23 research outputs found

    Pembuatan Sistem Informasi Pemetaan Ibu Hamil Risiko Tinggi (Studi Kasus di Puskesmas Banyubiru)

    Full text link
    Based on initial observation, maps of pregnant mother takes a long time to make while the information included is not maximal. The goal of this research is to make an Information System for mapping high risk pregnant mother. This research uses the “Research and Development” Method. The subject of this research is the midwife who works in Puskesmas Banyubiru Kabupaten Semarang.To make the Information System for mapping high risks pregnant mother, prototyping process model is used. The prototyping process includes the fulfillment of things necessary for the mapping of highrisks pregnant mother, planning the prototype, the making of the prototype, evaluation and improvement. The fulfillment of things necessary for the mapping of high risks pregnant mother is done by interview, observation and the USAge of secondary data. The planning and making of the prototype is based on the result of the fulfillmen of things necessary for the mapping of high risk pregnant mother. Evaluation is done by researcher and user using the black box method. Improvement is done based on the result of the evaluation while paying attention to the needs of the user of the system (the midwife). The result of this research is an Information System for mapping high risks pregnant mother. The user is satisfied with the Information System that is made. The Information System is fully functional. The system that made already showing the number of high risk pregnant mother but still needs to be developed in order to apply GPS technology so get high risk pregnant woman distribution and producing a map that more accurate

    Seminar dan Wokshop Jurnalistik Anak SMA “Yournalism”

    Full text link
    PENDAHULUANMasyarakat Indonesia saat ini merupakan masyarakat informasi yangmenghabiskan sebagian besar waktunya dengan media komunikasi dan menggunakanteknologi informasi seperti ponsel dan komputer maupun laptop. Mereka akan mudahmelakukan pertukaran data informasi karena saat ini,mengingat konvergensi mediatidak hanya mengubah basis data dan medium yang menyalurkannya, tetapi jugasecara keseluruhan mengubah proses produksi, pengolahan, dan distribusi informasisehingga media-media seperti koran, radio, televisi, dan lain-lain akan berubahdengan bentuk-bentuk media baru yang sepenuhnya digital, seperti world wide web,dan internet.Setiap orang bisa merencanakan liputan, meliput, menuliskan hasil liputan,mengedit tulisan, memuatnya dan menyebarkan di berbagai situs internet. Artinyasemua orang sebenarnya bisa menjadi “jurnalis dadakan”, meski begitu tentu sajakualitas jurnalistik mereka masih bisa kita perdebatkan. (Haryati, 2007 : v)Kehadiran situs berita atau portal berita juga dikhawatirkan bisa menjadi ancamanseluruh media massa konvensional. Ada juga media konvensional yang telahmelakukan inovasi dan pengembangan produk ke arah konvergensi informasi demimempertahankan eksistensinya. Suara Merdeka sendiri telah melakukan inovasitersebut dengan nama suaramerdeka.com. Didirikan pada tanggal 14 September 1996oleh H. Tommy Hetami (alm). Pada awalnya website suaramerdeka.com ini hanyaberisikan berita edisi cetak yang diambil dari media cetak Harian Suara Merdeka.Sampai dengan 11 Pebruari 2000 barulah menambahkan pemberitaannya dengan edisiNews Aktual beserta kanal-kanal lainnya. News Aktual ini dimaksudkan agarSUARAMERDEKA.com tidak tertinggal dalam memberitakan sesuatu. Namun yangperlu diperhatikan adalah langkah-langkah apa yang harus dilakukan untukmelakukan inovasi pengembangan produk ke arah digital agar tetap bisa bertahan.Melihat Kenyataan yang seperti itu, perlu kiranya Suara Merdeka memberikanpendidikan jurnalistik sejak dini. Kegunaannya untuk mempersiapkan para calongenerasi jurnalis muda untuk memasuki dunia jurnalis profesional mendatang di eracitizen journalism dan meminimalisir keberadaan “jurnalis dadakan” tersebut. Disamping itu juga bermanfaat bagi berkembangnya mading sekolah ke arah digitalsebagai tempat media penyaluran bakat siswa dibidang penulisan, penyaluran minatdibidang yang sama, dan melatih siswa-siswi SMA atau