4 research outputs found
Desain Reef Cruise untuk Wisata Bahari di Perairan Lagoi, Pulau Bintan
Posisi Pulau Bintan yang terletak di perbatasan terluar Indonesia memberikan dampak positif bagi kemajuan pembangunan wilayahnya. Hubungan Bilateral antara Indonesia dan Singapura membuahkan sebuah persetujuan yang ditanda tangani antara kedua belah pihak untuk membangun kepulauan Bintan secara bersama-sama yang menguntungkan kedua negara dalam Zona Perdagangan Bebas. Bentuk pertama dari perjanjian ini adalah pembangunan Bintan Resort, destinasi wisata pantai seluas 23.000 hektar yang menghadap laut Cina selatan di daerah utama wisata Pulau Bintan yaitu Lagoi. Tercatat lebih dari ratusan ribu mancanegara mengunjungi Lagoi tiap tahunnya dan terus meningkat. Untuk lebih menarik minat pengunjung maka diperlukan inovasi yang belum ada di Lagoi, yaitu Reef Cruise. Adalah wahana permainan yang berada di tengah laut antara Pulau Maoi dan Lagoi utara yang merupakan perairan tenang berbentuk pontoon. Metode yang digunakan untuk menentukan ukuran utama kapal yaitu dengan membandingkan kapal existing yang disesuaikan dengan Fasilitas yang ada. Ukuran utama yang didapat berdasarkan kapal yang nantinya membawa penumpang ke Reef Cruise ini. Dari serangkaian proses desain yang sudah dilakukan, maka didapatkan LOA = 40 m, B = 10 m, H = 1.15 m, T = 0.75 m dengan jumlah penumpang sebanyak 175 dan 30 crew
Desain Konsep Solar Energy Assisted Water Bus sebagai Sarana Transportasi Rute Marunda-Muara Baru, Jakarta
Kapal penumpang sebagai sarana antar jemput terjadwal bagi warga Marunda untuk menghindari kepadatan lalu lintas darat menuju Muara Baru Jakarta, menempuh jarak 10.26 mil dengan mengangkut rata-rata 20 penumpang per hari. Namun dengan penggerak kapal yang masih menggunakan BBM, pengoperasian kapal hingga akhir 2016 sempat mengalami kendala, karena telatnya pasokan BBM menyebabkan kapal penumpang berhenti beroperasi. Tugas Akhir ini bertujuan mendesain water bus sebagai kapal penumpang dengan pelayanan terjadwal, yang memanfaatkan energi matahari sebagai sumber energi untuk penggerak kapal agar mengurangi penggunaan kendaraan bermotor dan penggunaan BBM. Metode yang di gunakan dalam mendesain kapal ini yaitu metode trend curve approach. Ukuran utama kapal yang didapat adalah LOA = 9.71 m, B = 3.15 m, T = 0.56 m, H = 1.17 m, B1 = 1.06 m, Cb = 0.409, dan Vs = 11 knots dengan kapasitas jumlah penumpang 20 orang. Daya baterai sebesar 60 Kwh dan daya panel surya yang terpasang sebesar 3000 Wp
Desain Kapal Pembangkit Listrik Menggunakan Tenaga Gelombang Air Laut untuk Daerah Papua
Electricity condition in Indonesia as a whole is still spread not evenly, even for the region of Central and Eastern part of Indonesia, the electricity supply is still far from sufficient. This condition is caused by several reason, and one it is the uneven development in the areas of central and eastern Indonesia. Papua is a province that has lowest level of electrivity in Indonesia, as a whole area only have 47% electricity. In this Final Project will be designed Power Plant Ship as an support unit in Serui City, with the generated power is 36 MWh. The ideal electrical needs of the Serui City approximatedly 8.4 MW, while power is 5.6 MW have been installed so that the power shortage is 2,8 MW. Power Plant Ship design begins with the selection item for producing electricity, such as floats, inverter and battery. Needed two ships for fulfilling the power shortage with each ships used 18 battery with each power of 2 MW and 20 floats with each power of 0.2 MW. After that initial layout was made to find the size of the initial main dimension. Main dimension of the vessel is L = 95.89 m, B = 18.5 m, H = 5.2 m, T = 3.75 m. From this main dimension can be calculated technical calculations and made Lines Plan, General Arrangement and 3D Modeling Design