4 research outputs found

    Penapisan Cendawan Antagonis Indigenos Rizosfer Jahe dan Uji Daya Hambatnya terhadap Fusarium oxysporum f. sp. zingiberi

    Get PDF
    Penyakit busuk rimpang jahe yang disebabkan oleh Fusarium oxysporum f. sp. zingiberi tergolong sulit dikendalikan karena bersifat tular tanah dan dapat membentuk klamidospora sebagai struktur bertahan. Tujuan penelitian ialah mendapatkan isolat cendawan antagonis yang berasal dari rizosfer jahe yang berpotensi menghambat pertumbuhan F. oxysporum f. sp. zingiberi. Cendawan pada rizosfer jahe diisolasi dan diuji daya antagonisnya menggunakan metode biakan ganda. Cendawan yang mampu menghambat F. oxysporum f. sp. zingiberii diidentifikasi. Sebanyak 11 isolat cendawan berhasil diisolasi dari rizosfer tanaman jahe, dan 9 isolat di antaranya berpotensi menghambat pertumbuhan F. oxysporum f. sp. zingiberii. Aktivitas antibiosis ditunjukkan oleh 9 isolat cendawan, yaitu AB4, GC1, BB1, AB1, AB2, K12, GC3, K11, GC2, dan isolat AB2, BB1, serta K11 menunjukkan kemampuan kompetisi. Berdasarkan pengamatan morfologi konidium diketahui bahwa cendawan antagonis tersebut terdiri atas Penicillium spp. (4 isolat), Trichoderma spp. (3 isolat), and Aspergillus spp. (2 isolat)

    Characterization of Indigenous Rhizobacterial Isolates from Healthy Chilli Rhizosphere Capable of Inducing Resistance Against Anthracnose Disease (Colletotrichum Gloeosporioides).

    Get PDF
    Antrachnose disease on chilli caused by Colletotrichum gloeosporioides is difficult to be controlled because the disease can be transmitted through the seeds, and has a high genetic diversity. One of promising alternative control is using biological control agents, such as groups of rhizobacteria. The objective of this research were : to characterize the morphology, physiology and molecular of selected rhizobacterial isolates, which were capable of controlling the anthracnose disease and to enhance the growth and yield chilli. Three rhizobacterial isolates (B1.37, B2.11 and P1.31) were used. These isolates were indentified based on morphology (colony form, elevation, edge, and color), physiology (gram tes, the production of hormone IAA, chitinase enzyme, hydrogen cyanide, and solvents phosphate) and molecular. The isolates were identified by using 16S rRNA sequencing. The results indicated that isolate B1.37 belonged to species of Bacillus cereus strain ML 267, isolate B2.11 belonged to Bacillus cereus strain LH8 and isolate P1.31 belonged to Chryseobacterium gleum strain NBRC 15054

    Pengaruh Fungisida Terhadap Jamur Saprofit Berpotensi Antagonis Dalam Menekan Pertumbuhan Jamur Colletotrichum gloeosporioides Penyebab Antraknos Secara In Vitro

    Get PDF
    Fungisida merupakan salah satu alternatif pengendalian serangan jamur. Fungisida ada dua jenis yaitu sintetik dan nabati. Penggunaan fungisida sintetik umumnya digunakan petani karena mudah diperoleh dan hasil yang didapatkan lebih cepat terlihat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh penggunaan fungisida sintetis terhadap jamur saprofit yang berpotensi sebagai antagonis sehingga dapat menentukan aplikasi jamur antagonis yang tepat untuk pengendalian antraknos pada tanaman cabai. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juni 2013 di laboratorium fitopatologi jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas Andalas. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak lengkap. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian fungnisida pada konsentrasi 2 g/I memeberikan pengaruh yang berbeda terhadap jamur saprofit yang berpotensi sebagai antagonis. Pemberian fungisida dapat menghambat pertumbuhan beberapa jamur tertentu. Beberapa isolat jamur yang tidak terhambat pertumbuhannya adalah isolat jamur OPP 10, OPP 11, OPP 12, OAG 6 dan KPP 2
    corecore