3 research outputs found
Kandungan Klorofil-a dan Karotenoid Pada Eucheuma cottoni yang Dibudidayakan Kedalaman Berbeda di Teluk Cina Pulau Lemukutan
Seaweed is one of the low-level plant species in the algae group that lives in water which carries out the process of photosynthesis and requires light. The purpose of this study was to see the content of chlorophyll-a and carotenoids at different depths and to determine the correlation between the content of chlorophyll-a and carotenoids with their physical and chemical parameters. This research was conducted in the waters of the Chinese Bay of Lemukutan Island. The method used in this cultivation is floating cages. The benefit of this research is to determine the optimal content of chlorophyll-a and carotenoids, as well as to provide information that can be studied in the Health and Pharmaceutical Sections. Seaweed cultivation is carried out for 50 days from February to April 2022 on Lemukutan Island. Eucheuma cottoni seaweed was cultivated at a depth of 30 cm, 60 cm and 90 cm. Measurement of chlorophyll-a and carotenoid content was carried out in the laboratory using a spectrophotometer and analyzed using ANOVA on SPSS. This study found that the chlorophyll-a content at a depth of 30 cm was 2.209 mg/g, at a depth of 60 cm was 1.706 mg/g, and at a depth of 90 cm was 1.970 mg/g. As for the carotenoid content, at a depth of 30 cm, it was 0.281 mg/g, at a depth of 60 cm, it was 0.275 mg/g and at a depth of 90 cm, it was 0.337 mg/g. Rumput laut merupakan salah satu jenis tumbuhan tingkat rendah pada golongan alga yang hidup di air yang melakukan proses fotosintesis dan memerlukan cahaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat kandungan klorofil-a dan karotenoid terhadap kedalaman yang berbeda dan mengetahui korelasi antara kandungan klorofil-a dan karotenoid dengan parameter fisika dan kimianya. Penelitian ini dilakukan di perairan Teluk Cina Pulau Lemukutan. Metode yang dipakai dalam budidaya ini yaitu keramba apung. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan klorofil-a dan karotenoid yang optimal, serta memberikan informasi yang dapat dikaji dibagian Kesehatan dan farmasi. Budidaya rumput laut ini dilakukan selama 50 hari dari bulan Februari-April 2022 di Pulau Lemukutan. Rumput laut Eucheuma cottoni dibudidayakan pada kedalaman 30 cm, 60 cm, dan 90 cm. Pengukuran kandungan klorofil-a dan karotenoid dilakukan di laboratorium menggunakan alat spektofotometri dan dianalisis menggunakan ANOVA pada SPSS. Penelitian ini mendapatkan kandungan klorofi-a pada kedalaman 30 cm yaitu 2,209 mg/g, kedalaman 60 cm yaitu 1,706 mg/g, dan kedalaman 90 cm yaitu 1,970 mg/g. Sedangkan untuk kadungan karotenoid yaitu pada kedalaman 30 cm yaitu 0,281 mg/g, kedalaman 60 cm yaitu 0,275 mg/g dan kedalaman 90 cm 0,337 mg/g
ANALISIS RISIKO KEBOCORAN PADA SLUG CATCHER AREA GAS PROCESSING FACILITY (STUDI KASUS : PERUSAHAAN MINYAK DAN GAS BUMI)
Pada penelitian ini dilakukan analiais risiko kebocoran pada slug catcher area gas processing facility. Tujuan penelitian yaitu mengidentifikasi bahaya menggunakan FMEA untuk untuk mengetahui penyebab terjadinya suatu kegagalan komponen pada slug catcher, menentukan skenario kebocoran gas dan mengetahui tingkatan risiko kebocoran gas. Metode yang digunakan yaitu quantitative risk analysis untuk mengetahui tingkatan risiko berdasarkan skenario kebocoran gas. Penilaian risiko kebocoran gas menggunakan event tree analysis untuk mengetahui nilai probability of consequences initiating event, kemudian mengalikannya dengan frekuensi kejadian berdasarkan oil gas procedures, selanjutnya menghitung nilai risiko . Hasil dari penelitian ini yaitu kebocoran gas terjadi karena kegagalan komponen yang memiliki risiko tinggi berdasarkan identifikasi bahaya menggunakan FMEA, skenario kebocoran menggunakan realistic case dengan lubang kebocoran 100mm, 50mm dan 10mm pada valve slug catcher. Tingkatan risiko tertinggi akibat kebocoran gas pada konsekuensi toxic gas dispersion skenario lubang 10mm tergolong kategori ditoleransi.
Kata Kunci : Event Tree Analysis, Failure Mode and Effect Analysis, Kebocoran, Risiko, Quantitative Risk Analysi