22 research outputs found

    Semantic Analysis Towards English Substantive

    Get PDF
    The analysis describes semantic theories in defining English substantives “Someone/ Person/ People” with its references in Balinese kinship terms. The purpose is to explain several basic concepts of semantic theories in describing the meaning of specific terms through the analysis of their semantic features. Semantic features of Balinese kinship terms are explored by means of semantic evidence. The result of the analysis showed that semantic theories, Natural Semantics Metalanguage and Componential Analysis could simplify the complex meaning of Balinese kinships terms which were related semantically in order to understand their similarities and differences. Key words: Semantic features, English substantive (Someone/ Person/ People), Balinese Kinship term

    DESKRIPSI KARYA FOTOGRAFI DESCENDANT'S SPIRIT

    Get PDF
    ABSTRAK Karya foto dengan judul Descendant’s Spirit merupakan gambaran fenomena social yang dipresentasikan dalam secara metafora terkait dengan fakta bahwa di era sekarang ini, telah terjadi pergeseran-pergeseran norma social yang memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap pemertahanan etika dan morak yang seringkali dapat memicu terjadinya gesekan-gesekan antar generasi yang satu dengan yang lainnya, yang tentunya berbeda dalam konsep berpikir dan pandangan terhadap sesuatu hal. Simbol kaki, pasir dan pantai memiliki kiasan yang mampu mewakili berbagai aspek yang memiliki peran sentral dalam fenomena pergeseran norma social yang terjadi saat ini

    DESKRIPSI KARYA FOTOGRAFI THE END OF THE DAY

    Get PDF
    ABSTRAK Karya foto dengan judul The End of The Day merupakan representasi salah satu keindahan yang dimiliki oleh satu-satunya pulau yang ada di kota Denpasar, Bali. Sebagai pusat kota, Denpasar tentunya menjadi tujuan wisata yang juga menjadi salah satu pilihan terbaik yang dikunjungi oleh wisatawan baik domestik maupun internasional. Dan salah satu tempat yang menjadi tjuan wisata adalah Pulau Serangan. Pulau Serangan yang terletak di bagian selatan kota Denpasar, dulunya merupakan pulau yang dikelilingi keindahan pantai serangan yang memiliki nilai eksotik yang mampu menyerap minat wisatawan untuk berkunjung. Keindahan alama yang dapat kita lihat tentunya didukung oleh keadaan geografisnya yang berdampingan dengn pantai. Mendengar kata pantai, maka siapapun dapat membayangkan pasir, deburan ombak dan tentunya hangat sinar matahari yang dapat dinikmati sembari menikmati keindahan pantai di pulau Serangan. Namun seiring dengan telah direklamasinya daerah pantai di Serangan, sehingga Serangan kini tidak lagi dikelilingi oleh pantai. Namun walupun demikian keindahan alam yang dimiliki pulau Serangan tidak akan pernah terkikis sampai kapanpun, dan salah satu keindahan yang tetap dapat dinikmati di pulau Serangan ini adalah keindahan matahari terbenam di sore hari yang sangat sayang untuk dilupakan

