15 research outputs found

    Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Perawat dalam Rangka Penerapan Pasien Safety di Rawat Inap Rumah Sakit Royal Prima Jambi Tahun 2018

    Full text link
    Dari hasil laporan Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit Royal Prima Jambi salah satu penyebab terjadinya KTD adalah salah identifikasi yang dilakukan oleh petugas kesehatan rumah sakit. Data insiden keselamatan pasien tahun 2017 melaporkan analisis penyebab terjadinya insiden kesalahan dalam pemberian obat dikarenakan komunikasi tidak efektif sehingga terjadi medication error, selain itu juga dikarenakan prosedur tidak dijalankan dengan benar. Untuk mengindari kesalahan dalam identifikasi pasien maka sangat diperlukan gelang identitas pasien yang dibutuhkan untuk membantu mengidentifikasi pasien. Setiap pasien dirumah sakit berhak diidentifikasi secara benar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku perawat dalam rangka penerapan pasien safety di Rawat Inap Rumah Sakit Royal Prima Jambi Tahun 2018. Jenis penelitian ini adalah cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah perawat di ruang keperawatan Bougenvillle, Crysant, Edelweis dan Aster sebanyak 51 responden. Data dianalisis dengan menggunakan Chi-Squere dan Regresi Logistik. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh yang signifikan antara pengetahuan (p – value = 0,008), sikap (p – value = 0,000), fasilitas (p – value = 0,000), dan pengalaman kerja (p – value = 0,002) terhadap perilaku  perawat dalam rangka penerapan pasien safety di Rawat Inap Rumah Sakit Royal Prima Jambi Tahun 2018  . Dan setelah melakukan uji logistic berganda dari 3 model didapatkan bahwa faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap perilaku  perawat dalam rangka pasien safety adalah sikap dengan nilai exponen B 87.535 dengan nilai p = 0,001

    Uji Efektivitas Ekstrak Buah Kurma (Phoenix Dactylifera) dan Ekstrak Buah Mahkota Dewa (Phaleria Macrocarpa) sebagai Nefroprotektor terhadap Tikus yang di Induksi Paracetamol

    Full text link
    Penggunaan paracetamol dalam jangka panjang dapat membentuk senyawa NAPQI (N-asetil-p-benzokuinon) yang berasal dari hasil metabolisme parasetamol yang tidak dapat berikatan dengan reseptor sehingga dapat menyebabkan radikal bebas dan bersifat toksik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) dan ekstrak buah kurma (Phoenix dactylifera) sebagai nefroprotektor. Untuk menguji efektivitas digunakan tikus yang di induksi paracetamol. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) dan ekstrak buah kurma (Phoenix dactylifera) memiliki efektivitas sebagai nefroprotektor dengan buah mahkota dewa lebih efektif dibandingkan dengan buah kurma

    Identifikasi dan Penetapan Kadar Rhodamin B dalam Kerupuk Berwarna Merah yang Beredar di Masyarakat

    Full text link
    Kerupuk  merupakan  makanan  ringan  yang  dibuat  dari  adonan  tepung tapioka dicampur bahan perasa.Kerupuk tidak lepas dari masalah keamanan makanan jajanan. Adanya produsen yang menggunakan Rhodamin B pada produknya. Rhodamin B merupakan zat warna sintetis yang umumnya digunakan sebagai zat warna kertas, tekstil atau tinta.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan uji analisa kuantitatif terhadap Rhodamin B yang terdapat pada kerupuk merah  dengan  menggunakan  Spektrofotometri  Uv-Visibel.Penelitian  yang digunakan adalah penelitian eksperimental. Populasi penelitian ini adalah seluruh kerupuk berwarna merah yang beredar di pasar tradisional dan pasar modern Kota Medan. Dengan mengambil 5 sampel dari masing-masing pasar tradisional dan pasar modern Kota Medan. Dari penelitian ini didapatkan 7 sampel kerupuk teridentifikasi mengandung Rhodamin  B  dan  3  sampel  kerupuk  lainnya  tidak  mengandung  Rhodamin  B. Dengan  sampel  kerupuk  dari  pasar  modern  tidak  terdapat  kadar  Rhodamin  B, hanya dua (2) sampel yaitu A3 dan A4 yang memiliki kadar Rhodamin B yang sangat sedikit yaitu 0,01. Dan sampel kerupuk dari pasar tradisional terdapat kadar Rhodamin B yang cukup beragam mulai dari 1,14 PPM (B1), 1,39 (B2), 1,63 PPM (B3), 2,06 PPM (B5), dan 2,53 PPM (B2).Rata-rata kandungan Rhodamin B pada sampel  kerupuk  dari  pasar  tradisional  adalah  1,75  PPM.  Sedangkan  rata -rata kandungan sampel kerupuk dari pasar modern adalah 0,004 PPM. Berdasarkan uji statistika dengan Mann-Whitney Test, didapati nilai P adalah 0,008 yang artinya terdapat perbedaan rata-rata kadar Rhodamin B antar sampel kerupuk dari pasar tradisional dan modern yang secara statistik bermakna. Perlu dilakukannya penelitian untuk menemukan inovasi dalam identifikasi Rhodamin B pada sampel kerupuk yang lebih praktis, cepat, dan murah sehingga lebih aplikatif bagi masyarakat

