8 research outputs found

    REVITALISASI KAWASAN BENTENG SOMBA UPU MENJADI KAWASAN CULTURAL HERITAGE

    Get PDF
    Benteng somba opu yang dulunya merupakan salah satu kerajaan terbesar di asia kini telah terlihat kumuh dikarenakan kurangnya perhatian pemerintah dan masyarakat. Permasalahn inilah yang mendorong peneliti untuk menghidupkan dan menata kembali (Revitalisasi) kawasan benteng sebagai wadah peninggalan sejarah yang bersifat rekreatif dan edukatif sehingga mampu meningkatkan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat setempat. Metode pendekatan rancangan revitalisasi kawasan benteng somba opu seluas 262.500 m2, dengan mengadaptasi kebudayaan masyarakat kerajaan Gowa. Kondisi benteng yang sekarang hanya tinggal reruntuhan di ekspos dengan menggunakan cahaya lampu maupun tata landscape agar posisi dan perlakuan terhadap sisa reruntuhan dapat dijaga dengan baik. Adapun fasilitas lainnya seperti kampung tradisional, restaurant ditempatkan di sudut-sudut kawasan agar tidak mengganggu penglihatan pengunjung ke arah benteng. Dengan menjadikan kawasan benteng Somba Opu menjadi kawasan Cultural Heritage ini dapat menarik kembali wisatawan untuk datang berkunjung sehingga peninggalan sejarah yang ada di Sulawesi Selatan dapat dilestarikan kembali

    PERANCANGAN HOTEL BINTANG 4 (EMPAT) DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR MODEREN DI KABUPATEN BONE

    Get PDF
    Perancangan Hotel Bintang 4 (Empat) di Kabupaten Bone bertujuan untuk menjawab isu dan permasalah kebutuhan akan sarana penginapan yang bertaraf Hotel Bintang 4, selain itu perancangan ini diharapkan menjadi salah satu contoh penerapan rancangan bangunan dengan konsep modern. Proses perancangan menggunakan metode pendekatan tematik khususnya Arsitektur Modern, pengumpulan data dengan survey, studi literatur, serta studi komparasi, Analisa disajikan dalam bentuk konsep dan gambar rancangan. Hasil dari penulisan ini berupa rancang bangun antara lain kamar sebanyak 129 unit yang terbagi dalam standar room, deluxe, superior dan president suite, dilengkapi dengan saran berupa function room, swimming pool, restaurant dan club. Dengan hadirnya hasil rancangan ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dalam pelayanan jasa bagi tamu hotel serta wadah untuk menginap ataupun kegiatan acara lainnya

    PERANCANGAN TERMINAL ANGKUTAN DARAT TIPE A DI KABUPATEN TORAJA UTARA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR VERNAKULAR