    IMPLIKASI PENERJEMAHAN SASTRA BALI DALAM SENI PERTUNJUKAN TERHADAP PEMERTAHANAN UNSUR INTRINSIK LAKON CERITA

    Get PDF
    Abstrak Cerita Lubdaka merupakan salah satu bentuk sastra Bali yang tak bisa kita pungkiri memiliki nilai tersendiri bagi siapa saja yang mengetahuinya. Latar belakang cerita yang dikaitan dengan Hari Raya Siwaratri, menjadikannya begitu mudah untuk diingat. Hal inilah yang mungkin mempengaruhi beberapa orang untuk menerjemahkan cerita Lubdaka karya Mpu Tanakung ini menjadi beberapa bentuk terjemahan yang diharapkan lebih mudah dimengerti oleh kalangan apapun, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Munculnya berbagai bentuk penerjemahan cerita Lubdaka, pasti akan memiliki pengaruh yang sangat besar pada unsur-unsur intrinsik yang membangun cerita itu sendiri. Akan sangat penting bagi siapa saja yang membaca terjemahan-terjemahan itu untuk mendapatkan nilai moral yang terkandung dalam cerita Lubdaka melalui pemahaman yang benar, yang dapat juga diperoleh melalui pemahaman pada unsur-unsur intrinsik cerita seperti tema, amanat, perwatakan/penokohan, plot/alur, latar/setting dan sudut pandang. Melalui penelitian ini, peneliti akan mencoba untuk menganalisis unsur-unsur intrinsik pembentuk cerita Lubdaka, menelaah implikasi penerjemahan terhadap pemertahanan unsur intrinsik dan faktor-faktor yang mempengaruhi, serta untuk mencari tahu makna cerita Lubdaka dari keseluruhan data yang ada. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lontar Cerita Lubdaka, yang dijabarkan berbeda dari lontar carita lubdaka dalam versi bebaosan, satua dan pertunjukan Wayang tentang Lubdaka. Penjabaran rumusan masalah akan dilakukan berdasarkan metode penelitian kualitatif, yaitu dengan metode formal. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut; unsur-unsur intrinsik yang membentuk setiap versi cerita Lubdaka pada dasarnya memiliki persamaan dan perbedaan. Hal ini dipengaruhi oleh pemahaman dan interpretasi yang berbeda antara penutur yang satu dengan yang lain, terjadilah pergeseran unsur-unsur intrinsik. Makna cerita Lubdaka tidak bisa kita lepaskan dari tema dan amanat cerita tersebut, sehingga, walaupun terdapat perbedaan interpretasi penutur dalam setiap data, makna cerita akan tetap sama karena tema dan amanat antara bentuk terjemahan/interpretasi cerita Lubdaka yang satu dengan yang lainnya tidak berbeda sama sekali. Nilai-nilai simbolis dalam cerita Lubdaka sangat berpengaruh terhadap analisis unsur-unsur intrinsik yang ditemukan pada cerita Lubdaka Kata Kunci: Sastra Bali, Cerita Lubdaka, Unsur Intrinsik, Penerjemahan, Abstract Lubdaka story is one of Balinese literature which contributes specific value to everyone who ever know the whole story of it. The story background which relates to Siwaratri festival, makes it more familiar, especially for Balinese people. This reason may reveal the various forms of translation based on the story of Lubdaka written by Mpu Tanakung, and those forms of translation is expected more understandable to the common readers of the story, from youth up to adult generations. The existence of these various translations has a great impact to the intrinsic aspects found in the story. These translations should share the appropriate values and messages of the story to everyone who read the translation of Lubdaka story which can be taken from the used of intrinsic aspects such as theme, message, characters/figures, plot, setting and writer point of view. Through this research, researcher analyzes intrinsic aspects which found in the Lubdaka story; observes the implication of translation towards to the retention of intrinsic aspects with the caused factors; besides to find out the main values from the whole data related to the translation of Lubdaka story. The data used in this research is Lubdaka lontar, and the translations forms the Lubdaka story in the forms of bebaosan, satua and puppetry performing. The discussion of the problems research is explained through qualitative method, using formal method. The conclusion shows that each of translation forms from Lubdaka story have the similarities and differences intrinsic aspects found in the story. These are affected by the understanding and interpretation of each translator to deal with the story content of Lubdaka lontar, which caused few shifting of intrinsic aspects found in in some forms of translation Lubdaka’s main meaning cannot be separated from the theme and the message of Lubdaka lontar, although there is the difference interpretation between one translator to another, the story meaning has keep the same as the original story of Lubdaka lontar. Simbolic values found in the story have significant influences towards intrinsic aspect in the story of Lubdaka. Key words: Balinese literature, Lubdaka story, Intrinsic aspects, Translatio

