17 research outputs found
The Analysis of Internal Control Systems Effectiveness in Receipt of Cash at PT. Mandala Multifinance, Tbk Branch Siau
The development of the business world is rapidly increasing, are experienced by companies engaged in leasing services. PT. Mandala Multifinance, Tbk Branch Siau, engaged in financing services of two-wheeled vehicles. In the competition the current management is aware of the importance of the unity of the company to be able to survive in the competition. Management is required to maintain the property, prevent the occurrence of errors and embezzlement. The cycle cach is most receipts vulnerable to realize cash proceeds of fraud, hence the importance of internal control procedures for cash receipts in order to avoid the problems that will occur. This study is aimed to evaluate the effectiveness of the internal control system of cash receipts cycle at PT. Mandala Multifinance, Tbk Branch Siau. The method used is descriptive qualitative method. The results shows the internal control system of the cash receipts at PT. Mandala Multifinance, Tbk Branch adequate Siau characterized by the elements of internal control has been executed and is effective. Management should do some improvements such as the organizational structure that needs to be reviewed, to support the effectiveness of the existing internal control.Keywords: internal control, fraud, cash receipts
Pengaruh Proses Produksi dan Pengendalian Kualitas terhadap Kualitas Produk Baby Blanket Saku Print di PT. Dialogue Garmindo Utama
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan oleh proses produksi dan pengendalian kualitas terhadap kualitas produk yang dihasilkan baik secara parsial maupun simultan. Kualitas produk adalah kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya, meliputi daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan operasi dan perbaikan, serta atribut bernilai lainnya. Dengan kata lain produksi dikatakan berhasil apabila dapat menghasilkan produk yang berkualitas sesuai dengan yang diharapkan. Objek penelitian ini adalah Perusahaan yang melakukan proses produksi dalam skala menengah keatas dan hasil produksinya sudah beredar di pasar luas. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah path analysis dengan menggunakan SPSS 21. Kesimpulannya proses produksi dan pengendalian kualitas secara bersama-sama berpengaruh terhadap kualitas produk yang dihasilkan dengan nilai koefisisen determinasi 82,9%
STUDY OF HEMOGLOBIN LEVELS CATTLE FED Moringa oleifera AND PREBIOTIC FROM MARE’S MILK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kadar hemoglobin pada sapi onggole muda yang diberi Moringa oleifera dan susu prebiotik. Penelitian ini menggunakan sembilan ekor pedet Sumba Ongole umur 5-7 bulan dengan berat badan ± 130 kg. Penelitian diawali dengan persiapan alat dan bahan yang dibutuhkan berupa persiapan kandang individu, pembuatan tepung kelor, pembuatan rumput amunisi, pembuatan konsentrat, pembuatan susu, penyiapan prebiotik, adaptasi hewan. Perlakuan pedet dibagi menjadi 3 kelompok yaitu kelompok kontrol (KK), kelompok perlakuan 1 (KP1), kelompok perlakuan 2 (KP2). Kelompok kontrol diberi makan rumput kering amonia, konsentrat, susu sedangkan kelompok perlakuan 1 diberi pakan rumput kering diamoniase, konsentrat, susu, prebiotik, dan kelompok perlakuan 2 diberi pakan rumput kering diamoniase, konsentrat, tepung kelor. Pada setiap penarikan diambil ± 3 mL darah kemudian dimasukkan ke dalam tabung Ethylenediamine Tetraacetic Acid (EDTA) dan masing-masing tabung diberi label sesuai kode sampel. Hasil penelitian menunjukkan pedet pada kelompok kontrol memiliki kisaran nilai Hb 7,7-11,8 g/dl, sedangkan kelompok yang diberi susu prebiotik memiliki kisaran nilai Hb 8,8 hingga 11,4 g/dl. Kelompok yang diberi pakan Moringa oleifera memiliki kisaran nilai Hb 8,8-14,4 g/dl. Hasil tersebut menunjukkan nilai hemoglobin dari ketiga kelompok perlakuan berada dalam kisaran normal nilai hemoglobin sapi yaitu 9,1-15,7 g/dl namun terjadi peningkatan hemoglobin pada kelompok perlakuan yang diberikan susu prebiotik dan kelor. Pakan kelor yang ditambahkan ke KP2 menghasilkan Hb yang lebih tinggi dibandingkan dengan KP1 dan KK. Nilai Hb yang lebih tinggi diduga karena kandungan protein yang tinggi pada tanaman kelor yaitu 27% sehingga dapat meningkatkan produktivitas ternak
Hubungan antara Ketidakpuasan Bentuk Tubuh dengan Objektifikasi Diri pada Remaja Pengguna Instagram