SMK untuk tampil berani dankritis dalam berbagai kondisi serta menjadikan mempromosikan Rubrik EkspresiSuara Remaja (salah satu rubrik di Suaramerdeka.com yang membahas tentang duniaremaja) sebagai penyaluran ide maupun hasil karya mereka.ISIKonsep komunikasi pemasaran terpadu menekankan pentingnya elemen komunikasidalam pemasaran. Komunikasi pemasaran terpadu adalah kegiatan pemasaran denganmenggunakan teknik-teknik komunikasi untuk memberikan informasi kepada orang banyakdengan harapan, agar tujuan Perusahaan tercapai, yaitu terjadinya pendapatan sebagai hasilpenambahan penggunaan penggunaan jasa atau pembelian produk yang di tawarkan.(Soemagara, 2006: 4)Suara Merdeka membutuhkan suatu kegiatan promosi yang dapat menjangkau anakanakSMA untuk secara aktif menuangkan ide-ide, hasil karya mereka di Rubrik EkpresiSuara Remaja sehingga membutuhkan sebuah kegiatan komunikasi pemasaran terpadu yangtepat.Melihat anak - anak SMA sekarang ini hidup dalam kecanggihan komunikasi daninformasi seperti adanya smartphone, laptop, dan peralatan IT canggih lainnya, strategi yangtepat adalah membuat kegiatan dengan memanfaatkan antusias mereka terhadap kemajuan ITtersebut mengenai dunia jurnalistik.Event merupakan salah tool public relation yang berbeda. Secara konseptual event tidakhanya mengajak seseorang untuk menggunakan sebuah produk, namun lebih mendekatkanbrand kepada target audience secara langsung sehingga memberikan pengalaman langsungdengan suatu brand. Pengalaman langsung dan baru ini memberikan dampak untuk menarikcalon pelanggan baru atau menambah loyalitas pelanggan lama terhadap brand. Keuntunganevent adalah bisa melibatkan banyak orang, beberapa orang memiliki “sense of publicity”yang mana akan menceritakan pengalaman mereka kepada orang-orang terdekatnya baikorang tua, teman-teman, bahkan di ruang sosial media. Dengan beberapa alasan diatas timpelakasana memilih event “Yournalism” sebagai salah satu bentuk melakukan komunikasipemasaran.Kegiatan ini bertema “YOURNALISM” yang diambil dari penggalan kata“YOUNG” yang berarti muda dan “JOURNALISM” yang berarti dunia jurnalistik. Jadimakna keseluruhannya adalah saatnya dunia jurnalistik muda menunjukkan eksistensinya.Tagline yang saya ambil adalah “together make possible” yang dapat diartikan bersama-samamenjadi mungkin. Bentuk kegiatan ini adalah seminar dan workshop dengan mengumpulkanSiswa-siswi dari beberapa sekolah SMA di salah satu sekolah SMA Semarang denganpenjelasan target audien:Aspek demografisTarget Primer : siswa-siswi SMA SemarangJenis Kelamin : laki-laki dan perempuanUsia : 15 – 19 TahunSES : A – CAspek GeografisSekolah dengan perwakilan dari beberapa zona area Kota Semarang. Semarang Timurmeliputi SMA 11, SMA 15, SMA 2, SMA KES 1. Semarang Tengah meliputi SMA 1,SMA3, SMA 5, SMK 2, SMK 3, SMK 5, SMK 7, SMA LOYOLA, dan SMA SULTAN AGUNG1. Daerah zona tengah lebih banyak karena dijadikan percontohan untuk mengukur seberapaefektif kegiatan ini bagi mereka mengingat letak sekolah mereka yang berada di pusat kotaAspek PsikografisMemiliki rasa ingin tahu yang tinggi, lebih banyak melakukan kegiatan diluar ruang, aktifmencari informasi, memiliki kehidupan sosial yang luas, dan peka terhadap lingkungansekitar.Mereka diberi pelatihan jurnalistik dengan pemberian materi mengenai dunia jurnalistikseperti penulisan berita,news reporting, dan desain layout dengan nara sumber dari orangorangredaksi Suara Merdeka.Setelah mendapat pelatihan dasar jurnalistik, saya berupaya untuk memicu semangatkreatifitas mereka dengan membuat kompetisi mading dengan cara yang berbeda. Melihatperkembangan dunia teknologi informasi sekarang ini, perlu kiranya kita melakukan sebuahinovasi yang berbasis pada teknologi informasi tersebut. Salah satu cara yang ingin sayaterapkan yaitu kompetisi e-mading. E-mading adalah mading yang berbasis pada penggunaaninternet. Lomba e-mading ini berformat .pdf dengan tema Semarang dan dengan beberapakriteria antara lain tata layout, estetika, isi berita. Diharapkan dengan adanya lomba sepertiitu mampu menjaga eksistensi dunia jurnalistik di sekolah terutama mading.PENUTUPEvaluasi diperlukan untuk mengukur keberhasilan suatu kegiatan yang telahdilakukan, melihat tahap-tahap yang telah