    PERAN STASIUN TELEVISI LOKAL DI BALIDALAM UPAYA PEMERTAHANAN BAHASA BALI SEBAGAI BAHASA IBU

    Get PDF
    Particularly in Bali, there are 4 local stations television such as TVRI Bali, Bali TV, Kompas TV Dewata, and BMCTV. Overall, those four local television stations provide a wide selection of programs that are dominated by programs of social and cultural life of the Balinese people from different aspects of life in terms of content and visual. But, it seems so difficult for us to see the offered program, which used Balinese language as main language within the program. Based on the fact, this research is focused to analyze profiles of local TV stations in Bali, programs with Balinese language as it main language, social values within the programs using Balinese language as it main language and also to discover factors which influenced the program with Balinese language as main language, and those analyzed by using descriptive qualitative method. The conclusion stated that general information of each local stations television is represented by their profile; program using Balinese language can be categorized into four groups such as: News, Religi, Tradisional Art and Entertainment; Social values found within program using Balinese language are creativity, preservation, education, religi and entertainment; Factor influenced towards program using Balinese language are government policy, ideology, creativity, community and globalization

    Media Edukasi Seni Berbasis Dokumenter

    Get PDF
    Art education refers to a process of introducing art through formal and informal education. Any types of approachment might be applied to support this process, and one of them known as education media with variation and innovative value. This type of media can be performed in the form of documentary film. With the strength of audio and visual may share attractiveness toward those who interest in learning art. The topic to be discussed in this article is Gamelan of North Bali, in which main data are taken from Document Centre of ISI Denpasar which analyzed based on qualitive- descriptive method. The data is analyzed based on theories of education media and documentary film. The result shows that there are three stages in producing education media of documentary film based, such as pre-production, production and post-production

    ARTIK Edisi 2

    Get PDF
    KATA PENGANTAR Puja pangastuti sesanthi angayubagia, kami panjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa atas tersusunnya buku dengan judul “ARTIK” Edisi 2. Buku ini adalah kumpulan artikel yang ditulis tri civitas akademika ISI Denpasar pada page website ISI Denpasar selama kurun waktu tahun 2020. Kegiatan penulisan artikel pada website ISI Denpasar merupakan rencana kegiatan rutin yang diagendakan setiap tahun oleh UPT. Teknologi Informasi dan komunikasi (TIK) ISI Denpasar. Pada tahun 2020 artikel tersebut dikumpulkan dalam pusparagam artikel. Dengan tujuan untuk menyebarkan lebih luas gagasan-gagasan ilmiah maka dilakukan alih media terbit dari website kedalam buku. Artikel yang diterbitkan dalam buku ARTIK berjumlah 56 judul. Dalam pembahasan buku ini, meliputi ruang lingkup fenomena maupun keunikan seni dan budaya pada ranah seni pertunjukkan serta seni rupa dan desain. Hal tersebut sesuai dengan filosofi dari nama buku ARTIK yang mengandung makna ART adalah seni dan TIK adalah media awal publikasi melalui teknologi informasi dan komunikasi (TIK) berupa website. Untuk itu pada terbitan awal buku ini, tim penyusun menyadari bahwa terkait dengan hasil akhirnya masih jauh dari sempurna sehingga tim sangat mengharapkan koreksi dan masukan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini pula, tim penyusun ingin menyampaikan terimakasih kepada Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.SKar., M.Si, Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerjasama I Ketut Garwa, S.Sn., M.Sn. Kepala UPT TIK Nyoman Lia Susanthi, S.S., iv ARTIK M.A, Kasubag TIK Ni Luh Kadek Dwi Gunawati, S.E, Staf TIK Ni Made Dwi Oktaviani, S.Kom., Yulia Ardiani, S.Kom., IB. Gede Wahyu Antara Dalem, S.Kom., A.A. Gede Bagus Ariana, S.T., M.T., I Putu Widi Adnyada, S.Kom, Editor artikel website Prof. Dr. Drs. I Gede Mugi Raharja, M.Sn serta seluruh penulis artikel yang telah mempercayakan tulisannya diunggah ke website ISI Denpasar. Oktober 2020 Tim Penyusu

    DESKRIPSI KARYA FOTOGRAFI “SUASANA PAGI DI DANAU BERATAN”