    Get PDF
    Kota Rantepao adalah Ibukota kabupaten Toraja Utara yang merupakan hasil pemekaran daerah Tana Toraja pada tahun 2008. Pertumbuhan penduduk yang disertai pertumbuhan jumlah kendaraan yang pesat, hal ini yang menyebabkan kota Rantepao perlu dituntut akan adanya sarana dan prasarana transportasi yang memadai. Di era seperti saat ini transportasi merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia, dimana terdapat hubungan erat antara transportasi dengan jangkauan dan lokasi kegiatan manusia, barang, dan jasa yang berkaitan dengan manusia. Pergerakan arus lalu lintas umum sangat besar, baik dalam lingkup kota, pedesaan maupun antar kabupaten dan provinsi yang terakumulasi di terminal Bolu kota Rantepao. Dalam hal ini Terminal Bolu adalah Terminal tipe c yang menurut klasifikasinya hanya dapat melayani maksimal angkutan antar kabupaten namun pada faktanya terminal ini juga melayani angkutan umum antar provinsi. Maka dari itu diperlukan adanya terminal tipe A guna menunjang efektifitas transportasi secara menyeluruh. Terminal adalah salah satu komponen dari sistem transportasi yang mempunyai fungsi utama sebagai tempat pemberhentian sementara kendaraan umum untuk menaikkan dan menurunkan penumpang dan barang hingga sampai ke tujuan akhir suatu perjalanan, juga sebagai tempat pengendalian, pengawasan, pengaturan dan pengoperasian sistem arus angkutan penumpang dan barang. Dalam rancangan ini pengambilan data dilakukan melalui observasi fisik dan non fisik di lokasi terminal dan lokasi perancangan terminal baru yang sudah ditentukan oleh pemerintah setenpat, selain itu dilakukan pula studi literatur, dan wawancara kepada responden terkait. Berdasarkan analisis kebutuhan maka fasilitas-fasilitas yang dihadirkan dalam rancangan adalah: fasilitasi utama, fasilitas penunjang fasilitas pengelolah dan fasilitas service. Terkait bangunan di Toraja, dari dulu hingga saat ini, Toraja dikenal dan banyak dikunjungi wasatawan lokal maupun mancanegara karena keunikan budayanya, terutama gaya Arsitektur tradisionalnya. Namun seiring dengan perkembangan zaman dan perkembangan teknologi di bidang pembangunan, keberadaan Arsitektur Toraja kini mulai terkikis dengan hadirnya beberapa bangunan yang menerapkan arsitektur luar. Olehnya itu, tema yang dijadikan sebagai pendekatan rancangan Terminal Tipe A di Kabupaten Toraja Utara ini adalah tema arsitektur cernakular. Hal ini perlu diupayakan agar citra gaya Arsitekturnya tetap dijaga untuk melestarikan identitas suku Toraja

    PERANCANGAN STADION SEPAK BOLA DI TANATORAJA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER

    Get PDF
    Tana Toraja merupakan salah satu kabupaten yang yang berada di provinsi Sulawesi Selatan, kecamatan Makale, dengan luas 2.054,30 km dan jumlah penduduk sekitar 270.984 jiwa. Toraja memiliki satu lapangan sepak bola yang sering menjadi arena pertandingan sepak bola antar kampung maupun kabupaten namun berada di kabupaten Toraja Utara. Lokasi perancagan berada Kecamatan Mengkendek, desa Palipu yang berjarak 5,6 km dari pusat kota Tana Toraja.  Sepak bola merupakan olahraga yang tidak hanya menjadi sebuah kegiatan yang dapat menyehatkan, akan tetapi telah mengalami perubahan menjadi sebuah industri dan bisnis, bahkan sepak bola telah menjadi unsur penguat rasa nasionalisme bangsa. Berdasarkan potensi yang ada maka untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memajukan industri olahraga dibidang sepak bola diperlukan perbaikan perencanaan stadion sepak bola di Tana Toraja yang memiliki sertifikasi standar internasional yang dapat menampung kegiatan lain yang memerlukan gedung baik kegiatan keagamaan maupun kebudayaan. Dalam rancangan stadion sepak bola ini terdapat beberapa fasilitas utama yaitu: souvenir store, aquatic, lapangan latihan, area olahraga sekunder dan publik space. Metode yang diterapkan berupa survei dilapangan untuk mengetahui kondisi awal, potensi dan kendala sumberdaya yang dianalisis hingga menghasilkan rancangan berupa desain perencanaan stadion sepak bola di Tana Toraja. Dalam desain ini perancangan stadion sepak bola dirancang pendekatan Arsitektur Kontemporer dan mengadopsi nilai-nilai budaya setempat yang senantiasa berkembang mengikuti perkembangan zaman, unik, dinamis, yang dianggap perlu diterapkan dalam perancangan tersebut. Hasil dari Perancangan stadion sepak bola di Tana Toraja ini diharapkan menjadi referensi bagi pemerintah daerah untuk meningkatkan kualitas infrastruktur stadion yang baik sehingga bukan hanya sekedar kegiatan olahraga tetapi dapat menjadi bangunan yang multifungsi sehingga dapat meningkatkan animo wisatawan untuk berkunjung dan juga dapat dinikmati oleh masyarakat lokal

