan SW-50-1,5
    • …
    corecore