4 research outputs found

    BIOREMEDIASI TANAH TERCEMAR MINYAK MENGGUNAKAN KONSORSIUM MIKROBA

    Get PDF
    Minyak merupakan salah satu sumber contaminan utama di permukaan tanah Pencemaran minyak di tanah telah menimbulkan masalah yang berarti bagi lingkungan Bioremediasi tanah tercemar minyak menggunakan konsorsium mikroba diusulkan menjad: metoda altematif dalam penanganan limbah minyak. Penelitian bertujuan untuk 1) mendapatkan mikroba indigenus dari kelompok bakteri dan khamir yang berpotensi mendegradasi hidrokarbon minyak dari berbagai lokasi tercemar minyak; 2) mengetahui pengaruh kombinasi jenis mikroba, konsentrasi inokulum mikroba, dan waktu inkubasi dalam bioremediasi tanah tercemar minyak; 3) dan mengetahui efektivitas penambahan jenis mikroba, jenis nutrisi, jenis biosurfaktan dan gabungan metode bioaugmentasi, biostimulasi dan penambahan biosurfak1:an untuk mengoptimalkan proses bioremediasi. Mikroba potensial pendegradasi minyak (bakteri dan khamir) diisolasi dari tanah tercemar minyak di lokasi pengeboran minyak Desa Wonocolo dan Depo Penamina Surabaya. Konsorsium mikroba dibuat dengan mencampurkan mikroba potensial hasil isolasi dengan variasi jenis dan konsentrasi inokulum. Penambahan nutrisi menggunakan jenis organik (pupuk kotoran ayam dan pupuk kandang) dan anorganik (NPK). Biosurfaktan yang diujikan adalah biosurfaktan bakteri Pseudomonas dan Acinetobacter hasil isolasi dari sumur minyak Wonocolo yang dikoleksi di Laboratorium Mikrobiologi F. Saintek Unair. Penelitian dilakukan dalam skala laboratorium dengan sampel tanah yang diambil dari lokasi sumur minyak di Bojonegoro (tanah tercemar minyak) dan tanah yang tidak terce mar minyak (tanah subur dan pasir) Bioremediasi dilakukan dengan variasi konsorsium mikroba potens;al, nutrisi. biosurfaktan dan gabungan ketiganya. Penelitian dilakukan secara suksesif selama 6 bulan dengan pengaturan kelembapan tanah. Pengambilan data dilakukan seminggu sekal i dengan menghitung jumlah sel mikroba heterotrofik, mikroba hidrokarbonoklastik, mengetahu i dominansi mikroba yang berperan dalam proses biodegradasi, pengukuran kadar minyak di tanah dan pengukuran faktor lingkungan tanah

    INOVASI PENINGKATAN PEMBELAJARAN PRAKTIKUM TAKSONOMI TUMBUHAN RENDAH MELALUI METODE VISUALISASI SPESIMEN DAN METODE DISKUSI

    Get PDF
    Eksplorasi pemanfaatan keanekaragaman hayati tumbuhan rendah (bakteri, jamur, alga, lumut kerak, lumut dan paku) di Indonesia membutuhkan ilmu tentang pengenalan jenis jenis dan pengelompokan tumbuhan rendah Indonesia. Praktikum Taksonomi Tumbuhan Rendah (TTR) merupakan praktikum wajib bagi mahasiswa jurusan Biologi semester 4 (empat) yang bertujuan untuk membekali mahasiswa untuk dapat mengenal keanekaragaman jenis tumbuhan rendah dan sekaligus dapat mengelompokkannya Kendala - kendala yang ada dalam pelaksanaan praktikum TTR yaitu sulitnya mendapatkan spesimen, langkanya buku determinasi tumbuhan rendah yang lengkap dengan gambar, serta tiadanya informasi yang mengungkap tumbuhan rendah Indonesia menjadi faktor penghambat dalam proses pembelajaran taksonomi tumbuhan rendah serta mengurangi pemahaman mahasiswa tentang pentingnya mempelajari taksonomi tumbuhan rendah. Inovasi pembelajaran praktikum taksonomi tumbuhan rendah melalui metode visualisasi spesimen tumbuhan rendah menggunakan foto mikroskop dan dilanjutkan dengan diskusi kelompok dan diskusi pleno diajukan untuk meningkatkan pembelajaran dalam praktikum TTR. Metode ini akan memberikan kesempatan mahasiswa untuk melakukan pengenalan dan pengelompokan suatu spesimen tumbuhan rendah secara langsung dengan bantuan foto mikroskop dan hasil visualisasinya disimpan di komputer, dikarakterisasi untuk selanjutnya dibahas dalam forum diskusi kelas yang dipandu oleh pengajar yang terbentuk dalam team teaching. Hasil pelaksanaan metode ini telah memberi hasil berupa peningkatan pemahaman mahasiswa dalam mempelajari materi taksonomi tumbuhan rendah yang dibuktikan dari peningkatan capaian nilai akhir mahasiswa yang mayoritas ada di antara kisaran nilai A dan, AB, peningkatan indeks kepuasan mahasiswa terhadap kinerja dosen dalam praktikum TTR menjadi 77,178, serta tersediannya koleksi foto-foto hasil pengamatan spesimen menggunakan mikroskop foto stereo yang direncanakan akan disusun menjadi buku pengenalan tumbuhan rendah Indonesia yang sangat dibutuhkan sebagai petunjuk dalam pelaksanaan praktikum taksonomi tumbuhan rendah

