8 research outputs found

    Sintesis Talk Dari Batuan Dolomit Dan Kuarsa Lokal Serta Prospeknya Untuk Industri Kimia Dan Farmasi

    Full text link
    Talk dari bahan baku lokal berpotensi untuk dikembangkan. Telah dilakukan sintesis talk dari bahan baku lokal dolomit dan kuarsa dengan metode pemanasan/kalsinasi dan hidrotermal. Karakterisasi dolomit yang diperoleh dari Gresik, Jawa Timur menunjukkan kandungan CaMg(CO)3 sebanyak 71,0 %berat dan CaCO3 sebanyak 29,0 %berat. Pemanasan dolomit pada 300 oC selama 24 jam menghasilkan kalsit CaCO3, periclase MgO dan portlandite Ca(OH)2, sedangkan pemanasan pada 750 oC selama 24 jam menghasilkan kalsit (CaCO3 dan CCa0.936 Mg0.064O3), periclase MgO dan portlandite Ca(OH)2. Kandungan MgO dari pemanasan dolomit pada 300 oC lebih tinggi daripada pemanasan 750 oC sehingga disarankan sintesis talk dilakukan pada suhu 300 oC. Proses pengadukan bahan baku secara konvensional dan sonikasi tidak menghasilkan perbedaan produk. Proses hidrotermal selama 6 jam menghasilkan lebih banyak mineral CaxMgy(SiO3)2 dibandingkan durasi proses 12 jam dan 18 jam

    Isolasi Metil Sinamat Dari Minyak Atsiri Laja Gowah (Alpinia Malaccensis (Burm.f.))

    Full text link
    Telah dilakukan penelitian isolasi metil sinamat dari minyak laja gowah (Alpinia malaccensis (Burm.f.)) dengan metode distilasi menggunakan alat spinning band distillation column. Metil sinamat merupakan senyawa ester dari asam sinamat, dengan rumus molekul C10H10O2. Distilasi dilakukan secara batch pada kondisi tekanan vakum dengan variabel volume distilat dan suhu fraksi distilat. Distilasi batch minyak laja gowah menghasilkan fraksi ringan 25%, fraksi metil sinamat 75%, dan residu 5%. Pada tekanan operasi 40 torr, fraksi metil sinamat dengan kemurnian 98% lebih mudah dihasilkan ketika suhu kolom bagian atas mencapai 115oC

    Karakteristik Mineral Lokal sebagai Katalis pada Sintesis Poligliserol Banyak Cabang (Hyperbranched Polyglycerol)

    Full text link
    Poligliserol banyak cabang (Hyperbranched Polyglycerol /HPG) mempunyai struktur unik dan kaya gugus hidroksi sehingga berpotensi untuk diaplikasikan di berbagai bidang. Dalam pembuatan HPG, katalis mempunyai peranan penting dalam pembentukan strukturnya. Mineral dalam bentuk oksida sudah umum digunakan sebagai katalis pada proses kimia. Penelitian ini bertujuan untuk menggunakan mineral lokal yaitu kapur tohor dan dolomit sebagai katalis pada pembuatan HPG. Batuan kapur dan dolomit dipanaskan terlebih dahulu untuk membentuk CaO dan MgO. Pemanasan batuan kapur pada suhu 900 °C sudah menghasilkan CaO dan CaCO3, sedangkan pemanasan dolomit pada suhu 750 °C menghasilkan MgO dan CaCO3. Proses polimerisasi dilakukan pada suhu 250 °C dan waktu proses 5 jam. Hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan kapur tohor sebagai katalis menghasilkan HPG dengan cabang yang lebih banyak dibandingkan jika menggunakan dolomit. Dari spektrum 13C NMR pada pergeseran kimia 72 ppm sampai dengan 73,5 ppm yang diindikasikan sebagai HPG jenis dendritik mengeluarkan 6 puncak bila menggunakan kapur tohor dan mengeluarkan 1 puncak bila menggunakan dolomit. Spektrum 1H NMR pada pergeseran kimia 3 ppm sampai dengan 4 ppm yang diindikasikan sebagai CH-O mengeluarkan 4 puncak bila menggunakan kapur tohor ataupun dolomit. Penambahan waktu proses sampai 20 jam pada proses polimerisasi dengan katalis kapur tohor menghasilkan 5 puncak spektrum 1H NMR. Bertambahnya jumlah puncak menandakan bertambah banyaknya gugus CH-O, selain itu penambahan waktu proses juga menaikkan jumlah gugus fungsi OH yang keluar pada pergeseran kimia 4,4 ppm sampai dengan 4,7 ppm

    Karakteristik Mineral Lokal sebagai Katalis pada Sintesis Poligliserol Banyak Cabang (Hyperbranched Polyglycerol)

