14 research outputs found

    STUDI KOMPARASI PERFORMA MESIN DAN KADAR EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR EMPAT LANGKAH BERBAHAN BAKAR BENSIN DAN LPG

    Get PDF
    Penggunaan bahan bakar LPG merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untukmengendalikan emisi gas buang kendaraan bermotor. Conversion kits adalah alat yang digunakan untukmengkonversi LPG menjadi bahan bakar pada sepeda motor. LPG digunakan sebagai alternatif bahanbakar sepeda motor karena mudah diperoleh dipasaran dan tekanan output yang rendah.. Tujuanpenelitian ini adalah untuk memperoleh data perbandingan performa mesin dan kadar emisi gas buangsepeda motor berbahan bakar bensin dan LPG. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitianeksperimen murni. Penelitian dilakukan dengan dua pengujian, yaitu pengujian standar dan pengujianeksperimen dengan menggunakan bahan bakar LPG pada sepeda motor Honda Vario 110 cc tahun 2010.Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahan bakar LPG dapatmeningkatkan torsi dan daya. Peningkatan torsi tertinggi sebesar 63,90% didapatkan pada putaran 2000rpm dengan menggunakan bahan bakar LPG. Peningkatan daya tertinggi sebesar 50,44% didapatkan padaputaran 2000 rpm dengan menggunakan bahan bakar LPG. Sedangkan konsumsi bahan bakar mengalamipenurunan. Penurunan konsumsi bahan bakar tertinggi sebesar 23,09% didapatkan pada putaran 6000rpm. Selain itu, terjadi penurunan yang signifikan pada kadar emisi CO, CO2, dan HC. Penurunan emisiCO tertinggi sebesar 99,56% didapatkan pada putaran 5500 rpm. Penurunan emisi CO2 tertinggi sebesar55,72% didapatkan pada putaran 3500 rpm. Penurunan emisi HC tertinggi sebesar 77,67% didapatkanpada putaran 5500 rpm. Sedangkan konsentrasi O2 mengalami peningkatan. Peningkatan tertinggikonsentrasi O2 sebesar 85,28% pada putaran 7500 rp

    Pengaruh Circumferential Angle Dan Radial Distance Rectangular Obstacle Pada Tube Bank Fin Heat Exchangers Terhadap Karakteristik Aliran Dan Perpindahan Panas

    Get PDF
    Tube banks fin heat exchanger merupakan alat yang diaplikasikan untuk mentransfer panas dari liquid-to-air atau refrigerant-to-air. Peningkatan transfer panas dalam alat ini terus dikembangkan yaitu menggunakan obstacle. Penggunaan obstacle selain meningkatkan heat transfer juga berkorelasi dalam peningkatan pressure drop. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengoptimalkan penggunaan obstacle. Analisa numerik secara 2D dilakukan untuk memperoleh karakteristik aliran dan perpindahan panas pada tube banks fin heat exchanger tersusun staggered yang menggunakan rectangular obstacle. Dalam penelitian ini, kombinasi optimal antara circumferential angle (α) dan radial distance (Rl/D) dari obstacle dievaluasi secara numerik menggunakan CFD code Fluent. Parameter optimasi yang digunakan dalam penelitan ini adalah Performance Evaluation Criteria (PEC). Variasi dilakukan pada α=300-400 dan Rl/D=0,66-0,90 dengan ReD=4000. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa variasi α dan Rl/D dari rectangular obstacle secara signifikan mampu meningkatkan average Nusselt number dan pressure drop. Faktor peningkatan average Nusselt number dan pressure drop tersebut antara lain disebabkan oleh blockage effect dari tube dengan rectangular obstacle di rear tube dan nozzle effect dari konfigurasi rectangular obstacle di centerline mainstream. Ini berkontribusi terhadap berkurangnya wake region size dan meningkatnya kecepatan aliran yang menuju tube row 2 dan 3. Jika ditinjau dari trend grafik average Nusselt number, pressure drop, London area goodness factor, dan JF factor maka dapat ditentukan bahwa kombinasi optimal dari penggunaan rectangular obstacle pada tube banks tersusun staggered adalah α=300 dengan Rl/D=0,66. ====================================================================================================== Tube bank fin heat exchangers are commonly used to heat transfer from liquid to air or refrigerant to air. Improving the heat transfer ability of tube bank fin heat exchangers can be developed by obstacle. In addition to increasing the heat transfer, obstacle is also contributed on pressure drop. Therefore, it is continually needed to research of heat transfer performance in tube bank fin heat exchangers. The effects of obstacle on flow pattern and heat transfer characteristic in tube banks staggered arrangement are investigated using computational fluid dynamics (CFD) method code Fluent. The numerical involved two-dimensional flow and conjugate heat transfer in the computational domain, which was set up to model the entire flow channel in the air flow direction. In this study, optimal combination both circumferential angle (α) and radial distance (Rl/D) rectangular obstacle are analyzed from point of view of Performance Evaluation Criteria. Variations are performed on Reynold number (based on tube diameter) at 4000, the circumferential angle from 30 to 45 degree, and radial distance from 0,66 to 0,90. The results indicates that the enhanced configurations α and Rl/D of rectangular obstacles can be significantly increased average Nusselt number and pressure drop. Factors increased in average Nusselt number and pressure drop are partly due to the blockage effect of a tube with a rectangular obstacle in the rear tube and nozzle configurations effect of rectangular obstacle in mainstream centerline. This contributes to reduction of wake region size and the increase of velocity into the tube row 2 and 3. It was found that the rectangular obstacle with circumferential angle of 30 degree and a radial distance of 0,66 provides the best integrated performance over the Reynolds number computed