    Hubungan Kompensasi dengan Keinginan Pindah Kerja (Turnover Intention) Tenaga Perawat di Rumah Sakit Swasta Tipe C Kota Batam Tahun 2018

    Full text link
    Menurut  WHO  (World  Health  Organization),  Rumah  sakit  adalah  bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pela- yanan  paripurna  (komprehensif),  penyembuhan  penyakit  (kuratif)  dan  pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik (World Health Organization, 2010). Fenomena intensi turnover di Indonesia disadari benar oleh akademisi maupun prakti- si. Banyaknya rumah sakit baru yang didirikan, turut memberikan angin segar kepada para perawat untuk mencoba sebuah Peruntungan baru dan turut mendorong tingginya intensitas turnover di sebuah rumah sakit (Andini, 2006). Hasil survey awal yang dilakukan pada 2 (dua) Rumah Sakit Swasta Tipe C di Kota Batam yaitu Rumah Sakit Harapan Bunda dan Rumah Sakit Camatha Sahidya pada bulan Mei 2018 kepada 20 perawat rawat inap didapatkan bahwa 60% perawat menyatakan keinginan untuk pindah kerja. Hal ini disebabkan oleh faktor kompensasi yang kurang sesuai (60%), kepuasan kerja (65%), stress kerja (50%), lama kerja (35%) dan usia perawat (45%). Berasarkan data dari Bagian Sumber Daya Manusia RS Hara- pan Bunda, jumlah perawat yang bekerja pada tahun 2017 sebanyak 157 perawat dan terdapat 32 perawat yang keluar atau apabila dipersentasekan berjumlah 21% ter- jadinya turnover perawat dari jumlah total perawat. Turnover perawat di rumah sakit memang bukan hal yang mudah. Diperlukan perhatian yang lebih karena turnover dapat merugikan organisasi, baik dari segi biaya, sumber daya, maupun efektifitas keperawatan itu sendiri. Dari segi biaya, rumah sakit harus mengeluarkan biaya untuk merekrut perawat-perawat baru, dan melakukan train- ing  untuk  perawat-perawat  baru.  Dari  segi  sumber  daya,  rumah  sakit  kehilangan perawat yang sudah lebih lama bekerja di rumah sakit, itu berarti rumah sakit ke- hilangan sumber daya yang kompeten, dan tidaklah mudah untuk mencari perawat baru yang dapat menggantikan perawat kompeten yang mengundurkan diri tersebut. Turno- ver juga merugikan efektifitas dalam pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit. Perawat-perawat baru tentunya membutuhkan waktu untuk beradaptasi, dan mem- bangun kerjasama tim yang baik dalam bekerja. Hal tersebut tentunya akan mengu- rangi efektifitas keperawatan itu sendiri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penelitian yang telah dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 84  perawat di Rumah Sakit Tipe C di Kota Batam  pada tanggal  12 September – 15 Oktober 2018 dapat disimpulkan bahwa Mayoritas perawat adalah berjenis kelamin perempuan (77.4%), belum menikah (67.9%), berpendidikan Diploma III  Keperawatan (85.7%),  Masa Kerja Baru (60,7%), berusia 20 – 29 tahun (79.8%),   kompensasi tidak sesuai (58.3%), tidak puas dalam bekerja (53.6%) dan tidak mengalami stress kerja (54.8%). Ada  hubungan antara kompensasi dengan keiginan pindah kerja perawat  (nilai p = 0.006 < 0.05).   &nbsp