ditetapkan sebelumnya serta menelaah kekurangandari kegiatan tersebut agar kedepan dapat menjadi tolak ukur untuk kegiatan yangberkelanjutan ataupun menyelenggarakan kegiatan sejenis.Rekomendasi memiliki tujuan untuk memeberikan saran dan menyempurnakankonsep serta dapat menjadi acuan jika akan menyelenggaraka kegiatan serupa. Rekomendasijuga ditujukan kepada pihak klien sebagai saran dalam melakukan kegiatan marcomm untukmemperbesar target audien serta menambah calon potensial target audien.EvaluasiSecara umum event “Yournalism” berjalan dengan baik. Namun ada beberapa poinyang telah ditetapkan sebelumnya, belum dapat dilaksanakan sesuai rencana antara lain:1. Jumlah perwakilan murid dari tiap-tiap sekolah yang seharusnya 10 murid dengansatu pembimbing berubah menjadi 5 murid dan 1 pembimbing hal ini dikarenakan timpelaksana tidak mampu melaksanakan kegiatan secara roadshow, hanya dikumpulkandi 1 tempat sehingga agar materi yang disampaikan tetap efektif cara yang ditempuhyaitu dengan pengurangan kuota dari tiap-tiap sekolah.2. SMA Kesatrian 1 menolak untuk mengikuti kegiatan tersebut dengan alasan sudahbekerjasama dengan pihak lain dalam bidang yang sama yaitu jurnalistik3. Birokrasi SMA Loyola sulit di ajak berkerjasama. Kurangnya koordinasi antarapenjaga sekolah dengan pihak sekolah membuat surat undangan tidak sampai kepihak sekolah, hal ini dibuktikan dengan tim pelaksana yang melakukan konfirmasitentang surat undangan tersebut yang didapat jawaban belum menerima suratundangan kegiatan itu4. Tempat kegiatan yang semula memakai Aula SMA 1 Semarang pindah ke Aula SMASultan Agung 1 Semarang dengan alasan sama-sama berada di tengah kota5. Periode waktu pada awalnya terbagi dalam 5 sesi. Sesi pertama untuk registrasiulang, sesi 2 pemberian materi berita, sesi 3 penyampaian materi fun reporting, sesi 4pemberian materi desain layout, dan sesi terakhir ditutup dengan penjelasan materilomba e-mading. Namun karena adanya permintaan waktu dari sponsor untuk demoproduk, tim pelaksana berkordinasi dengan pihak ESR untuk melakukan penyusunanacara ulang. Hasilnya susunan acara terbagi menjadi 6 sesi yaitu sesi 1 untukregistrasi ulang, sesi 2 untuk materi Yamaha, sesi 3 sambutan Suaramerdeka.com, sesi4 materi berita, sesi 5 pemberian materi fun reporting, sesi 6 penyampaian materidesain layout, dan sesi terakhir penjelasan materi lomba e-mading.6. Menunjukan pertanggungjawaban anggaran melalui nota dan kwitansi 90% sesuaidengan rencana awal. Anggaran dana tersusun mulai dari pra-kegiatan hinggaterlaksananya kegiatan seperti anggaran perijinan, kebutuhan waktu acara, dananggaran hadiah e-mading. Melihat nominal anggaran dana yang begitu besar, timpelaksana melakukan penyusunan anggaran ulang, hal ini dimaksudkan agar pihaksponsor tertarik untuk menjadi sponsor. Anggaran yang dinilai tidak begitu efektiftidak dimunculkan dalam anggaran melainkan di subsidi dari anggaran lain sepertibiaya administrasi, doorprize,genset,dll.RekomendasiRekomendasi ditujukan kepada 2 pihak yaitu rekomendasi untuk acara apabila acaraini akan dilanjutkan kembali dan dan rekomendasi untuk pihak manajemen Ekpresi SuaraRemaja.Rekomendasi untuk acara “Yournalism”1. Waktu persiapan event disarankan lebih kurang 2 bulan dengan perincian 1bulan pertama untuk pembagian jobdesk, pencarian klien dan peserta, dan 1bulan terkahir untuk sounding sponsorship, produksi kebutuhan acarasehingga tim pelaksana bisa melakukan pematangan konsep, kordinasi danpembagian jobdesk secara mendetail serta sounding proposal sponsorship bisalebih lama2. Memaksimalkan surat rekomendasi dari Diknas agar sekolah menilai bahwaacara ini layak untuk diikuti sehingga mereka dengan sukarela mengijinkansiswa-siswi mereka mengikuti acara tersebut3. Pemberian mentor untuk pendampingan mereka dalam menyusun e-madingsetelah acara selesai sebagai salah satu bentuk perhatian pengelola kegiatanterhadap sekolah dan murid4. Kemasan acara lebih dipercantik seperti penggunaan backsound saat acaramenjelang USAi5. Pengelola kegiatan menyediakan spanduk pesan dan kesan guna mengukurkesuksesan acaraRekomendasi untuk Ekpresi Suara Remaja1. Kegiatan seperti ini bisa dijadikan kegiatan rutin ke sekolah-sekolah diSemarang sebagai media pendidikan