    No full text
    Karya foto dengan judul Suasana Pagi Di Danau Beratan merupakan karya foto yang menampilkan gambaran suasana pagi di kawasan wisata yang sangat indah di Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan yang memiliki tidak hanya keindahan alam melainkan jug atelah berkembang menjadi daerah wisata yang banyak memberikan pilihan aktivitas dalam mengenal lingkungan khususnya untuk lebih bisa bersahabat dengan alam. Kawasan wisata Danau Beratan memang sudah sangat dikenal oleh masyarakat luas tidak hanya masyarakat yang merupakan wisatawan lokal,tapi juga sudah mampu menarik minat masyarakat yang berkunjung dari luar Bali bahkan berasal dari luar negeri. Melalui karya fotografi tentang Danau Beratan ini tentunya diharapkan mampu menjadi salah satu media promosi sehingga akan banyak lagi wisatawan yang akan datang mengunjungi Danau Beratan. Kata Kunci: Pagi, Danau Beratan, Kawasan Wisat

    Documentary Perspective of Balinese Performing Arts in 1928

    No full text
    Documentary film has a great value to share any special event or even knowledge that might be occurred only in a certain occasion. It provides visually and literally description which may lead us to the other perspective that people could not imagine before. One of authentic prove about the role of documentary film is the documentary film of Balinese Performing Arts in 1928. The variant of performing arts in 1928 were very unique and brought the value of Balinese performing art into the highest of successful moment which then gave impact to the existence of Balinese performing arts at the present. The purpose of this paper is to explore the characteristics of documentary film of Balinese Performing Arts in 1928 using documentary theory which also elaborated with descriptive-interpretative theory based on culture study approach. The data are taken from documentary film about Balinese Janger which known entitled “Janger Kedaton Denpasar” and “Janger Abiantimbul Denpasar” which analyzed using library research method. This paper concluded that these documentaries were presented without words, black and white documentary films which provide visual shoots as the description of the whole story of the documentary film. The production of visual shoots has a very high intensity to delivered nature situation and condition of Balinese society engaged to Balinese performing arts in 1928. Besides, it also found 2 out of 7 techniques applied within the documentary films such as archival footage and exposition. Keywords: Documentary, Film, Performing Arts in 192

    DESKRIPSI KARYA PENCIPTAAN SKRIP FILM DOKUMENTER “THE GOLDEN STORY OF ISI DENPASAR”

    No full text
    Kisah perjalanan ISI Denpasar dari ASTI, STSI hingga menjadi ISI sudah melewati usia 48 tahun. Usia setengah baya yang tidak muda lagi dan tentu melahirkan banyak pengalaman dan cerita didalamnya. Selama perjalannya pula, sudah melewati beberapa pergantian pemimpin yaitu dari masa kepemimpinan Prof. Mertha Suteja, Prof. I Made Bandem, Prof. I Wayan Dibya, Prof. I Wayan Rai S., M.A., hingga kini dibawah pimpinan Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.Skar., M.Hum. Kejayaan masa-masa kepemimpinan beliau tentu menorehkan sejarah dan perjuangan ISI Denpasar yang tak terhingga. Untuk itu dengan diimbangi observasi dan riset mendalam tentang kisah cerita ISI Denpasar 48 tahun lalu dari masa kepemimpinan Prof. Mertha Sutedja hingga kepemimpinan sekarang, Dr, I Gede Arya Sugiartha, S.SKar., M.Hum, maka lewat penciptaan film dokumenter berjudul Galaksi ISI akan dapat menjadi saksi sejarah yang tetap aktual dan terpercaya dituangkan dalam audio video yang berisi kisah nyata dan statement yang disampaikan para pemimpin ISI Denpasar untuk menguak kembali sejarah dan nilai-nilai luhur yang telah dibangun agar tidak dilupakan oleh generasi sekarang. Sehingga generasi sekarang bahkan nanti mengetahui sejarah ISI Denpasar dengan segala dilematikanya. Kata Kunci: Golden Story, ISI Denpasa
    corecore