77 research outputs found

    ARCHAEOLOGICAL RESEARCH AT KENDENG LEMBU, EAST JAVA, INDONESIA

    Get PDF
    This report describes new excavations at the site of Kendeng Lembu in East Java, a location previously researched by van Heekeren and Soejono. The new research in several locations has revealed a Neolithic layer with red-slipped pottery, and a separate historical period layer above

    Younger Toba Tephra 74 Kya: Impact On Regional Climate, Terrestial Ecosystem, And Prehistoric Human Population

    Get PDF
    One of the largest volcanic activity which predicted was caused terrible volcanic winterin Quaternary period is the Toba eruption in 74 ka, Northern Sumatra, Indonesia. According to the Toba catastrophe theory by some scholars, it had a global consequence of killing most humans who alive and creating of a population bottleneck that affected the genetic inheritance of all living humans today. This paper will discuss about Toba eruption and also its impact for vegetal, animal, and human environmental change based on previous research

    Beberapa Aspek Biokultural Rangka Manusia dari Situs Kubur Kuna Leran, Rembang, Jawa Tengah

    Get PDF
    Abstract. Some Biocultural Aspects on Human Skeleton from Ancient Burial Site of Leran, Rembang, Central Java. Leran ancient burial site was informed by local people to the Center for Archaeological Research of Yogyakarta in 2012. Until 2013, we have found at least 17 individuals of human remains which were identified from Leran site. This paper tries to uncover biocultural aspects on human skeletal of Leran site through material data of remaining anatomy. The biological aspectsinclude sexes, age, stature, and race. The cultural aspects include premortem cultural practices and burial treatment. Hopefully this article could enrich our understanding of the biocultural aspects on the burial sites in Java in particular and Indonesia in general.Abstrak. Situs kubur kuna Leran dilaporkan oleh masyarakat kepada Balai Arkeologi Yogyakarta pada tahun 2012. Hingga penelitian tahun 2013, setidaknya telah ditemukan sebanyak 17 individu yang berhasil diidentifikasi dari Situs Leran. Tulisan ini berusaha mengungkap aspek biokultural yang dimiliki oleh rangka manusia Situs Leran melalui data-data materi anatomi tersisa. Aspek biologis yang diungkap antara lain adalah jenis kelamin, usia, tinggi badan, dan ras. Aspek kultural yangdibahas meliputi kebiasaan si individu pada saat masih hidup, dan perlakuan penguburan. Semoga tulisan ini dapat memperkaya pandangan kita mengenai aspek biokultural pada situs-situs kubur di Jawa pada khususnya dan Indonesia pada umumnya

    Melacak Jejak Kehidupan Purba di Patiayam

    Get PDF

    Globalisasi, pelayaran-perdagangan dan diversitas populasi: studi sisa manusia situs Leran, Rembang, Jawa Tengah

    Get PDF
    Isu globalisasi yang saat ini sedang marak dibicarakan, sesungguhnya bukan hal yang baru dalam sejarah peradaban manusia. Namun, studi mengenai globalisasi dalam perspektif masa lampau khususnya arkeologi, sampai saat ini tidak banyak didiskusikan di antara ilmu-ilmu sosial di Indonesia. Tulisan ini bertujuan untuk memahami proses globalisasi yang berhubungan dengan pelayaran dan perdagangan maritim melalui data arkeologis, berupa sisa rangka manusia dari situs Leran, Rembang, Jawa Tengah. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan bioarkeologis melalui analisis karakter metrik dan non-metrik gigi geligi untuk mengetahui afinitas biologis manusia Leran dalam perbandingannya dengan beberapa sampel populasi dari kawasan sekitarnya. Hasilnya dapat diketahui bahwa populasi Leran memiliki diversitas afinitas biologis yang cukup beragam berhubungan dengan posisi strategis situs tersebut dalam jaringan perdagangan maritim global masa lampau

    Rekonstruksi aspek biologis dan konteks budaya rangka manusia holosen, song keplek 5

    Get PDF
    Spesimen Song Keplek 5 (SK5) ditemukan pada tahun 1998 di situs Song Keplek, terletak di kawasan karst Gunung Sewu (Pegunungan Selatan), Jawa Timur. SK5 adalah rangka dari sebuah penguburan yang berumur c. 3053 ± 65 calBP (AA96775) berdasarkan pertanggalan langsung pada sample fragmen tulang rusuk dan vertebrae. Tulisan ini akan membahas informasi aspek biologis dan konteks budaya dari SK5. Informasi biologis meliputi estimasi usia, jenis kelamin, perkiraan tinggi, dan patologi serta kondisi kesehatan. Pembahasan konteks budaya akan mencakup praktek-praktek budaya dalam kehidupan si individu (premortem), dan praktik penguburan (postmortem). Eksplorasi aspek-aspek budaya dan biologis SK 5 tidak hanya berguna untuk mengetahui “osteobiografi” rangka tersebut, namun juga untuk meningkatkan pemahaman kita tentang kondisi kehidupan selama pertengahan Holosen di Jawa, pasa masa awal penghunian penutur bahasa Austronesia di pulau tersebut