bagi mereka2. Materi- materi jurnalistik yang disampaikan disesuaikan dengan kondisi saatini3. Strategi roadshow ke sekolah sekolah dapat diterapkan guna menjaring danmendekatkan target audien dengan Ekpresi Suara Remaja4. Konsep yang sama dapat diterapkan di event selanjutnya dengan penyesuaiankondisi sekitar5. Acara ini bisa menjadi tempat pemberian saran untuk Ekpresi Suara Remajadari para audien, sehingga pihak Ekpresi Suara Remaja dapat berbenah kearah yang lebih baik6. Sebaiknya tetap menjalin komunikasi dengan mereka secara berkelanjutanmeski event telah USAi untuk mendekatkan brand dengan TADAFTAR PUSTAKAHaryati,dkk. 2007. Jurnal Observasi: Mengamati Fenomena Citizen Journalism / Vol. 5, No1. Bandung : Simbiosa Rekatama Media.Soemanagara, Rd, 2006, Strategic Marketing Communication: Konsep Strategic danTerapan, Bandung: Alfabeta .Shimp, Terence A, 2003, Periklanan dan Promosi : Aspek Tambahan KomunikasiPemasaran Terpadu, edisi ke 5, Jakarta: Erlangga.Aaker, David, 1991, Managing Brand Equity: Capitalizing on the Value of a Brand Name.New York: Free Press.Nursito, 1999, Membina Majalah Dinding, Bandung: Adicita Karya Nusa.ABSTRAKSISeminar dan Wokshop Jurnalistik Anak SMA “Yournalism”Masyarakat Indonesia saat ini merupakan masyarakat informasi yangmenghabiskan sebagian besar waktunya dengan media komunikasi dan menggunakanteknologi informasi seperti ponsel dan komputer maupun laptop. Mereka akan mudahmelakukan pertukaran data informasi karena saat ini,mengingat konvergensi mediatidak hanya mengubah basis data dan medium yang menyalurkannya, tetapi jugasecara keseluruhan mengubah proses produksi, pengolahan, dan distribusi informasisehingga media-media seperti koran, radio, televisi, dan lain-lain akan berubahdengan bentuk-bentuk media baru yang sepenuhnya digital, seperti world wide web,dan internet.Setiap orang bisa merencanakan liputan, meliput, menuliskan hasil liputan,mengedit tulisan, memuatnya dan menyebarkan di berbagai situs internet. Artinyasemua orang sebenarnya bisa menjadi “jurnalis dadakan”, meski begitu tentu sajakualitas jurnalistik mereka masih bisa kita perdebatkan.Melihat Kenyataan yang seperti itu, perlu kiranya Suara Merdeka memberikanpendidikan jurnalistik sejak dini. Kegunaannya untuk mempersiapkan para calongenerasi jurnalis muda untuk memasuki dunia jurnalis profesional mendatang di eracitizen journalism. Di samping itu juga bermanfaat bagi berkembangnya madingsekolah ke arah digital sebagai tempat media penyaluran bakat siswa dibidangpenulisan, penyaluran minat dibidang yang sama, dan melatih siswa-siswi SMA atauSMK untuk tampil berani dan kritis dalam berbagai kondisi serta menjadikan RubrikEkspresi Suara Remaja sebagai penyaluran ide maupun hasil karya mereka.Pemberian materi jurnalistik terbagi menjadi dalam 4 bagian. Bagian pertamatentang materi berita, bagian kedua materi reporting, bagian ketiga desain layout, danbagian keempat lomba e-mading sebagai salah satu cara sejauh mana merekamemahami dunia jurnalistik.Kendala yang ditemui saat kegiatan ini misalnya kurangnya kordinasi diantarasiswa dan padatnya kegiatan sekolah membuat mereka tak sanggup mengumpulkanhasil e-mading mereka. Hanya 4 sekolah dari 9 sekolah yang berhasilmengumpulkannya.Tujuan kegiatan ini adalah memberikan pengetahuan sejak dini tentang duniajurnalistik, mendidik generasi muda agar lebih kritis mengenai persoalan yang terjadidi masyarakat, meminimalisir kehadiran citizen journalism secara instan, menjadikangenerasi muda sebagai genrasi yang aktif bukan pasif secara informasi, danmenjadikan Rubrik Ekspresi Suara Remaja sebagai wadah aspirasi, ide dan hasilkarya mereka.Kata kunci: Jurnalistik, e-mading, Ekspresi Suara RemajaABSTRACTSeminar and Workshop Journalism for Senior High School “Yournalism”Indonesian society is an information society that spends most of his time withthe media communication and use of information technology such as mobile phonesand laptop computers as well. They will be easy to exchange data information fornow, considering the convergence of media is not only changing the base data anddistribute it medium, but also change the overall production process, processing, anddistribution of information to the media such