    Uji Efektivitas Ekstrak Buah Kurma (Phoenix Dactylifera) dan Ekstrak Buah Mahkota Dewa (Phaleria Macrocarpa) dari Pemeriksaan SGOT dan SGPT terhadap Tikus yang di Induksi Paracetamol

    Full text link
    Banyak obat yang telah dilaporkan dapat menyebabkan hepatotoksisitas, salah satunya adalah parasetamol.  Hepatotoksisitas dapat dicegah dengan pemberian agen hepatoprotektif. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak buah mahkota dewa dan ekstrak buah kurma memiliki efektivitas sebagai hepatoprotektor. Hepatotoksisitas parasetamol pada manusia dapat terjadi setelah penggunaan dosis tunggal 10-15 gram. Mekanisme hepatotoksik parasetamol berkaitan dengan penurunan kadar glutanin hati akibat metabolit parasetamol yaitu N-Acetyl-p-Benzoquinoneimine (NAPQI) yang merupakan metabolit reaktif dari parasetamol yang bersifat toksik pada hati

    Testing of the Nephroprotective Effectiveness of Sail Leaf (Syzygium Polyanthum (Wight.)Walp.) in DoxorubisinInduced Male Wistar Rat

    Full text link
    Cancer is one of the leading noncommunicable diseases leading to death worldwide. Cancer treatment has progressed but has side effects including nephrotoxic effects. The toxicity of doksorubisin has been widely known which is likely to be chained by the metabolic conversion of doxorubicin to doxorubicinol. The main mechanism of doxorubicinol toxicity occurs due to its interaction with iron and the formation of ROS that damages cell macromolecules. One of the plants that are widely used by the community to deal with various diseases and prevention is bay leaves. Bay leaves contain secondary metabolites that are antioxidant in nature. Antioxidants are needed to protect the body's cells from oxidative damage, preventing various degenerative diseases such as cancer, cardiovascular disease. The study aimed to determine the content of nephroprotective EEDS chemical compounds in phytochemical screening, EEDS characterization and EEDS nephroprotective activity in doxorubicin-induced mice based on uric acid, ureum and creatine levels. The study was experimentally laboratory using mice as test animals. The treatment group consisted of CMC-Na 0.5%, Nature E, EEDS doses of 100 mg/kgBB, 300 mg/kgBB and 500 mg/kgBB followed by administration of doxorubicin. The results showed phytochemicalally EEDS contains chemical compounds that are nephroprotective namely flavonoids, steroids / triterpenoids, saponins . EEDS has a water soluble sari content value of 21.64%, total ash content of 1.79%, water content of 9.98%. Ethanol soluble juice levels were 45.38% and acid insoluble ash levels were 0.39%. EEDS doses of 100 mg/kgBB, 300 mg/kgBB and 500 mg/kgBB can lower uric acid, ureum and cretinine levels and can picture the histopathology of doxorubicin-induced mouse kidneys with an effective dose of 500 mg/kgBB. It can be concluded that ethanol extract of bay leaves has nephroprotective activity

    Potensi Antioksidan dan Anti-elastase Ekstrak Daun Kelor (Moringa Oleifera) terhadap Antiaging

    Full text link
    Skin aging caused by oxidative stress that leads to the formation of wrinkles, pigmentation, and asteatosis. On the other hand, the elastase enzyme also can influence the elasticity of the skin that leads to sagging. Moringa leaves (Moringa oleifera Lamk) has been reported contain some active compounds like flavonoid that has antioxidant and anti-aging potential. This study was presented to determine the potential of moringa leaves extract (MLE) in scavenging DPPH radicals and inhibiting the elastase enzyme. MLE was obtained by using maceration methods. The potential of MLE in scavenging DPPH radicals and inhibiting elastase enzyme was determined using spectrophotometric methods. MLE has IC50 value of DPPH scavenging activity also elastase inhibitory activity at 109.67 + 0.83 µg/mL and 159.67 + 7.95 µg/mL. MLE has antioxidant and anti-aging potential as indicated by DPPH scavenging activity and elastase inhibitory. However, MLE has moderate DPPH scavenging activity and low elastase inhibitory activity
    corecore