3 research outputs found
Masalah Psikologis Wanita Pascahisterektomi: Literatur Review
Latar Belakang: Histerektomi merupakan suatu tindakan pembedahan dengan melakukan pengangkatan rahim akibat suatu penyakit ginekologi. Wanita merasa bahwa histerektomi menyebabkan kehilangan kepercayaan dan menyebabkan kurangnya harga diri sebagai seorang wanita.Tujuan: penulisan literatur review ini adalah memahami masalah-masalah psikologis yang dapat terjadi dan dialami oleh wanita pasca histerektomi.Metode: Metode menggunakan pendekatan literatur review. Pencarian artikel melalui PubMed, Science Direct, EBSCO, dan ProQuest dengan kata kunci “psychological issues after hysterectomy”. Kriteria artikel harus dari jurnal internasional dan full text serta terpublikasi 8 tahun terakhir. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 16 artikel yang disesuaikan dengan kriteria.Hasil: Hasil yang telah didapatkan menunjukkan bahwa histerektomi dapat menyebabkan gejala depresi seperti keputusasaan, kecemasan, ketakutan, citra tubuh dan harga diri rendah, masalah PTSD akibat stressor berkelanjutan, hingga masalah psikoseksual yang dapat terjadi pada sebagian besar wanita karena penurunan hasrat seksual pascahisterektomi.Kesimpulan: Literatur review ini menggambarkan masalah psikologis pada wanita pascahisterektomi seperti kejadian depresi, PTSD, dan masalah psikoseksual. Masih minimnya penatalaksanaan pada masalah psikologis, mengharuskan penerapan terapi psikologis cognitive dan behavior pada pelayanan kesehatan untuk wanita pascahisterektomi
Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Kecemasan Perawat Dalam Menangani Pasien COVID-19 Di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Wilayah Malang
Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV- 2) merupakan virus yang menyerang sistem pernapasan. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian. World Health Organisation (WHO) pada tanggal 11 Maret 2020 telah menetapkan COVID-19 sebagai pandemi karena memiliki tingkat penyebaran yang begitu tinggi dan cepat. Di Indonesia pada 03 Agustus 2021 terjadi peningkatan sebesar 3.496.700 kasus, dari jumlah tersebut pasien yang sembuh adalah 2.873.669 dan yang meninggal dunia sebanyak 98.889. Penambahan kasus COVID-19 menyebabkan kebutuhan layanan di instalasi gawat darurat sebagai penyedia penanganan awal mengalami peningkatan. Instalasi gawat darurat merupakan layanan terdepan untuk pasien COVID-19 oleh sebab itu harus memberikan layanan skrinning awal sesuai dengan pedoman COVID-19. Perawat yang berada di instalasi gawat darurat merasa cemas tentang penanganan pasien COVID-19 disebabkan karena beban kerja yang tinggi di instalasi gawat darurat. Kecemasan merupakan kondisi ketakutan yang tidak jelas dirasakan oleh seseorang dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya sehingga menyebabkan rasa panik dan rasa takut. Kondisi tersebut menyebabkan kecemasan perawat di ruang gawat darurat yang akan memberikan dampak terhadap kualitas layanan. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kecemasan perawat dalam menangani pasien COVID-19 di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Wilayah Malang.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian observasional analitik menggunakan pendekatan desain cross sectional study. Penelitian ini melibatkan 3 Rumah Sakit di Wilayah Malang yaitu Rumah Sakit Umum Daerah Kota Malang, Rumah Sakit Muhammadiyah Malang dan Rumah Sakit Wava Husada Malang. Alasan memilih 3 Rumah Sakit karena berdasarkan hasil interview didapatkan bahwa di 3 rumah sakit tersebut mengalami peningkatan kasus COVID-19 di IGD dan merupakan rumah sakit rujukan COVID-19. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2021. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling dengan jumlah responden 61 Perawat di Instalasi Gawat Darurat di 3 rumah sakit tersebut. Teknik pengumpulan data melalui Google Form. Analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi, median dan nilai minimal-maksimal, analisis bivariat menggunakan uji Spearman dan pearson korelasi. Analisis multivariate menggunakan uji analisis regresi linear berganda. Hasil analisis univariat dari karakteristik responden terbanyak berusia 26-35 tahun (77.0%), laki-laki (62.3%), lulusan S1 Ners 54.1%, Asal instansi 44.3% dari RS Wava Husada Malang, sudah menikah (70.5%), bekerja 6-10 tahun (41.0%), besar tidak mengikuti pelatihan bencana wabah (63.9%), besar tidak terlibat dalam fase respon bencana non alam (65.6%). Hasil analisis univariat variabel pengetahuan nilai mean 11.95 (SD: 0.644), beban kerja nilai mean 30.77 (SD:2.831), peningkatan jumlah pasien nilai mean 1.75 (SD: 0.650), Resiko paparan COVID-19 nilai mean 85.85 (SD: 3.953), sarana dan prasarana nilai mean 32.48 (SD: 4.011) dan kecemasan nilai mean 12.51 (SD: 0.504). Hasil uji normalitas menunjukkan variabel pengetahuan, beban kerja, peningkatan jumlah pasien, sarana prasarana, dan kecemasan memiliki data yang tidak berdistribusi normal maka analisis bivariat menggunakan uji Spearman Rank sedangkan resiko paparan memiliki data yang berdistribusi normal maka analisis bivariat menggunakan uji korelasi pearson. Hasil uji Spearman Rank variabel pengetahuan, beban kerja, peningkatan jumlah pasien, dam sarana prasarana memiliki nilai p value <0.05, Sedangkan uji korelasi pearson variabel resiko paparan nilai p value 0.048. Hasil uji regresi linier berganda didapatkan variabel paling dominan berhubungan dengan kecemasan perawat di Instalasi Gawat Darurat adalah pengetahuan dengan nilai coefficient β -0.381.
pengetahuan perawat tentang COVID-19 yang baik dapat menurunkan kecemasan perawat dalam bekerja, bahwa terjadinya tingkat kecemasan sedang/berat secara signifikan lebih tinggi pada tenaga medis yang mengalami peningkatan beban kerja, kecemasan yang dialami oleh tenaga kesehatan adalah meningkatnya jumlah pasien, yang dapat dipengaruhi oleh perubahan layanan kesehatan yang konstan seiring berkembangnya informasi tentang COVID-19, bahwa petugas medis yang berinteraksi langsung dengan pasien COVID-19 dianggap memiliki resiko tinggi paparan virus sehingga mengalami kecemasan, Meningkatkan kecemasan perawa menangani pasien COVID-19 diantaranya ketersedian sarana yang terbata (APD). Oleh sebab itu rumah sakit perlu memperhatikan terkait dengan perkembangan COVID-19, waktu kerja perawat, mengantisipasi peningkatan pasien, menyediakan kebutuhan yang cukup terhadap perawat dalam memberikan pelayanan kepada psien untuk terhindar dari paparan virus dan menyediakan fasilitan dan sarana yang memadaiuntuk menunjang pelayanan lebih baik tanpa khwatir akan tertular virus Tindakan ini merupakan langkah yang sangat penting untuk meminimalkan tingkat kecemasan perawat dalam menghadapi pandemi COVID-19 seiring dengan perkembangan COVID-19 yang terus bermutasi membentuk varian-varian baru, dan diperlukan lebih banyak intervensi untuk meningkatkan pengetahuan perawat serta meyakinkan mereka dengan efisiensi tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi yang tepat dan menyediakan lingkungan yang aman. Perawat yang memiliki pengetahuan baik tentang penangan COVID-19, pelatihan, dan pengalamannya akan memiliki tingkat kecemasan yang lebih rendah dan sikap positif yang lebih tinggi. Pengetahuan merupakan dasar yang dilakukan oleh seseorang, sehingga dapat menstimulus seseorang untuk melakukan sesuatu.
Kesimpulan dari penelitian ini terdapat hubungan antara pengetahuan, beban kerja, peningkatan jumlah pasien, resiko paparan dan sarana prasarana dengan kecemasan perawat dalam menangani pasien COVID-19 di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Wilayah Malang. Pengetahuan meurupakan faktor paling dominan berhubungan dengan kecemasan perawat dalam menangani pasien COVID-19 di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Wilayah Malang