4 research outputs found

    Hubungan Motivasi Dan Disiplin Kerja Dengan Kinerja Pegawai Di Puskesmas Sangurara Kecamatan Palu Barat Kota Palu

    Full text link
    Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam satu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka mencapi tujuan organisasi. Motivasi berpengaruh terhadap kinerja, setiap pekerjaan memerlukan motivasi yang kuat agar bersedia melaksanakan pekerjaan dan mampu menciptakan kinerja yang tinggi secara bersemangat, bergairah dan berdedikasi. Disiplin menunjukkan suatu kondisi yang ada pada diri karyawan terhadap peraturan dan ketetapan organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan motivasi dan disiplin kerja dengan kinerja pegawai di Puskesmas Sangurara Kecamatan Palu Barat Kota Palu. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian cross sectional. Jumlah populasi yaitu 31 PNS yang semuanya dijadikan responden (total sampling). Hasil uji Chi square menunjukkan terdapat hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja (ρ=0,043), terdapat hubungan antara disiplin kerja dengan kinerja (ρ=0,037). Diharapkan Kepala Puskesmas agar memotivasi pegawainya berupa pemberian insentif yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dan juga serta sesuai dengan jam kerja pegawai, memberikan pelatihan-pelatihan, memberikan sanksi yang setimpal ketika terjadi pelanggaran yang dapat merugikan Puskesamas, agar bisa meningkatkan kinerja dan disiplin kerja pegawainya, hal ini karena dispilin kerja mempengaruhi kinerja untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas sehingga tujuan Puskesmas dapat tercapai

    Hubungan Budaya Organisasi Dan Gaya Kepemimpinan Dengan Komitmen Organisasi Pada Perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Undata Palu

    Full text link
    Manusia merupakan faktor strategis dalam semua kegiatan organisasi yang dibuat atas dasar berbagai visi dan misi. Peran dan tujuan organisasi tersebut dapat dicapai salah satunya dengan memperhatikan komitmen dari anggota organisasi. Komitmen organisasi dari setiap anggota dipengaruhi banyak faktor diantaranya budaya organisasi dan gaya kepemimpinan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan budaya organisasi dan gaya kepemimpinan dengan komitmen organisasi perawat. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada perawat yang berstatus PNS pada 10 Ruang Rawat Inap RSUD Undata Palu yang berjumlah 100 orang dengan metode pengambilan sampel secara purposive sampling. Metode pengolahan data menggunakan program SPSS dengan menggunakan uji chi square yaitu untuk mengetahui arah dan kekuatan hubungan antara budaya organisasi dan gaya kepemimpinan dengan komitmen organisasi pada perawat yang bersifat kategori. Hasil penelitian yang diperoleh adalah ternyata gaya kepemimpinan otoriter dan laissez faire tidak berhubungan dengan komitmen organisasi sedangkan gaya kepemimpinan demokratis dan budaya organisasi berhubungan dengan komitmen organisasi perawat di ruang rawat inap RSUD Undata Palu. Adapun saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian ini yaitu memperhatikan dan mempertimbangkan mengenai ketetapan, nilai atau aturan yang menjadi budaya organisasi serta memperhatikan gaya kepemimpinan yang digunakan dalam setiap situasi untuk meningkatkan komitmen organisasi

    The Relationship Between Marketing Mix and Patient Loyalty in Intensive Care Unit, Anutapura Public Hospital Palu

    Full text link
    Background: The problem generally faced by hospital is unable to provide something really needed by the customers. One of the main factors is the poor marketing mix of hospital that impacts to low quality and influences the patients loyality.Objective: The research aims to investigate the relationship between marketing mix and patient loyalty in intensive care unit at Anutapura Public Hospital Palu.Methods: This was a cross sectional study involving 97 persons who were randomly selected without considering the level of population. The data were analyzed thought univariat and bivariat on the significance level 95% (p<0,05). The marketing mix concept of 7P (product, price, place, promotion, people, process, dan physical evidence). Was used to guide this study.Results: The result of chi-square test indicated that there was a relationship of marketing mix product (p= 0,01), price (p= 0,00), promotion (p= 0,04), people (p= 0,00); and no relationship of marketing mix place (p= 0,21), process (p= 1,00), dan physical evidence (p= 1,00) with patient loyalty.Conclusion: It is expected tht the hospital of Anutapura Palu could increase the strategy of marketing mix for the sake of keeping the patients loyalty as the profit value of the hospital, especially for marketing place, process, and physical evidence

    Evaluation of Inputs in Surveillance System of Suspect Tuberculosis Case Finding at Community Health Centers, Palu, Central Sulawesi

    Full text link
    Background: The World Health Organization goal for tuberculosis (TB) control is to de­tect 70% of new, smear-positive TB cases and cure 85% of these cases. The case de­tec­tion rate is the number of reported cases per 100,000 persons per year divided by the estimated incidence rate per 100,000 per year. Indonesia especially Palu still has a low detection rate of TB. This study aimed to investigate the evaluation of inputs in sur­veil­lance system of suspect TB case finding at community health centers (puskesmas), Palu, Central Sulawesi. Subjects and Method: This was a qualitative study conducted at community health center, Palu, Central Sulawesi. Several informants were selected for this study included: head of puskesmas, TB officer, TB laboratory officer, and TB disease management pro­gram manager of Palu City Health Office. The theme of this study was evaluation of in­puts in surveillance system of suspect tuberculosis case finding. The data were collected by in-depth interview, focus group discussion, and document review. The data was ana­ly­zed by descriptively. Results: Various problems existed within the input of TB surveillance system, in­clu­ding man, money, material, method, and market. Some health workers showed incom­pe­tency that calls for appropriate training. Some showed low performance in TB case finding. Tasks were not distributed fairly to all health workers. The tasks were not assig­ned according to the competency of the health worker. Collaboration with related sec­tors, private sector, and community organizations was lacking. Conclusion: The surveillance input system for TB control, particurlarly TB case fin­ding, at community health centers was not optimal. Keywords: input, surveilance, tuberculosis, case findin
    corecore