3 research outputs found

    Factors Associated with Years of Life with Disability in Patients with Leprosy: A Path Analysis Evidence from Kelet Hospital, Central Java

    Full text link
    Background: Leprosy, also known as Hansen’s disease (HD), is a long-term infection by the bacterium Mycobacterium leprae or Mycobacterium lepromatosis. World Health Organization (WHO) reported that the number of leprosy casesin 2015 was 211,973 in 108 countries in the world. The number of leprosy cases in Indonesia ranks third after India and Brazil. There are 14,000 (8%) leprosy cases with disability. This study aimed to determine factors affecting disability and Years of Life with Disability (YLD) attributable to leprosy in patients with leprosy at Kelet Hospital, Central Java. Subjects and Method: This was a case control study conducted at Kelet Hospital, Central Java, from December 2017 to January 2018. A total sample of 140 leprosy patients was selected for this study using fixed disease sampling, consisting of 70 patients with disability and 70 patients without disability. The dependent variables were disability and YLD. The independent variables were age, education level, and self care. The data were collected by questionnaire and analyzed by path analysis. Results: Disability increases YLD (b= 0.37; 95% CI= 0.31 to 0.43; p<0.001). Disability increased with older age (b= 1.41; 95% CI= 0.38 to 2.43; p= 0.007) and decreased with better self care (b= -3.80; 95% CI= -4.90 to -2.71; p<0.001). Better self care increased with high education level (b= 1.96; 95% CI= 1.03 to 2.89; p<0.001). Conclusion: Older age increases the risk of disability, whereas self care decreases the risk of disability. Disability itself increases YLD. Higher education improves self care. Keywords: leprosy, disability, years of life with disability, determinan

    Peranan Pembelajaran Bahasa Jawa dalam Melestarikan Budaya Jawa

    Full text link
    Bahasa Jawa merupakan salah satu Kebudayaan dan identitas suatu bangsa di Indonesia. Di zaman yang serba canggih ini, budaya berbahasa Jawa mulai luntur terkikis oleh zaman. Penyebabnya bisa bermacam-macam, karena banyak generasi muda yang kurang memahami keaslian Bahasa Jawa itu sendiri. Selain itu, maraknya bahasa gaul dan bahasa asing yang bertebaran membuat Bahasa Jawa terkikis oleh keadaan. Pengenalan Bahasa Jawa sejak dini pada anak perlu dilakukan guna melestarikan budaya Jawa. Di dalam Bahasa Jawa terkandung nilai moral, nilai karakter yang berkaitan dengan sopan santun dan unggah ungguh dalam berkomunikasi dengan orang lain. Penelitian ini adalah tentang pembelajaran Bahasa Jawa yang diminati oleh masyarakat khususnya anak muda. Hal itu dimulai dengan pengetahuan tentang budaya Jawa dalam masyarakat. Masyarakat harus memiliki peranan yang penting dalam melestarikan budaya mereka. Kemudian mereka akan terbiasa berbahasa Jawa dengan lancar dan benar. Sehingga, Bahasa Jawa bisa dikenal banyak orang serta budaya Jawa tetap dijaga dan dilestarikan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran seutuhnya mengenai peranan pembelajaran Bahasa Jawa dalam pelestarian budaya Jawa dengan menggali informasi dari buku-buku dan jurnal-jurnal penelitian yang telah dilakukan sebelumnya untuk dilakukan kajian ulang lebih dalam lagi agar memperoleh hasil yang memuaskan, serta memberikan pengetahuan terutama kepada para generasi muda agar memahami pentingnya peran Bahasa Jawa dalam melestarikan budaya Jawa. Peneliti mencoba mengkaji fenomena ini dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kepustakaan

    Rencana Kerja dan Penganggaran (Konsep, Teori dan Implikasi)

    Full text link
    Buku Rencana Kerja dan Penganggaran ini membahas tentang konsep, teori dan implikasi terkait bagaimana manajemen menyusun rencana kerja dan anggaran perusahaan (private sector) serta anggaran di pemerintahan (public sector). Hal ini tentu saja menjadi penting bagi manajemen perusahaan dalam upayanya meningkatkan kualitas pengetahuannya terkait dengan rencana kerja dan penganggaran. Bagi akademisi sendiri, bisa menjadi bahan pembelajaran agar bisa lebih memahami tentang anggaran. Menariknya dalam buku ini, tiga bab terakhir membahas tentang penganggaran berbasis kinerja, risiko dan aktivitas. Hal ini sengaja diangkat mengingat saat ini persaingan bisnis semakin ketat. Dengan memahaminya, tentu dengan mudah dalam menyusun rencana kerja dan anggaran bagi perusahaan (private sector) maupun pemerintahan (public sector). Buku ini terdiri dari 15 bab, meliputi: Bab 1 Konsep Perencanaan Kerja Bab 2 Peramalan Bab 3 Penyusunan Program Kerja Bab 4 Business Plan Bab 5 Strategic Planning Bab 6 Sistem Penganggaran Bab 7 Perencanaan Anggaran Bab 8 Kebijakan Anggaran Bab 9 Pengendalian Anggaran Bab 10 Anggaran Operasional dan Efisiensi Biaya Bab 11 Anggaran Keuangan dan Kebutuhan Dana Bab 12 Akuntabilitas Anggaran Bab 13 Penganggaran Berbasis Kinerja Bab 14 Penganggaran Berbasis Risiko Bab 15 Penganggaran Berbasis Aktivita
    corecore