    HOTEL WISATA PANTAI PITURA DI WATUBANGGA KABUPATEN KOLAKA DENGAN TEMA ARSITEKTUR TRADISIONAL MEKONGGA

    Get PDF
    Penelitian ini berlokasi di jalan Pitura, Kecamatan Watubangga, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa permasalahan yang terdapat di Wisata Pantai Pitura yaitu, belum tersedianya sarana penunjang  akomodasi/penginapan di kawasan wisata tersebut. oleh sebab itu, diperlukan segera mungkin pembangunan hotel pada kawasan wisata pantai pitura Kecamatan Watubangga Kabupaten Kolaka, yang dalam perancangannya menggunakan konsep desain Arsitektur Tradisional Mekongga, yaitu menyajikan kembali Arsitektur Tradisional Mekongga kedalam bangunan hotel tersebut. adapun untuk bentuk fisik bangunan mengadopsi bentuk timpa  laja' dari rumah adat  bokeo suku mekongga serta ornamen yang ada pada rumah adat tersebut dan juga warna-warna  yang digunakan pada bangunan yang masing-masing memiliki makna tersendiri. dalam kompleks bangunan hotel wisata pantai pitura terdapat 15 massa bangunan  yaitu bangunan utama satu massa, bangunan restoran satu massa, bangunan family cottage empat massa, bangunan standar cottage dua massa, bangunan musollah satu massa, bangunan tempat wudhu satu massa, bangunan salon satu massa, bangunan toilet umum satu massa, bangunan ruang sewa alat satu massa, bangunan ruang bilas dan loker satu massa, bangunan tim sar satu massa, bangunan pos skurity empat massa, bangunan ruang ME satu massa, bangunan menara pengawas satu massa dan terakhir bangunan gazebo sebanyak 16 massa, sehingga total keseluruhan bangunan sebanyak 15 massa. penggunaan material pada bangunan terdiri dari dua macam material yaitu penggunaan material tradisional dan moderen.  material tradisional yang digunakan  adalah kayu, batu bata merah dan daun nipah yang menjadi material penutup atap pada bangunan cottage, bangunan menara pengawas dan bangunan gazebo, sedangkan untuk material moderen yang digunakan adalah beton yang menjadi material dinding lantai dan struktur pada bangunan tertentu. maka dari hasil rancangan hotel wisata pantai pitura ini diharapkan dapat menjadi ciri khas atau simbol dari wisata tersebut dan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat serta memperbaiki Sosial Budaya masyarakat setempat, dan juga dapat menjadi Icon terbaru atau Landmark khusus di Kecamatan Watubangga Kabupaten Kolaka Sulawesi Tenggara

