33 research outputs found

    Optimization of Naoh Alkali Pretreatment of Oil Palm Empty Fruit Bunch for Bioethanol

    Full text link
    Bioethanol from lignocellulosic waste as an alternative energy began to be developed. Pretreatment is an early stage of the process of lignocellulose conversion into bioethanol. Chemical pretreatment using NaOH was done by inserting 3 mm EFB and 10 % NaOH solution at the reactor in moderate temperature and 4 bars pressure. The effect of temperature and time on the pretreatment process was investigated. The variation of temperature process starts from 140, 150 and 160°C, during the time variation of the process starting from 20, 30 and 40 minutes. The highest of biomass recovery was obtained in the pretreatment process with temperature 140 oC, 20 minutes at 42.83 % (dba). The highest delignification at 160 oC temperature, 40 minutes was equal to 86.92 %. However, the optimal pretreatment conditions to produce the highest bioethanol from EFB obtained at 150 oC, 30 minutes were the biomass recovery reached 35.97 %, delignification reached 76.74 %, and ethanol yield from initial EFB reached 15,17 % (w/w)

    Pengembangan Modul IPA Terpadu Tema Ekosistem dengan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar untuk Meningkatkan Kepedulian Lingkungan dan Kemampuan Analisis Kelas 7 E Semester 2 SMP Negeri 1 Sragen

    Full text link
    Pembelajaran sains terdiri dari materi yang berkaitan erat dengan lingkungan. Pengembangan bahan ajar yang relevan dengan kondisi lingkungan dan melatihkan meningkatkan kepedulian lingkungan dan kemampuan analisis diperlukan agar tertanam kebermaknaan dalam belajar. Belajar yang bermakna akan membuat siswa lebih mudah memahami konsep sehingga dapat memaksimalkan hasil belajar. Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hasil prosedur pengembangan modul ipa terpadu tema ekosistem dengan pendekatan jelajah alam sekitar, (2) kelayakan modul ipa terpadu tema ekosistem dengan pendekatan jelajah alam sekitar, dan (3) efektivitas modul ipa terpadu tema ekosistem dengan pendekatan jelajah alam sekitar terhadap hasil belajar. Penelitian ini menggunakan metode Research and Development (R&D) yang mengacu pada model pengembangan model Four-D yang dikembangkan oleh S. Thiagarajan (1974:5) yang telah dimodifikasi. Sampel pengembangan meliputi sampel validasi produk sejumlah 4 validator, sampel uji coba terbatas sejumlah 10 siswa, dan sampel uji coba lapangan sejumlah 32 siswa. Instrumen yang digunakan adalah angket, observasi, wawancara, dan tes. Uji coba lapangan menggunakan one group pretest-posttes design. Data hasil belajar kognitif dihitung dengan gain ternormalisasi dan diuji dengan uji t dua sampel berpasangan, sedangkan hasil belajar psikomotorik dan afektif hanya dihitung persentase ketercapaiannya. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) pengembangan modul ipa terpadu tema ekosistem dengan pendekatan jelajah alam sekitar menggunakan model Borg & Gall yang telah dimodifikasi melalui tahapan pendifinisian (Define), perancangan (Design), pengembangan (Develop), penyebaran (Disseminate), (2) kelayakan modul pembelajaran yang dikembangkan mendapatkan nilai 3,3 setelah dilakukan uji lapangan dan berkategori “Baik”, dan (3) pencapaian hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang signifikan dalam kategori “Sedang”

    Keuntungan Pembesaran Sapi Peranakan Simmental melalui Perbaikan Pakan di Kabupaten Semarang

    Full text link
    Usaha peternakan sapi di Jawa Tengah merupakan USAha ternak sapi rakyat dengan sistem pemeliharaan tradisional sehingga produktivitas daging rendah. Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi daging sapi ialah membesarkan pedet melalui perbaikan pakan. Pengkajian dilaksanakan dengan tujuan mengetahui Pertambahan Bobot Badan Harian (PBBH) dan keuntungan USAha pembesaran sapi yang mendapatkan perbaikan pakan dibandingkan pakan model peternak. Pengkajian dilakukan di Desa Polosiri, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, dari bulan Oktober–Desember 2012, menggunakan 16 ekor sapi peranakan Simmental umur 6–8 bulan yang dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang mendapatkan perbaikan pakan (rumput gajah, jerami fermentasi dan konsentrat dengan jumlah sesuai dengan bobot badan) dan kelompok model peternak (rumput gajah, jerami, ubi kayu dan bekatul. PBBH dihitung dengan mengurangi bobot badan akhir dan bobot badan awal dibagi waktu pembesaran. Keuntungan didekati dengan kelayakan finansial USAha dianalisis dengan membandingkan keuntungan dan biaya (BCR) dan rasio Perubahan keuntungan dan biaya (MBCR). Hasil kajian menunjukkan bahwa PBBH pada pembesaran anak sapi yang mendapat perlakuan perbaikan pakan sebesar 0,66 + 0,17 kg/ekor/hari lebih tinggi dibandingkan model peternak 0,43 + 0,39 kg/ekor/hari. Hasil analisis BCR memperoleh nilai 0,13 dan 0,09 untuk pemberian pakan perbaikan dan pakan peternak dengan keuntungan masing-masing Rp7.733.550 dan Rp4.999.950. Perbedaan pemberian pakan menghasilkan nilai MBCR = 1,40. Dapat disimpulkan bahwa pembesaran sapi peranakan Simmental dengan pemberian pakan perbaikan berupa rumput gajah, jerami fermentasi dan konsentrat mampu meningkatkan PBBH

