5 research outputs found

    Analysis of Predictive Factors of Mortality in Hemorrhagic Stroke Patients at Soebandi Hospital Jember

    Full text link
    Stroke is a cerebrovascular disease that is often found in developed countries and currently also presents in developing countries, and one of them is in Indonesia. The high prevalence of stroke in Indonesia is affected by several risk factors such as obesity, lack of physical activity, unhealthy diet, smoking, high blood pressure, elevated blood sugar, and elevated blood lipid profile. The purpose of this study was to analyze the relationship between predictors of hemorrhagic stroke such as obesity, blood pressure, blood sugar and blood lipid profile with mortality in hemorrhagic stroke patients in RSD dr. Soebandi Jember. This research was a quantitative research with a retrospective approach. The number of samples was 101 medical record data. Univariate analysis was used to identify the description of each variable, a chi-square test was applied to analyze the correlation between variables, and the logistic regression analysis was applied to identify the most dominant factor influencing mortality of hemorrhagic stroke. The result of bivariate test showed p-value of obesity= 0,039, p-value of blood pressure= 0,478, p-value of blood sugar= 0,04, p-value of blood lipid profile= 0,026. Logistic regression obtained p-value for obesity= 0.043, OR = 2.689; p-value of blood sugar= 0,042, OR = 2,656; p-value of blood lipid profile= 0.069, OR = 3,749. There was a significant association between obesity, blood sugar, and blood lipid profile with mortality in hemorrhagic stroke patients. Obesity and blood sugar are predictors that can be used to predict mortality in hemorrhagic stroke patients, where obesity is the most dominant factor affecting mortality in hemorrhagic stroke patients

    Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Kemandirian Pada Pasien Cedera Kepala Yang Pernah Dirawat Di Igd RSUD Dr. R. Koesma Tuban

    Full text link
    Cedera kepala akibat kecelakaan lalulintas merupakan penyebab utama disabilitas dan mortalitas. Functional Independence Measure (FIM) merupakan salah satu pengukuran kemandirian pasien cedera kepala. Beberapa faktor yang dicurigai adalah usia, mekanisme cedera, skor awal GCS, hipotensi, diameter pupil dan reaksi cahaya, CT scan, konsumsi alkohol, dan lama perawatan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor yang mempengaruhi kemandirian pasien cedera kepala. Penelitian ini bersifat analitik observasional dengan menggunakan rancangan retrospektif terhadap107 sampel rekam medis RSUD dr. R. Koesma Tuban dari periode Januari-April 2016. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik cluster random sampling dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Instrumen yang digunakan lembar checklist dan lembar FIM. Analisis menggunakan uji koefisien kontingensi dan regresi logistik. Hasil uji regresi logistik menunjukan faktor yang mempengaruhi adalah GCS (p=0,996) dan Pupil (p=0,077). Persamaan yang didapat y = 0,357 + 19,434 (GCS) + 2,041 (Pupil). Hasil uji Hosmer and Lameshow menunjukan kalibrasi yang baik (p=1,000), nilai AUC menunjukan bahwa 93,6% persamaan regresi yang diperoleh mampu membedakan kemandirian pasien cedera kepala berdasarkan variabel GCS dan pupil, sisanya yaitu 6,4% dipengaruhi oleh faktor lain. Skor GCS yangrendah pada awal cedera berhubungan dengan prognosa yang buruk, sedangkan abnormalitas fungsi pupil, gangguan gerakan ekstraokular, pola-pola respons motorik yang abnormal seperti postur fleksor dan postur ekstensor, juga memprediksikan outcome yang buruk setelah cedera kepala.Kesimpulan dari penelitian ini adalah Skor awal GCS dan Pupil menjadi faktor yang dominan berpengaruh terhadap kemandirian. Oleh karena itu, perawat perlu meningkatkan manajemen pasien cedera kepala pada fase emergency dengan tidak mengabaikan pengukuran GCS dan Pupil

    Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Manajemen Diri Pada Pasien Yang Menjalani Hemodialisis Di Ruang Hemodialisis Rsup Dr Hasan Sadikin Bandung

