4 research outputs found

    ANALISIS KESTABILAN SISTEM DAYA PADA INTERKONEKSI DUA GENERTOR SINKRON TIGA FASA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI DESA ANDUNGBIRU KECAMATAN TIRIS KABUPATEN PROBOLINGGO

    Get PDF
    Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) banyak diterapkan di desa-desa dataran tinggi atau pegunungan yang masih memiliki sumber air alami yang cukup berlimpah. Salah satu contoh penerapannya ada di Desa Andungbiru Kecamtan Tiris Kabupaten Probolinggo. Pada PLTMH tersebut terdapat 2 pembangkit yaitu generator sinkron 3 fasa berkapasitas 40 kVA dan 16 kVA. Kedua generator tersebut belum diinterkoneksikan, sehingga pada penelitian ini dicoba untuk menginterkoneksikan kedua generator kemudian menyimulasikan kestabilan sistem daya baik sebelum dan setelah diinterkoneksikan untuk mengetahui apakah sistem daya pada kedua PLTMH dalam keadaan stabil. Simulasi kestabilan ini yang dianalisis adalah stabilitas tegangan dan sudut rotornya pada waktu sebelum, saat dan setelah terjadi gangguan. Dari hasil analisis ini kemudian dibandingkan apakah kedua generator baik sebelum dan setelah diinterkoneksikan stabilitas sistemnya masih dalam keadaan stabil atau tidak.Kata Kunci – PLTMH, interkoneksi, kestabilan sistem, stabiltas tegangan, stabilitas sudut rotor

    Analisis Kestabiltas Sistem Daya Pada Interkoneksi dua Generator Sinkron Fasa Pembangkit Listrik tenaga Mikrohidro Di Desa Andungbiru Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo

    No full text
    Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) banyak diterapkan di desa-desa dataran tinggi atau pegunungan yang masih memiliki sumber air alami yang cukup berlimpah. Hal tersebut sangat menguntungkan karena PLTMH dapat menjadi solusi untuk listrik pedesaan terutama di dataran tinggi dan pegunungan yang umumnya sulit dijangkau oleh saluran listrik PLN. Pada bulan Januari tahun 2012, PT. PGN (Perusahaan Gas Negara) Tbk dan BPP Fakultas Teknik Universitas Brawijaya mendirikan PLTMH baru (PLTMH Andungbiru 2) di desa Andungbiru yang diletakkan sejajar dan disamping PLTMH lama (PLTMH Andungbiru 1) dengan kemampuan pembangkitan daya sebesar 16 kVA. Sehingga desa Andungbiru memiliki 2 PLTMH yaitu PLTMH Andungbiru 1 yang berdaya 40 kVA dan PLTMH Andungbiru 2 yang berdaya 16 kVA. PLTMH tersebut ditujukan untuk memenuhi kebutuhan akan energi listrik di desa Andungbiru yang terus bertambah. Namun kedua PLTMH tersebut masih belum diinterkoneksikan sehingga untuk lebih menjamin kontinyuitas aliran listrik ke rumah-rumah warga dilakukan interkoneksi terhadap kedua PLTMH. Suatu gangguan dalam sistem tenaga listrik dapat memicu ketidakstabilan sistem sehingga perlu dilakukan analisis terhadap kestabilan pada sistem daya. Penelitian ini akan menganalisis stabilitas sistem daya pada saat kondisi awal sistem, yaitu ketika sistem daya kedua PLTMH belum diinterkoneksi dan kondisi ketika sistem daya kedua PLTMH telah diinterkoneksi. Hasil analisis akan menunjukkan kondisi tegangan dan sudut rotor sistem sebelum, selama dan setelah gangguan terjadi. Hasil analisis kestabilan pada sistem menunjukkan jika tegangan dan sudut rotor dapat kembali ke operasi normal setelah sistem mengalami gangguan. Drop tegangan pada saat interkoneksi lebih besar daripada sebelum interkoneksi, namun demikian sistem daya masih dalam keadaan stabil karena masih bisa kembali ke operasi normalnya
    corecore