Ketidakpuasan bentuk tubuh adalah penilaian negatif individu terhadap bentuk tubuhnya dikarenakan adanya kesenjangan antara tubuh sebenarnya dan ideal individu. Salah satu alasan terjadinya ketidakpuasan bentuk tubuh individu adalah karena objektifikasi diri, yaitu ketika individu melihat dirinya sebagai objek yang diperhatikan. Hipotesis penelitian, yaitu terdapat hubungan antara setiap dimensi objektifikasi diri dengan ketidakpuasan bentuk tubuh pada remaja pengguna Instagram. Penelitian ini melibatkan 312 orang remaja pengguna Instagram berusia 18–24 tahun dan mengikuti konten selebriti, olahraga, atau juga model. Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan kuesioner daring berisi skala Objectified Body Consciousness (OBCS) untuk mengukur objektifikasi diri dan skala Body Dissatisfaction Scale (BDS) untuk mengukur ketidakpuasan bentuk tubuh. Analisis data dilakukan dengan uji korelasi metode koefisien korelasi Spearman. Hasil uji korelasi menunjukkan terdapat hubungan positif antara objektifikasi diri dimensi pengawasan tubuh serta dimensi internalisasi pandangan budaya dan rasa malu terhadap tubuh dengan ketidakpuasan bentuk tubuh, sedangkan tidak ditemukan hubungan antara objektifikasi diri dimensi keyakinan untuk mengontrol penampilan dengan ketidakpuasan bentuk tubuh. Hal ini menunjukkan bahwa semakin individu memperhatikan tubuhnya secara konstan, maka semakin individu tidak puas dengan tubuhnya dan semakin individu menginternalisasi pandangan mengenai standar ideal yang ada dan merasa malu terhadap tubuhnya, maka semakin individu tidak puas dengan tubuhnya
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dukungan Keluarga terhadap Motivasi Berobat Penderita Kusta di Wilayah Kerja Puskesmas Se-kota Kupang
Keluarga sebagai sistem pendukung bagi penderita kusta diharapkan mampu memberikan dukungan penuh kepada penderita kusta. Dukungan keluarga sangat penting untuk setiap aspek perawatan anggota keluarga, terutama upaya kuratif atau pengobatan. Keluarga memotivasi dan memberikan dukungan serta perhatian dalam bentuk perasaan dan sikap nyata sehingga klien mampu menjalani pengobatannya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga terhadap motivasi berobat penderita kusta di Wilayah Kerja Puskesmas SeKota Kupang. Desain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua keluarga dan pasien kusta yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Se-Kota Kupang. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 48 responden, menggunakan Teknik total sampling. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Hasil penelitian diperoleh bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan dan faktor sosial ekonomi terhadap motivasi berobat, tetapi terdapat juga yang tidak berhubungan antara lain faktor usia, faktor emosi, spiritual, praktik dikeluarga dan latar belakang budaya. Untuk meningkatkan dukungan keluarga dan motivasi berobat penderita kusta, perlu adanya penyuluhan tentang penyakit kusta dan cara pengobatannya, sehingga keluarga dan penderita memiliki motivasi untuk berobat.
Kata Kunci : Dukungan keluarga, Motivasi Berobat, Kusta
Study of Hemoglobin Levels Cattle Fed Moringa Oleifera and Prebiotic From Mare's Milk
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kadar hemoglobin pada sapi onggole muda yang diberi Moringa oleifera dan susu prebiotik. Penelitian ini menggunakan sembilan ekor pedet Sumba Ongole umur 5-7 bulan dengan berat badan ± 130 kg. Penelitian diawali dengan persiapan alat dan bahan yang dibutuhkan berupa persiapan kandang individu, pembuatan tepung kelor, pembuatan rumput amunisi, pembuatan konsentrat, pembuatan susu, penyiapan prebiotik, adaptasi hewan. Perlakuan pedet dibagi menjadi 3 kelompok yaitu kelompok kontrol (KK), kelompok perlakuan 1 (KP1), kelompok perlakuan 2 (KP2). Kelompok kontrol diberi makan rumput kering amonia, konsentrat, susu sedangkan kelompok perlakuan 1 diberi pakan rumput kering diamoniase, konsentrat, susu, prebiotik, dan kelompok perlakuan 2 diberi pakan rumput kering diamoniase, konsentrat, tepung kelor. Pada setiap penarikan diambil ± 3 mL darah kemudian dimasukkan ke dalam tabung Ethylenediamine Tetraacetic Acid (EDTA) dan masing-masing tabung diberi label sesuai kode sampel. Hasil penelitian menunjukkan pedet pada kelompok kontrol memiliki kisaran nilai Hb 7,7-11,8 g/dl, sedangkan kelompok yang diberi susu prebiotik memiliki kisaran nilai Hb 8,8 hingga 11,4 g/dl. Kelompok yang diberi pakan Moringa oleifera memiliki kisaran nilai Hb 8,8-14,4 g/dl. Hasil tersebut menunjukkan nilai hemoglobin dari ketiga kelompok perlakuan berada dalam kisaran normal nilai hemoglobin sapi yaitu 9,1-15,7 g/dl namun terjadi peningkatan hemoglobin pada kelompok perlakuan yang diberikan susu prebiotik dan kelor. Pakan kelor yang ditambahkan ke KP2 menghasilkan Hb yang lebih tinggi dibandingkan dengan KP1 dan KK. Nilai Hb yang lebih tinggi diduga karena kandungan protein yang tinggi pada tanaman kelor yaitu 27% sehingga dapat meningkatkan produktivitas ternak