    PELATIHAN PEMBUATAN KERAJINAN RESIN SEBAGAI KETERAMPILAN UNTUK MEMBANGKITKAN KEWIRAUSAHAAN MASYARAKAT

    Get PDF
    Telah dilakukan kegiatan PKM berupa pelatihan pembuatan kerajinan resin sebagai keterampilan masyarakat untuk membangkitkan kewirausahaan masyarakat. Kegiatan dilakukan di Perumahan Puri Serpong dengan lokasi di Musholla AlMuhajirin. Kerajinan resin memiliki prospek ekonomi yang cukup baik dengan berkembangnya berbagaai kerajinan resin maupun aksesories rumah tangga yang dibuat dari resin. Resin merupakan bahan kimia yang mudah diperoleh di toko kimia dan murah. Pembuatan kerajinan resin cukup mudah dilakukan tanpa menggunakan peralatan khusus. Meskipun begitu diperlukan pengetahuan tentang resin dan penanganannya serta potensi bahaya yang dapat ditimbulkan. Pembuatan kerajinan resin perlu diikuti pula pengetahuan pembuatan cetakan dari silikon rubber sehingga pembuatan kerajinan resin dapat disesuaikan bentuk maupun desain sesuai cetakan yang dibuat. Pada pelatihan pkm ini diajarkan pula cara pembuatan cetakan dari silikon rubber. Pelatihan dilakukan dengan penjelasan teori oleh dosen Prodi Teknik Kimia sedangkan praktek langsung dilakukan oleh mahasiswa dengan bimbingan dari dosen. Pelatihan kerainan resin berlangsung dengan lancar dan mendapat sambutan yang sangat baik dari masyarakat dan berharap agar kegiatan PKM seperti ini dapat dilakukan secara berkesinambungan terutama melatih masyarakat dengan pelatihan kewirausahaan yang dapat menunjang ekonomi mereka.

    Effect of Combining Electron Beam Irradiation and Alkaline Pretreatments of OPEFB for Enzymatic Hydrolysis and Fermentation of Ethanol

    Get PDF
    The effect of pretreatment process from the combination of electron beam irradiation and alkaline to Oil Palm Empty Fruit Bunch (OPEFB) was studied. The combination of pretreatment method was considered as an alternative way to increase glucose yield. In this study, OPEFB was pretreated using Electron Beam Irradiation (EBI) at 100 kGy and 300 kGy and followed by chemical pretreatment. In chemical pretreatment, irradiated OPEFB was reacted with sodium hydroxide 6% and 10% in stirred vessel at 4 bars and 150 oC for 30 min. The effectiveness of pretreatment was evaluated by calculating the composition of chemical component using National Renewable Energy Laboratory (NREL) Method. The samples which were hydrolyzed using enzymes with the addition of 30 FPU of Cellic®CTec2 per gram of pretreated biomass resulted high glucose in the amount of 9.86%. The fermentation process using Saccharomyces cereviceae obtained the highest ethanol concentration for 5.36% at 72h. The combination of the two pretreatment methods gave an effect on the weight loss, chemical composition, structure, and enzymatic hydrolysis produc

    Alkaline Pretreatment of Sweet Sorghum Bagasse for Bioethanol Production

    Full text link
    Lignocellulosic material, which consist mainly of cellulose, hemicelluloses and lignin, are among the most promising renewable feedstocks for the production of energy and chemicals. The bagasse residue of sweet sorghum can be utilized as raw material for alternative energy such as bioethanol. Bioethanol production consists of pretreatment, saccharification, fermentation and purification process. The pretreatment process was of great importance to ethanol yield. In the present study, alkaline pretreatment was conducted using a steam explosion reactor at 1300C with concentrations of NaOH 6, and 10% (kg/L) for 10, and 30 min. For ethanol production separated hydrolysis and fermentation (SHF) and simultaneous saccharification and fermentation (SSF) process were conducted with 30 FPU of Ctec2 and Htec2 enzyme and yeast of Saccharomyces cerevisiae. The results showed that maximum cellulose conversion to total glucose plus xylose were showed greatest with NaOH 10% for 30 min. The highest yield of ethanol is 96.26% and high concentration of ethanol 66.88 g/L were obtained at SSF condition during 48 h process. Using SSF process could increase yields and concentration of ethanol with less energy process. Article History: Received January 16th 2016; Received in revised form May 25th 2016; Accepted June 28th 2016; Available online How to Cite This Article: Sudiyani, Y., Triwahyuni, E., Muryanto, Burhani, D., Waluyo, J. Sulaswaty, A. and Abimanyu, H. (2016) Alkaline Pretreatment of Sweet Sorghum Bagasse for Bioethanol Production. Int. Journal of Renewable Energy Development, 5(2), 113-118. http://dx.doi.org/10.14710/ijred.5.2.113-11

    Biomass Production Chlorella Vulgaris Buitenzorg Using Series of Bubble Column Photo Bioreactor with a Periodic Illumination

    Full text link
    Chlorella vulgaris Buitenzorg cultivation using three bubble column photo bioreactors arranged in series with a volume of 200 mL for 130 hours shows an increase of biomass production of Chlorella vulgaris Buitenzorg up to 1.20 times and a decrease of the ability of CO2 fixation compared to single reactor at a periodic sun illumination cycle. The operation conditions on cultivation are as following: T, 29.0oC; P,1 atm.; UG, 2.40 m/h; CO2, 10%; Benneck medium; and illumination source by Phillip Halogen Lamp 20W /12V/ 50Hz. Other research parameters such as microbial carbon dioxide transferred rate (qco2), CO2 transferred rate (CTR), energy consumption for cellular formation (Ex), and cultural bicarbonate species concentration [HCO3] also give better results on series of reactor
    corecore