    Full text link
    Poligliserol banyak cabang (Hyperbranched Polyglycerol /HPG) mempunyai struktur unik dan kaya gugus hidroksi sehingga berpotensi untuk diaplikasikan di berbagai bidang. Dalam pembuatan HPG, katalis mempunyai peranan penting dalam pembentukan strukturnya. Mineral dalam bentuk oksida sudah umum digunakan sebagai katalis pada proses kimia. Penelitian ini bertujuan untuk menggunakan mineral lokal yaitu kapur tohor dan dolomit sebagai katalis pada pembuatan HPG. Batuan kapur dan dolomit dipanaskan terlebih dahulu untuk membentuk CaO dan MgO. Pemanasan batuan kapur pada suhu 900 °C sudah menghasilkan CaO dan CaCO3, sedangkan pemanasan dolomit pada suhu 750 °C menghasilkan MgO dan CaCO3. Proses polimerisasi dilakukan pada suhu 250 °C dan waktu proses 5 jam. Hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan kapur tohor sebagai katalis menghasilkan HPG dengan cabang yang lebih banyak dibandingkan jika menggunakan dolomit. Dari spektrum 13C NMR pada pergeseran kimia 72 ppm sampai dengan 73,5 ppm yang diindikasikan sebagai HPG jenis dendritik mengeluarkan 6 puncak bila menggunakan kapur tohor dan mengeluarkan 1 puncak bila menggunakan dolomit. Spektrum 1H NMR pada pergeseran kimia 3 ppm sampai dengan 4 ppm yang diindikasikan sebagai CH-O mengeluarkan 4 puncak bila menggunakan kapur tohor ataupun dolomit. Penambahan waktu proses sampai 20 jam pada proses polimerisasi dengan katalis kapur tohor menghasilkan 5 puncak spektrum 1H NMR. Bertambahnya jumlah puncak menandakan bertambah banyaknya gugus CH-O, selain itu penambahan waktu proses juga menaikkan jumlah gugus fungsi OH yang keluar pada pergeseran kimia 4,4 ppm sampai dengan 4,7 ppm

    Ekstraksi dan Identifikasi Fitosterol pada Mikroalga Nannochloropsis Occulata

    Full text link
    Fitosterol merupakan golongan senyawa kelompok steroid yang dapat ditemukan dalam tanaman dan organisme laut seperti mikroalga. Fitosterol digunakan sebagai suplemen makanan yang berfungsi untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Nannochloropsis occulata merupakan salah satu sumber terbesar dari fitosterol yang memiliki prospek menjanjikan untuk dijadikan sebagai suplemen makanan. Pada penelitian ini telah dilakukan ekstraksi dan identifikasi jenis fitosterol dari Nannochloropsis occulata yang berasal dari perairan Lampung. Skrining fitokimia menyatakan bahwa Nannochloropsis occulata selain mengandung golongan senyawa sterol juga mengandung golongan senyawa flavonoid yang dapat berfungsi sebagai antioksidan. Hasil identifikasi menggunakan Gas Chromatography Mass Spectrometer (GC-MS) menunjukkan bahwa Nannochloropsis occulata mengandung fitosterol dengan kelimpahan 91,96% yang terdiri dari campesterol, stigmasterol, dan β-sitosterol dengan kelimpahan masing-masing sebesar 23,02% ; 29,04% dan 39,80%

    Sintesis dan Karakterisasi Polimer Alkid Poligliserol Banyak Cabang

    Full text link
    Polimer alkid baru telah disintesis menggunakan alkid minyak rantai panjang (long oil) dan poligliserol banyak cabang. Alkid poligliserol banyak cabang/alkid HPG merupakan salah satu alkid banyak cabang (hyperbranched alkyd polimer/HBRA). Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan sintesis dan karakterisasi HBRA baru dari HPG. Sintesis dilakukan dengan memanaskan campuran 77% minyak kedelai dan 23% poliol (gliserol atau HPG) pada suhu 240 oC sampai dengan 250 oC selama selama 3 jam dilanjutkan dengan penambahan 23% asam phtalat atau asam maleat dan diproses pada suhu 180 oC - 200 oC selama 3 jam. Spektrum FTIR menunjukkan munculnya gugus fungsi ester C=C pada panjang gelombang 3050 cm-1 dan gugus C=O pada panjang gelombang 1350 cm-1 – 1730 cm-1. Viskositas 40 oC alkid phtalat HPG adalah 1255 cSt (mm2/s) dan alkid phtalat gliserol adalah 1668 cSt, sedangkan viskositas produk alkid maleat tidak dilakukan karena produk berbentuk padat. Bilangan hidroksi alkid phtalat gliserol dan alkid phtalat HPG tidak berbeda signifikan. Bilangan hidroksi alkid maleat gliserol dan alkid maleat HPG berbeda signifikan karena gugus hidroksi pada poliol tidak teresterifikasi sempurna
    corecore