    Analisis rangkaian tahapan operasional pembuatan beliung batu dari perbengkelan neolitik di Banyuwangi Selatan

    Get PDF
    Berdasarkan hasil penelitian Balai Arkeologi Yogyakarta antara tahun 2008-2011, di kawasan Banyuwangi Selatan telah ditemukan kumpulan artefak yang mengindikasikan adanya aktivitas perbengkelan alat batu. Jenis artefak yang mencerminkan pola tingkah lalu tersebut antara lain adalah; batu inti, batu pukul, tatal, calon beliung, dan batu asah. Tulisan ini menggunakan pendekatan chaîne opératoire untuk merekonstruksi proses pembuatan dan mengungkap aspek-aspek teknologi yang berkaitan dengan proses pembuatan beliung batu dari situs-situs perbengkelan neolitik di kawasan tersebut. Studi ini diharapkan mampu menambah pandangan mengenai teknologi pembuatan alat batu pada masa neolitik dan sedikit gambaran tentang aspek sosial kehidupan masyarakat penutur bahasa Austronesia di Indonesia

    Melacak Jejak Awal Indianisasi Di Pantai Utara Jawa Tengah

    Get PDF
    From a geographic point of view, the Archipelago lies at a strategic crossroads between continents and oceans. Under these conditions, the development of culture in these islands has always been influenced by the major cultures around it, namely India and China. One problem of cultural history that is still a mystery is the process of the entry of Indian Culture in Central Java, namely the entrance and route of Indianization to the interior of southern Central Java. One of the areas on the north coast of Central Java which is quite strategic from a geographical point of view is Batang Regency. Based on its potential, it can be estimated that Batang Regency has a strategic role in the process of entering and developing the influence of Indian Culture on the Island of Java.Dari sudut pandang geografis, Kepulauan Nusantara terletak pada persilangan strategis antar Benua dan Samudera. Dengan kondisi tersebut, perkembangan kebudayaan di kepulauan ini selalu mendapat pengaruh budaya besar di sekitarnya, yaitu India dan China. Salah satu persoalan sejarah budaya yang masih menjadi misteri adalah mengenai proses masuknya Kebudayaan India di Jawa Tengah yaitu jalan masuk dan jalur lndianisasi sampai di pedalaman Jawa Tengah bagian selatan. Salah satu wilayah di kawasan pantai utara Jawa Tengah yang cukup strategis dari sudut pandang geografis adalah Kabupaten Batang. Berdasarkan pada potensi yang dimiliki, maka dapat diperkirakan bahwa Kabupaten Batang memtliki peran yang strategis dalam proses masuk dan berkembangnya pengaruh Kebudayaan India di Pulau Jawa

    Pemberdayaan Masyarakat pada Pelestarian Situs Bangkai Kapal "USS Liberty", Tulamben, Bali

    Get PDF
    Indonesia as the largest maritime country in the world, is estimated to have 3000 sites containing underwater archaeological resources. But unfortunately, this great potential has not been managed (research and its preservation) optimally. Various conflicts of interest in the management of underwater archaeological resources have led to new thinking in the vision of conservation. Therefore, it is necessary to develop an alternative approach that can better accommodate the various interests of the local community. One model of approach that is oriented to local communities is the community empowerment model. Empowerment of local communities around archaeological sites can be realized in three aspects of empowerment, namely: empowerment in the fields of a) socio-culture, b) politics, and c) economy.Indonesia sebagai negara maritim terbesar di dunia, diperkirakan memiliki 3000 situs yang mengandung sumberdaya arkeologi bawah air. Namun sayangnya, potensi yang besar tersebut belum dikelola (penelitian dan pelestariannya) dengan optimal. Berbagai konflik kepentingan dalam pengelolaan sumberdaya arkeologi bawah air menimbulkan pemikiran baru dalam visi pelestarian. Oleh karena itu, perlu dikembangkan pendekatan alternatif yang lebih dapat mengakomodasi berbagai kepentingan masyarakat lokal. Salah satu model pendekatan yang berorientasi pada masyarakat lokal adalah model pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat local sekitar situs arkeologis dapat diwujudkan dalam tiga aspek pemberdayaan, yaitu: pemberdayaan dalam bidang a) sosial-budaya, b) politik, dan c) ekonomi
    corecore