    BIOCLEANOIL" PRODUK BERBASIS MIKROBA UNTUK PENGOLAHAN SLUDGE INDUSTRI MINYAK

    Get PDF
    Penelitian bertujuan mendapatkan produk berbahan mikroba untuk pelarutan dan pengolahan sludge industri minyak yang akan diberi nama Biocleanoil. Bahan yang diujikan adalah biosurfaktan bakteri (Bacillus subtilis 3KP, Pseudomonas putida T1-8, Acinetobacter sp.P2(1), enzim bakteri (Actinobacillus sp. P3-7 dan Micrococcus sp. L II 61 ) serta konsorsium mikroba pengurai hidrokarbon hasil penelitian RUT VIII tahun 2003, Stranas tahun 2009, dan IPD tahun 2010. Penelitian tahun-1 difokuskan untuk menguji efektivitas produk berbasis mikroba (bakteri) dan produk metabolismenya (biosurfaktan dan enzim) dalam melarutkan hidrokarbon dalam oil sludge. Sedangkan pada tahun ke-2 akan menguji kemampuan formulasi produk berbasis mikroba untuk mendegradasi hidrokarbon dalam sludge. Pelarutan hidrokarbon dalam oil sludge oleh produk mikroba yang berupa biosurfaktan dan enzim dilakukan dengan variasi jenis biosurfaktan dan jenis enzim. Uji pelarutan oil sludge menggunakan metode agitasi dan metode sand pack coloums. Sedangkan, pengolahan oil sludge dilakukan dengan metode bioreaktor dan composting. Uji biodegradasi hidrokarbon dalam sludge dilakukan dengan variasi formula konsorsium, bulking agent, rasio C/N/P, aerasi, dan waktu inkubasi. Data penelitian berupa : kadar minyak hasil uji pelarutan(%), jumlah total mikroba (CFU/ ml), dominansi mikroba, suhu, pH, rasio C/N/P dan persentase hidrokarbon minyak yang terdegradasi (%) yang dianalisis secara gravimetri dan (GC/FID). Data dianalisis secara deskriptif dan statistik menggunakan Anova dengan derajat siginifikansi 95% dan dilanjutkan dengan uji BNT untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan. Formulasi produk mikroba (biosurfaktan dan atau enzim) yang paling banyak dalam melarutkan dan mobilisasi (memisahkan) minyak dari oil sludge dan formulasi yang menghasilkan degradasi hidrokarbon minyak paling tinggi dengan waktu tercepat akan digunakan untuk acuan penanganan lumpur minyak (oil sludge) yang mengendap di tangki/pipa pengolahan minyak dan yang tertumpuk di tanah sebagai upaya penanggulangan pencemaran minyak di lingkungan

    METODE ELISITASI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI ALKALOID Piper crocatum SEBAGAI BAHAN BAKU BIOFARMAKA : UPAYA PENANGGULANGAN PENYAKIT TROPIS

    Get PDF
    Piper crocatum merupakan salah satu tumbuhan yang mempunyai potensi sebagai obat multifungsi. Kandungan metabolit sekunder alkaloid dalam sirih merah berperan dalam penyembuhan berbagai macam penyakit dan antimikroba. Secara konvensional metabolit sekunder alkaloid diperoleh dengan cara mengekstraksi langsung dari organ tanaman. Kendala tersebut membutuhkan budidaya tanaman dalam skala besar. Metode untuk meningkatkan metabolit sekunder dengan elisitasi yaitu menambahkan elisitor pada sel tumbuhan untuk menginduksi dan meningkatkan pembentukan metabolit sekunder. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan konsentrasi elisitor yang dapat meningkatkan kandungan alkaloid, mengetahui waktu elisitasi terbaik yang dapat meningkatkan kandungan alkaloid, dan mengetahui kandungan alkaloid kultur kalus Piper crocatum yang dihasilkan dari metode elisitasi. Penelitian ini terdiri atas tahap I meliputi seleksi eksplan, uji peningkatan produksi alkaloid dengan penambahan elisitor, ekstraksi alkaloid, pengukuran alkaloid, pada tahap II terdiri atas produksi alkaloi dengan metode elisitasi terbaik, dan uji aktivitas biofarmaka. Hasil penelitian yang sudah dicapai adalah metode sterilisasi yang sesuai untuk eksplan daun adalah metode sterilisasi B dan C, sedangkan pada eksplan batang dan tangkai adalah metode sterilisasi C.Formulasi media yang baik untuk induksi kalus adalah medium MS dengan konsentrasi 2,5 ppm.Organ yang baik digunakan untuk induksi kalus adalah organ daun. Jenis elisitor yang digunakan adalah Aspergillus sp, Trichoderma sp, dan Penicillium sp. Kandungan alkaloid ditentukan secara kuantitatif berdasarkan persentase perolehan dan kualitatif dengan metode KLT. Persentase perolehan kalus dengan penambahan elisitor adalah 40%
    corecore