    Uji Performa Engine Matic 110 cc Bi-Fuel (Pertamax LPG) dengan Variasi Rasio Kompresi dan Ignition Timing

    Get PDF
    Engine bi-fuel merupakan konsep kendaraan yang dioperasikan dengan dua sistem bahan bakar secara bergantian, dalam penelitian ini menggunakan bahan bakar Pertamax dan LPG. Dimana untuk bahan bakar LPG dilakukan modifikasi pada engine dengan meningkatkan rasio kompresi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh peningkatan rasio kompresi terhadap performa (daya dan torsi) pada engine matic 110 cc dengan konsep bi-fuel. Metode eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menvariasikan rasio kompresi dan menggunakan chasis roller dynamometer sebagai alat uji performa engine. Dari proses pengujian didapatkan capaian performa optimum pada pemakaian bahan bakar LPG untuk rasio kompresi 11,2:1 dan igt 18o STMA dengan nilai daya dan torsi berturut-turut sebesar 7,5 Hp dan 17,08 N.m

    PENGARUH DUAL SPARK IGNITION TERHADAP PERFORMA MESIN DAN EMISI GAS BUANG PADA 4-STROKE GASOLINE ENGINE SINGLE CYLINDER

    Get PDF
    Dalam mengatasi permasalahan pada proses pembakaran yang lambat, diperlukan beberapa alternative. Salah satu alternative, yaitu dengan menerapkan double sparkplug dan pengaturan ignition timing pada kendaraan prototype gasoline untuk meningkatkan pembakaran yang cepat dan sempurna serta mengurangi emisi gas buang. Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan menggunakan 2 busi dan memajukan ignition timing agar menghasilkan power yang maksimal. Dengan menambahkan 1 busi pada sisi kiri kepala silinder. Untuk memaksimalkan percikan bunga api digunakan ignition coil kendaraan T120ss dan busi iridium. Proses pengujian dilakukan dengan dynotest untuk mengetahui daya dan torsi yang dihasilkan serta gas analyzer untuk mengetahui kandungan emisi gas buang. Dari hasil pengujian menggunakan dynotest dapat disimpulkan bahwa daya maksimal yang dihasilkan sebesar 8.6 Hp pada putaran mesin 6000 rpm dalam kondisi 2 busi ignition timing 2 (18°), mengalami peningkatan sebesar 14.67% dari kondisi mesin standar. Dan torsi maksimal yang dihasilkan sebesar 21.12 Nm pada putaran mesin 2000 rpm dalam kondisi 2 busi ignition timing 2 (18°), mengalami peningkatan sebesar 23.15% dari kondisi mesin standar. Sedangkan untuk emisi gas buang yang dihasilkan emisi (CO dan HC) juga mengalami penurunan terhadap nilai pada mesin standar. Pada emisi CO terjadi penurunan sebesar 56.6% sedangkan pada emisi HC sebesar 16.2%