as newspapers, radio, television, andother etc. will change with the new forms of media are fully digital, such as the WorldWide Web, and the Internet.Each person can plan coverage, cover, write the coverage, editing posts, loadand deploy on various Internet sites. It means that everyone can actually be a"journalist impromptu", though of course the quality of journalism so they can still bedebated.See reality as it is, we should bear in Suara Merdeka provides journalismeducation from an early age. Usefulness to prepare candidates for the generation ofyoung journalists entering the world of professional journalists in the upcoming era ofcitizen journalism. In addition, it is also beneficial for the development of schoolMading towards digital media as a distribution of talent in the field of student writing,channeling interests in the same field, and train students for high school or vocationalschool bold and critically in a variety of conditions and to make the Rubric ofEkspresi Suara Remaja become distribution of ideas and the results of their work.Provision of journalistic material is divided into into 4 sections. The first partof the news items, the second part of the material reporting, the third part of thedesign layout, and the fourth part of e-Mading race as one of the ways the extent towhich they understand the world of journalism.Obstacles encountered when these activities such as the lack of coordinationbetween students and school activities to make their denseness could not collect the e-Mading them. Only 4 schools from 9 schools who successfully collect.The purpose of this activity is to provide early knowledge about the world ofjournalism, to educate the younger generation to be more critical about the problemsthat occur in the community, minimizing the presence of citizen journalism in aninstant, making young people as active rather than passive generation of information,and make Rubric of Ekpresi Suara Remaja as container aspirations, ideas and resultsof their work

    Hubungan Tingkat Kemandirian dan Kualitas Pelayanan Kb dengan Level Kepuasan Akseptor Kb Implan di Puskesmas Pudak Payung Kota Semarang Triwulan I Tahun 2016

    Full text link
    The lack of family planning independence and the decreasing quality of family planning services at community health center are some of the problems in family planning program. Pudak Payung community health center is one of the thirty seven community health centers in Semarang. In fact, it is the lowest in the use of family planning implant with just 161 users (3.15%) in 2015. The objective of this research is basically to analize the relation among self-deciding level and quality of family planning service with satisfaction level of family planning implant at Pudak Payung community health center, semarang in the first quarter of 2016. The methodology of this research is using explanatory research along with designed cross sectional study. From the total of 161 family planning implant acceptor, with sampling technique called proportion simple random sampling, only 61 family planning implant acceptors that are sampled which are 46 acceptors in Pudak Payung village and 15 acceptors in Gedawang village. Data analysis in this research is univariate analysis, bivariate descriptive and bivariate analysis along with using statistical test called rank spearman and significance (α=5%). Analysis showed that the highest percentage of self-deciding level family planning at full self-help groups are 45.9% and quality of family planning service at quality groups are 73.8% and last the satisfaction level of the implant acceptor at satisfied groups is circa 45.9%. Analysis showed that the largest percentage self-deciding family planning at full self-help groups are on the level of satisfaction of implant acceptors that are satisfied (71.4%) and the quality of family planning in less qualified groups are at the level of satisfaction of implant acceptors that are less satisfied (100%). Results of analysis showed that there is a relationship of self-deciding family planning (p value = 0.031; 95% CI = .009-0.541) and the quality of family planning (p value = 0.001; 95% CI = 0.255-0.645) with a satisfaction rate of implant acceptors. It is important and suggested to Pudak Payung community health center to improve self-deciding family planning or independence of family planning along with service quality by guaranteeing good service for whether they are still new or those who have been implant acceptor for a long time with involving KIE activity. The methods that are used in this activity are counceling, simulation and interpersonal communication