    Full text link
    Manajemen diri yang efektif merupakan hal penting dalam pengelolaan pasien penyakit ginjal terminal yang menjalani hemodialisis. Ada banyak faktor yang bisa berhubungan dengan manajemen diri pada pasien penyakit ginjal terminal yang menjalani hemodialisis. Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor – fakor yang berhubungan dengan manajemen diri pada pasien yang menjalani hemodialisis di ruang hemodialisis RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Desain penelitian cross sectional, jumlah sampel 48 pasien, dengan tehnik concecutive sampling dan pengumpulan data menggunakan kuesioner data demografi, kuesioner pembiayaan, kuesioner nilai, kuesioner Zung Self Rating Anxiety Scale dan kuesioner manajemen diri. Analisa data menggunakan chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara usia (p=0,492), jenis kelamin (p = 0,546), status pernikahan (p = 0,572), pendidikan (p= 0,059) dan lamanya menjalani hemodialisis ( p = 0,262) dengan manajemen diri. Sementara faktor – faktor yang berhubungan dengan manajemen diri pada pasien yang menjalani hemodialisis pada penelitian ini adalah pembiayaan (p = 0,023), nilai – nilai terkait hemodialisis yang dimiliki pasien (p = 0,046) dan kecemasan (p=0,022). Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor – faktor tersebutlah yang berhubungan dengan manajemen diri pada pasien penyakit ginjal terminal yang menjalani hemodialisis. Berdasarkan hal tersebut maka perlu adanya program edukasi secara rutin menggunakan berbagai media seperti media lifleat atau audiovisual untuk meningkatkan manajemen diri pada pasien yang menjalani hemodialisis

    Pengaruh Ekstrak Daun Kersen (Muntingia Calabura) Terhadap Derajat Eritema Pada Proses Inflamasi Marmut (Cavia Porcellus) Dengan Luka Bakar Derajat II Dangkal

    Full text link
    Insiden luka bakar cukup tinggi di masyarakat, salah satu perawatan untuk luka bakar adalah penggunaan cairan Normal Saline steril. Normal Saline adalah larutan fisiologis yang aman digunakan dalam kondisi apapun, mampu menyediakan lingkungan fisiologis bagi luka namun tidak dapat melawan terjadinya infeksi. Daun kersen (Muntingia calabura) diidentifikasi memiliki berbagai efek farmakologis, antara lain antiinflamasi dan antiseptik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh ekstrak daun kersen terhadap derajat eritema pada marmut (Cavia porcellus) dengan luka bakar derajat II dangkal. Penelitian ini merupakan penelitian murni dengan rancangan pretest and posttest control group design. Sampel terdiri dari 2 kelompok masing-masing 9 ekor marmut, yaitu kelompok kontrol Normal Saline steril (kelompok 1), ekstrak daun kersen (kelompok 2). Variabel yang diteliti adalah Derajat eritema Inflamasi. Uji statistik T-Test Independent menunjukkan hasil adanya pengaruh signifikan p=0,002 (p<0,05) didalam penelitian ini kelompok dengan ekstrak daun kersen lebih cepat kemampuannya dalam menurunkan eritema daripada kelompok dengan Normal Saline. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh dalam pemberian ekstrak daun kersen terhadap derajat eritema pada proses inflamasi pada luka bakar derajat II dangkal. Melalui penelitian ini maka ekstrak daun kersen dapat digunakan sebagai alternatif antiinflamasi yang diberikan secara topikal

    Application of the Theory of Planned Behavior to Identify Nursing Student's Intention to Be A Bystander Cardiopulmonary Resuscitation

    Full text link
    Background: Theory of Planned Behavior (TPB) is a social pshycological theory which explained that someone's tendency to behave is affected by their intention. This theory often used to predict behavioral intention in health workers by measuring some aspects such as attitude, subjective norm and self efficacy. As a prospective health worker who equipped with knowledge and skills about Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) during education phase, nursing students are expected to have a good intentions to become bystander CPR in Out of Hospital Cardiac Arrest (OHCA). Aims: This study intends to apply TPB in identifying factors that influence nursing student's intention to perform bystander CPR. Methods: This was a quantitative study with cross-sectional approach. The research population were undergraduate nursing student in Malang, while the 108 samples were taken using proportional sampling technique. Data were collected once using questionnaire included: attitude, subjective norm, self efficacy and intention to be a bystander CPR. Results: Chi-square test revealed that the relationship between independent variables and intention to be a bystander CPR were:  attitude p=0,00, self efficacy p=0,00 and subjective norm p=0,00.  The result of multivariate analysis with logistic regression showed that: attitude p=0,004 (OR=5,279), subjective norm p=0,001 (OR=5,824) and self efficacy p=0,001 (OR=5,709).  Conclusion: There were significant relationship between attitude, subjective norm and self efficacy with intention, where subjective norm was the most dominant factor associated with intention of nursing student to be a bystander CPR.   &nbsp
    corecore