    Terapan Metode Pengelasan Dasar GMAW Gasless untuk Peningkatan Keterampilan Masyarakat Dusun Kayang Makmur, Desa Bader, Kabupaten Madiun

    Get PDF
    Abstrak Masyarakat Dusun Kayang Makmur sebagian besar telah menggunakan peralatan pertanian yang terbuat dari baja. Alat pertanian tersebut dibutuhkan perawatan dan perbaikan dengan menggunakan teknik pengelasan. Dalam melakukan pengelasan tersebut harus dilakukan sesuai dengan prosedur pengelasan yang benar, instalasi alat yang tepat, dan pemahaman yang baik mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sehingga efektivitas dari pengelasan dapat dicapai dengan maksimal. Oleh karena itu, diadakan pelatihan pengelasan dasar GMAW Gasless guna meningkatkan keterampilan Masyarakat Dusun Kayang Makmur. Penyelenggaraan program kemitraan masyarakat ini dilaksanakan dengan beberapa parameter dengan luaran dari kegiatan ini berupa kemampuan teknik pengelasan dasar GMAW Gasless metode 1F dan 2F. Tahapan pelaksanaan terdiri dari teori pengelasan, K3, serta praktek dan pendampingan pengelasan dasar yang menghasilkan produk berupa kursi. Hasil dari pengabdian pengelasan ini adalah peningkatan pengetahuan dan kemampuan peserta hal pengelasan dasar GMAW Gasless, serta dapat menerapkan proses pengelasan dengan mengutamakan K3.   Kata Kunci- Program Kemitraan Masyarakat, Dusun Kayang Makmur, Pengelasan, GMAW Gasless

    PKM Penerapan IPTEK dalam Pengolahan Sampah Organik Menjadi Pupuk Organik

    Get PDF
    Sampah merupakan salah satu masalah yang selalu ada hampir di setiap daerah termasuk pada lingkup Desa Banjarejo, Kec. Ngadiluwih, Kab. Kediri. Salah satu permasalahan pada lingkungan ini yaitu penanganan dan pengolahan sampah yang belum berjalan baik, sehingga menyebabkan penumpukan sampah. Dalam satu hari Desa Banjarejo menghasilkan sampah yang berkisar antara 150 m3 sampai 160 m3, dengan estimasi sampah organik berkisar 75 m3 hingga 80 m3. Nantinya sampah diolah agar masalah sampah ini tidak semakin membesar, terutama sampah organik. Sampah organik dapat diolah menjadi pupuk, baik itu pupuk cair maupun pupuk padat. Alat bantu berupa mesin pencacah dan mesin pengayak diperlukan untuk mengolah sampah dalam jumlah besar supaya proses memperhalus sampah lebih efisien. Setelah sampah halus dilanjutkan menuju tahap pembuatan pupuk organik, untuk pupuk cair akan menggunakan alat bantu berupa drum decomposer. Untuk proses pengaplikasian digunakan metode pelatihan yang diadopsi dari penerapan IPTEK pada perkuliahan praktek di Politeknik Negeri Madiun, sehingga dihasilkan luaran masyarakat yang mampu mengolah sampah organik menjadi pupuk organik padat dan cair serta dapat menggunakan alat pencacah dan pengayak guna meningkatkan kualitas produksi pupuk

    Terapan Iptek Kewirausahaan Hasil Produk Pengelasan SMAW Untuk Meningkatkan Keterampilan Santri Pondok Pesantren Miftahul Huda Doho, Dolopo

    Get PDF
    Pondok Pesantren Miftahul Huda, Desa Doho sebagian besar menggunakan peralatan yang terbuat dari besi dan baja sehingga dibutuhkan perawatan dan perbaikan dalam bentuk pengelasan dasar SMAW. Keterbatasan pendidikan santri Pondok Pesantren Miftahul Huda Doho dalam pengelasan masih kurang memadai apabila dilakukan penekanan. Dibutuhkan adanya program kemitraan masyarakat yang membutuhkan keterampilan pengelasan sehingga dapat dikembangkan untuk berwirausaha. Dalam pengabdian ini menggunakan metode kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui, peningkatan nilai pre test dan post test dalam pemahaman pengelasan dasar SMAW Santri Pondok Pesantren Miftahul Huda Desa Doho. Pengabdian untuk menghasilkan luaran peserta yang mampu memperbaiki barang berbahan besi atau baja, dan membuat produk berbahan dasar besi dengan proses pengelasan SMAW

