19 research outputs found

    Studi Evaluasi Pengembangan Ternak Sapi dan Kerbau

    Get PDF
    IndonesianPopulasi ternak sapi dan kerbau yang menurun secara nasional telah mendorong pemerintah untuk melancarkan program-program yang diharapkan dapat merubah trend yang terjadi. Pengembangan kedua jenis ternak ini terutama diarahkan bagi penyediaan daging dan tenaga kerja. Pada wilayah-wilayah yang potensial untuk pengembangan ternak sapi dan kerbau diperlukan suatu program yang mantap dan terarah sehingga pengembangan yang dilakukan benar-benar dapat meningkatkan produktivitas seperti yang diharapkan. Studi Evaluasi Pengembangan Ternak Sapi dan Kerbau ini bersifat evaluatif dan diarahkan pada pembahasan program-program pengembangan ternak sapi dan kerbau pada tingkat Nasional dan Propinsi/Kabupaten contoh. Studi ini mengambil dua lokasi pengembangan ternak sapi dan kerbau yaitu Propinsi Lampung dan Jawa Barat. Ciri yang berbeda antara kedua lokasi diatas diharapkan akan membrikan suatu gambaran permasalahan yang lebih luas. Dari hasil studi yang dilakukan dapatĀ  dikemukakan beberapa hal berikut. Pada tingkat nasional perkembangan sapi dan kerbau yang kurang memuaskan telah menimbulkan respon yang kuat untuk menanggulanginya. Peningkatan kegiatan penyebaran ternak sapi sebagai pelaksanaan program ekstensifikasi mempunyai sasaran utama pada wilayah-wilayah potensial di luar Jawa. Peranan pemerintah dalam pengadaan dan penyebaran ternak bibit bersifat esensial

    Sistem Komoditi Protein Hewani

    Full text link
    Gambaran umum di Indonesia dengan taraf pendapatan yang masih rendah menunjukkan permasalahan pangsa yang berorientasi kuat pada komoditi-komoditi makanan pokok. Dewasa ini kelompok bahan makanan yang termasuk padi-padian (beras, jagung dan gandum) menyumbangkan lebih dari duapertiga dari jumlah kalori dan protein dan protein yang dikonsumsi secara nasional. Sedangkan konsumsi protein yang secara rata-rata sebesar 44.5 gram per kapita per hari, hanya 10 persen yang berasal dari hewani (daging, telur, susu dan ikan). Studi Sistem Komoditi Protein Hewani ini bertujuan untuk pendiskripsian sistem yang bersifat holistik yang meliputi identifikasi fungsi tujuan dan peubah-peubah sistem dari sistem komoditi protein hewani dengan komponen-komponen utama produksi, distribusi dan konsumsi. Dari hasil studi diperoleh kesimpulan bahwa, permintaan akan komoditi protein hewani mempunyai korelasi dengan pertambahan penduduk dan pendapatan. Protein hewani yang berasal dari ternak mempunyai karakteristik yang berbeda-beda dimana seperti daging sapi mempunyai kecenderungan kuat merupakan komoditi yang mewah sedang daging ayam dan telur cenderung dikonsumsi secara meluas. Produksi ternak unggas telah mengalami Perubahan yang cukup nyata dengan mengaplikasikan teknologi modern seperti bibit unggul, formula ransum yang ilmiah dan teknik pencegahan dan pengobatan yang modern

    Studi Evaluasi Pengembangan Ternak Sapi dan Kerbau

    Full text link
    IndonesianPopulasi ternak sapi dan kerbau yang menurun secara nasional telah mendorong pemerintah untuk melancarkan program-program yang diharapkan dapat merubah trend yang terjadi. Pengembangan kedua jenis ternak ini terutama diarahkan bagi penyediaan daging dan tenaga kerja. Pada wilayah-wilayah yang potensial untuk pengembangan ternak sapi dan kerbau diperlukan suatu program yang mantap dan terarah sehingga pengembangan yang dilakukan benar-benar dapat meningkatkan produktivitas seperti yang diharapkan. Studi Evaluasi Pengembangan Ternak Sapi dan Kerbau ini bersifat evaluatif dan diarahkan pada pembahasan program-program pengembangan ternak sapi dan kerbau pada tingkat Nasional dan Propinsi/Kabupaten contoh. Studi ini mengambil dua lokasi pengembangan ternak sapi dan kerbau yaitu Propinsi Lampung dan Jawa Barat. Ciri yang berbeda antara kedua lokasi diatas diharapkan akan membrikan suatu gambaran permasalahan yang lebih luas. Dari hasil studi yang dilakukan dapat dikemukakan beberapa hal berikut. Pada tingkat nasional perkembangan sapi dan kerbau yang kurang memuaskan telah menimbulkan respon yang kuat untuk menanggulanginya. Peningkatan kegiatan penyebaran ternak sapi sebagai pelaksanaan program ekstensifikasi mempunyai sasaran utama pada wilayah-wilayah potensial di luar Jawa. Peranan pemerintah dalam pengadaan dan penyebaran ternak bibit bersifat esensial

    Perubahan harga lahan dalam kaitannya dengan pembangunan pertanian di pedesaan Lampung