    STASIUN KERETA API DENGAN KONSEP UTOPIA DI KOTA MAKASSAR

    Get PDF
    Kota Makassar sebagai,pintu gerbang perdagangan di Indonesia Timur dan juga merupakan salah satu kota besar di Indonesia, membutuhkan moda transportasi massal yakni kereta api yang telah ditindaklanjuti dengan adanya jaringan jalur kereta api Trans Sulawesi pada tahun 2015 di Kabupaten Barru. Sejauh ini perencanaan kereta api hanya sebatas rencana jaringan jalur kereta tanpa adanya rencana rancangan stasiun. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah desain Stasiun Kereta Api di Kota Makassar sebagai induk dari stasiun-stasiun penghubung antarkota lainnya. Penggunaan metode pendekatan utopia menekankan bentuk fasade yang geometris dan dinamis yang ditransformasikan dari bentuk lumba-lumba untuk menghadirkan kesan futuristik pada bangunan yang berlokasi pada Kecamatan Tallo tersebut. Dengan luas lahan terbangun 2,7 Ha dan lahan terbuka 1,8 Ha, Stasiun didesain tiga lantai dengan sistem struktur rangka ruang dipadukan GFRC (Glass Fiber Reinforced Concrete). Pada tapak terdapat pembagian jalur enterance antara penumpang, pengelola dan barang atau kargo. Fasilitas yang disediakan pada tapak adalah halte angkutan umum yakni BRT dan pete-pete guna memperlancar perpindahan moda transportasi penumpang. Stasiun Kereta Api dengan konsep utopia ini penulis sajikan agar dapat menjadi ikon Kota Makassar, sesuai dengan program kerja pemerintah yakni menjadikan Kota Makassar sebagai kota dunia. Selain itu juga dapat memperpanjang masa pakai bangunan dari segi arsitektural sehingga bangunan tidak perlu direnovasi dalam kurun waktu yang singkat.&nbsp

    PERANCANGAN HANDICRAFT AND SOUVENIR CENTER TORAJA UTARA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR METAFORA

    Get PDF
    Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki ragam suku, budaya, adat, dan pariwisata yang sudah di kenal dunia dan sudah selayaknya untuk melestarikan dan menjaga kekayaan tersebut. Khususnya daerah Toraja, yang berada di Provinsi Sulawesi Selatan yang merupakan salah satu daerah yang sangat dikenal akan adat dan budayanya. Terutama pada ragam jenis kerajinan tangan yang ada merupakan barang seni yang sudah seharusnya dihargai dan dilestarikan oleh manusia karena barang seni mempunyai nilai yang sangat tinggi dan merupakan warisan yang harus dijaga dan terus dikembangkan terutama seni kerajinan tangan. Pusat Kerajinan Tangan dan Souvenir Center di Toraja dengan pendekatan Arsitektur Metafora dengan fasilitas yang tersedia didalam gedung seperti workshop kerajinan, galery atau tempat pameran, pusat informasi serta pusat penjualan hasil-hasil kerajinan dan souvenir. Hal ini merupakan wujud untuk melestarikan, mengembangkan, dan memperkenalkan hasil kerajinan tangan Toraja kepada dunia

    ISM Identification and Distribution of Polycyclic Aromatic Hydrocarbon Pollutants in Coastal Ecosystem the Marine Tourism Area, South Sulawesi

    No full text
    Today's marine tourism is experiencing rapid growth to meet the global needs of the world's population. Exploitation of marine biological wealth is no less important because it involves human life. The marine ecosystem must be of high quality and free from exposure to toxic pollutants, such as PAHs. The marine ecosystem must be of high quality and free from exposure to toxic pollutants, such as PAHs, microplastics. This research aims to provide data and information about the types and abundance of aromatic hydrocarbon compounds in sediments, sea water and marine biota around KKI waters. The analytical method to meet these objectives uses GS/MS. The status of marine tourism areas, especially around KKI waters, is declared polluted by PAHs. The types of PAHs identified in each sample at the three sampling stations were dominated by naphthalene (NL), phenanthrene (PT), pyrene (PR) and azulene (AZ). The average total abundance of PAHs in sponge samples (±70.51%), sediments (±67.30%), followed by seawater samples (±64.85%), starfish samples (±41.80%) and fish (±26.74%). The NL type PAHs were found in all types of samples and at all stations, where the PAHs were thought to originate from industrial, hospital, and household activities. The status of marine tourism, especially around the KKI waters, for tourists needs to be careful and alert, because the KKI area is not completely free from harmful and toxic pollutants, so it is a risk to health. Makassar City TMA managers are encouraged to make efforts to reduce the rate of increase in the concentration of regional PAHs, such as providing periodic data and information about harmful pollutants, education for every tourist to care about waste and planting coastal plants such as mangroves which have a biofilter function against toxic pollutants
    corecore