    Hubungan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi dan Pendidikan Ibu dengan Risiko Wanita Pus Muda di Desa Candigaron Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun 2017

    Full text link
    The risk of young married woman is a woman who has been married for less than 20 years.Health impact is the risk of maternal death during childbirth.Factors of knowledge, education, culture become the cause. Every year there is a risk of young married women in Candigaron village, Sumowono district, Semarang regency for the last five years (2013-2017).The objective of the study was to analyze the relationship of reproductive health knowledge and maternal education with the risk of young married women.The type of research is explanatory research with case control study approach because the number of cases occur slightly.The case population is the first married woman with age less than 20 years.The control population is the first married woman with the age of 20-35 years(889 women).The sample case is the total population with 30 respondents.The control sample has the same number of cases (30 respondents).The total sample is 60 respondents.Data were analyzed by univariate and bivariate.Bivariate analysis was conducted with descriptive and analytic bivariate.Descriptive bivariate uses frequency distribution and analytic bivariate with chi square. The results of the study provide information that there is no correlation between reproductive health knowledge (p=0,071 OR 2,983 with 95% CI = 1,044-8,527) and no mother's education relationship (p = 0,127 OR 3,250 with 95% CI=0,888-11,899) with risk of young married woman.Advice given to young women is to form PIK Remaja with the aim of delaying the first marriage age and for KUA by facilitating PIK Remaja and socializing marriage law and the impact of young marriage

    Gambaran Beberapa Faktor Yang Berhubungan Dengan Kematian Neonatal (Studi Kasus Di Wilayah Kerja Puskesmas Tasikmadu Kabupaten Karanganyar Tahun 2015)

    Full text link
    Many indicators used to measure mortality data, one of it is Neonatal Mortality Rate. Tasikmadu Health Centre is one of 21 health centers in Karanganyar with the highest Neonatal Mortality Rate of 17.19 per 1,000 live births in 2015. The purposes of this research are to analyze the relationship between antenatal care visits, history of maternal disease, exclusive breastfeeding and neonatal mortality in Tasikmadu Health Centre, Kayanganyar in 2015. The type of research is explanatory research with research design case control study. Population of cases are mothers who has a baby dies aged 0-28 days in 2015, there are about 11 deaths, and then were taken sample of the entire population. While population control is a mother who has a baby alive in 2015 as many as 814 then samples were taken in the ratio 1:2, it is about 22. Analysis of the data used is including univariate ang bivariate descriptive. The results of univariate analysis showed the largest percentage of respondents at risk of birth spacing (54.5%), there is no birth complications (87.9%), antenatal care visits according to the standard (54.5%), there is no history of disease (93.9%) and there is exclusive breastfeeding (63.6%). The results of the bivariate descriptive analysis showed mothers who had infants with neonatal deaths are more common in birth spacing risk (41.7%), there are birth complications (50%), ANC is not according to the standard (50%), history of disease (50%), the group is not exclusive breastfeeding (41.7%). It is suggested to staff of Tasikmadu health center to give socialization about childbirth healthy age and safe distance for a pregnancy to women of childbearing age when PKK encounter and in Posyandu is held in once a mont
    corecore