    Get PDF
    IndonesianDalam pembangunan pertanian diperlukan empat faktor penggerak yaitu sumberdaya lahan, sumberdaya manusia, teknologi dan kelembagaan. Keempat faktor diatas saling terkait satu sama lain, sehingga bila salahsatu faktor diatas mengalami hambatan sulit tercapai sasaran yang diinginkan. Pesatnya laju pembangunan beberapa tahun terakhir, menyebabkan sumberdaya lahan terasa semakin terbatas. Hal ini disebabkan oleh terjadinya perubahan fungsi lahan untuk kepentingan pembangunan itu sendiri. Bertitik tolak dari permasalahan diatas, sumberdaya lahan khususnya lahan pertanian dapat merupakan permasalahan pada masa mendatang. Sumberdaya lahan untuk pertanian akan merupakan suatu komoditi langka dan mempunyai nilai yang tinggi. Kondisi seperti ini akan banyak membawa dampak, baik terhadap nilai lahan, kelembagaan pertanian dan lain sebagainya. Prubahan-perubahan yang terjadi sudah tentu akan mempengaruhi pembangunan pertanian pada masa mendatang

    Distribusi pemilikan dan pengusahaan tanah di Sumatera barat

    Get PDF
    There is no abstract available from the publish and or printed articl

    Agribisnis Kelapa Rakyat di Indonesia: Kendala dan Prospek

    Full text link
    IndonesianPengembangan komoditas kelapa menghadapi kendala besar terutama persaingan dengan sumber minyak/lemak lain terutama sawit. Permasalahan menjadi menonjol mengingat penanganan komoditas kelapa menyangkut jutaan rumahtangga petani yang terlibat. Tulisan ini melihat keragaan, kendala dan prospek agribisnis kelapa di Indonesia, sebagai hasil studi di Sulawesi Utara, Jawa Barat dan Jawa timur, pada bulan Juni sampai Agustus 1990. Hasil studi menunjukkan penggunaan kelapa saat ini sebagian besar diperuntukkan bagi industri minyak kelapa, baik melalui bahan baku kopra maupun langsung dari kelapa segar, dan permasalahan timbul dalam industri hilir tersebut menyangkut permintaan dan persaingan dalam industri minyak kelapa/goreng tersebut. Upaya efisiensi industri perlu ditingkatkan agar dapat lebih bersaing, menyangkut lokasi industri, keterpaduan antara sektor USAhatani dan industri pengolahan dan efisiensi dalam tataniaga bahan baku. Dengan semakin beratnya persaingan dengan sumber dengan sumber minyak lain dimasa mendatang maka diperlukan diversifikasi produk pemanfataan kelapa untuk tidak sepenuhnya tergantung kepada hasil kopra dan minyak kelapa. Upaya diversifikasi dapat dilakukan baik dalam pemanfaatan produk buah kelapa seperti pembuatan kelapa parut kering, santan awet, juga diversifikasi dalam pemanfaatan kelapa seperti pengembangan gula kelapa, industri dan gula kayu kelapa, tempurung, sabut dan air kelapa. Upaya untuk memperkuat posisi kelapa dan sisi USAhatani juga masih diperlukan seperti perlunya peremajaan kelapa tua, pengembangan kelapa unggul terutama jenis kelapa dalam dan pengembangan tanaman sela/tumpangsari bernilai tinggi

    Agribisnis Kelapa Rakyat di Indonesia: Kendala dan Prospek

    Get PDF
    IndonesianPengembangan komoditas kelapa menghadapi kendala besar terutama persaingan dengan sumber minyak/lemak lain terutama sawit. Permasalahan menjadi menonjol mengingat penanganan komoditas kelapa menyangkut jutaan rumahtangga petani yang terlibat. Tulisan ini melihat keragaan, kendala dan prospek agribisnis kelapa di Indonesia, sebagai hasil studi di Sulawesi Utara, Jawa Barat dan Jawa timur, pada bulan Juni sampai Agustus 1990. Hasil studi menunjukkan penggunaan kelapa saat ini sebagian besar diperuntukkan bagi industri minyak kelapa, baik melalui bahan baku kopra maupun langsung dari kelapa segar, dan permasalahan timbul dalam industri hilir tersebut menyangkut permintaan dan persaingan dalam industri minyak kelapa/goreng tersebut. Upaya efisiensi industri perlu ditingkatkan agar dapat lebih bersaing, menyangkut lokasi industri, keterpaduan antara sektor usahatani dan industri pengolahan dan efisiensi dalam tataniaga bahan baku. Dengan semakin beratnya persaingan dengan sumber dengan sumber minyak lain dimasa mendatang maka diperlukan diversifikasi produk pemanfataan kelapa untuk tidak sepenuhnya tergantung kepada hasil kopra dan minyak kelapa. Upaya diversifikasi dapat dilakukan baik dalam pemanfaatan produk buah kelapa seperti pembuatan kelapa parut kering, santan awet, juga diversifikasi dalam pemanfaatan kelapa seperti pengembangan gula kelapa, industri dan gula kayu kelapa, tempurung, sabut dan air kelapa. Upaya untuk memperkuat posisi kelapa danĀ  sisi usahatani juga masih diperlukan seperti perlunya peremajaan kelapa tua, pengembangan kelapa unggul terutama jenis kelapa dalam dan pengembangan tanaman sela/tumpangsari bernilai tinggi
    corecore