    Diseminasi Teknologi Rocket Stove dan Hydraulic Press pada Home Industry Brem di Desa Kaliabu Kabupaten Madiun

    Get PDF
    Brem merupakan makanan khas dari Kabupaten Madiun. Bahan baku untuk membuatnya adalah beras ketan. Proses pembuatannya meliputi fermentasi, pengepresan, perekatan, dan pengeringan. Dengan adanya brem sebagai makanan khas mampu meingkatkan perekonomian dari masyarakat Kabupaten Madiun. Suling Mandiri dan Berkah merupakan salah satu kelompok usaha produsen brem. Dari analisis proses produksi menunjukkan bahwa proses perekatan membutuhkan kayu bakar relatif banyak. Ini dikarenakan tungku yang digunakan adalah tungku konvensional dari batu bata. Sedangkan pada proses pengepresan belum efektif dan efisien dikarenakan alat press adalah kayu. Oleh karena itu, perlu upgrade technology pada proses perekatan dan pengepresan untuk efektifitas dan efisiensi proses produksi. Tujuan dari diseminasi teknologi pada masyarakat adalah untuk upgrade technology tungku konvensional menjadi rocket stoove dan alat press kayu menjadi hydraulic press. Hasilnya menunjukkan bahwa dengan menggunakan rocket stoove mampu menghemat penggunaan kayu bakar dibandingkan dengan tungku konvensional. Sedangkan pada proses pengepresan, penggunaan hydraulic press mampu meningkatkan efektifitas dan efisiensi pekerja dalam proses pengepresan ampas ketan hasil fermentasi. Selain itu, sari pati ampas ketan hasil pengepresan hydraulic press lebih banyak dibandingkan dengan alat press kayu. Ini dikarenakan tenaga press dari hydraulic press lebih besar dibandingkan alat press kayu

    PERFORMA MOTOR 4 LANGKAH BERBAHAN BAKAR CAMPURAN BIOETHANOL DAN PERTALITE DENGAN PERUBAHAN IGNITION TIMING

    No full text
    Mesin empat langkah didesain untuk bahan bakar yang sesuai standart pabrikan yang telah ditentukan. Dengan adanya penambahan bioethanol E50 pada campuran bahan bakar maka diperlukan beberapa modifikasi pada mesin. Salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu memodifikasi timing pengapian yang tepat agar dapat meningkatkan performa dan menurunkan emisi gas buang. Metode yang digunakan adalah memajukan sudut pengapian sebesar 28° dan 32°, dari kondisi standar yaitu 15°. Pemajuan sudut pengapian dilakukan dengan cara merubah posisi pick up (tonjolan) magnet. Pengujian dilakukan menggunakan dynotest untuk performa dan gas analyzer untuk emisi gas buang. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui performa mesin dan emisi gas buang dengan perubahan Ignition Timing : 28˚ dan 32˚ terhadap pada sepeda motor berbahan bakar E50. Berdasarkan hasil pengujian, penambahan bioethanol E50 kedalam bahan bakar meningkatkan daya dan torsi dari kondisi standart E50. Daya maksimum dicapai oleh sudut pengapian 28° sebesar 5,1 KW pada 6000 rpm naik 66,7% dari mesin standar E50. Torsi maksimum dicapai oleh sudut pengapian 28° sebesar 9,4 Nm pada 4500 rpm naik 16% dari mesin standar E50. Untuk emisi gas buang, konsentrasi CO terendah dicapai oleh sudut pengapian 28° E50 sebesar 2,53% pada 4000 rpm, turun 19,4% dari mesin standar E50. Konsentrasi HC terendah dicapai oleh sudut pengapian 32° E50 sebesar 102 ppm pada 4000 rpm, turun 93,4% dari kondisi standar E50. Konsentrasi CO₂ terendah dihasilkan oleh sudut pengapian 28° E50 sebesar 1 % pada 4000 rpm, turun 37,5% dari kondisi standar E50. Konsentrasi O₂ naik dikedua variasi
    corecore