9 research outputs found

    Sintesis 2,5-bis(4-hidroksibensilidin) Siklopentanon dari P-hidroksibenzaldehid dan Siklopentanon dengan Katalis Asam Sulfat

    Full text link
    Senyawa 2,5-bis(4-hidroksibenzilidin)siklopentanon merupakan salah satu analog kurkumin. Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis 2,5-bis(4-hidroksibenzilidin)siklopentanon dari p-hidroksibenzaldehid dan siklopentanon dengan katalis asam sulfat. Asam sulfat, suatu asam diprotik yang bersifat higroskopis diperkirakan dapat digunakan sebagai katalis dalam sintesis 2,5-bis(4hidroksibenzilidin)siklopentanon. Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif deskriptif non analitik dengan parameter penelitian berupa keberhasilan sintesis 2,5bis(4-hidroksibenzilidin)siklopentanon. Penelitian ini dilakukan dengan mereaksikan 0,06 mol p-hidroksibenzaldehid dan 0,03 mol siklopentanon dalam pelarut metanol dengan katalis asam sulfat. Analisis hasil penelitian dilakukan secara kualitatif meliputi uji organoleptis, uji kelarutan, pemeriksaan senyawa hasil sintesis dengan kromatografi lapis tipis (KLT), pemeriksaan titik lebur, elusidasi struktur senyawa hasil sintesis dengan spektroskopi inframerah (IR), spektroskopi resonansi magnetik inti proton (1H-NMR) dan karbon-13 (13C-NMR). Sedangkan analisis hasil penelitian secara kuantitatif dilakukan dengan perhitungan rendemen senyawa hasil sintesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa hasil sintesis berupa serbuk kuning, berbau khas, berasa khas. Titik lebur senyawa hasil sintesis >300ËšC. Pemeriksaan dengan KLT menunjukkan bercak senyawa hasil sintesis yang mempunyai Rf=0,73, berbeda dengan phidroksibenzaldehid dengan Rf=0,84. Elusidasi struktur dengan spektroskopi IR, spektroskopi 1H-NMR, dan spektroskopi 13C-NMR menunjukkan spektra yang diidentifikasi sebagai senyawa yang memiliki struktur 2,5-bis(4-hidroksibenzilidin)siklopentanon menghasilkan rendemen sebesar 10,64

    Perbandingan Kualitas Hidup Pasien yang Menjalani Hemodialisis dengan Terapi Epoetin Alfa dan Epoetin Beta di RS PKU Muhammadiyah YOGYAKARTA

    Full text link
    Penderita penyakit ginjal kronis (PGK) yang menjalani hemodialisis umumnya mengalami anemia. Anemia pada PGK dapat diterapi dengan pemberian epoetin. Kualitas hidup merupakan aspek yang penting dievaluasi sebagai outcome dari intervensi pada pasien hemodialisis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kualitas hidup pasien yang menjalani hemodialisis dengan terapi epoetin alfa dan epoetin beta di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian cross sectional terhadap pasien hemodialisis rutin di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta ini dilakukan pada bulan November 2014Januari 2015. Penilaian kualitas hidup pasien menggunakan kuesioner KDQOL-SF versi 1.3. Subyek penelitian ini terdiri dari dua kelompok, kelompok pertama merupakan pasien yang menggunakan epoetin alfa untuk penanganan anemia, sedangkan kelompok kedua merupakan pasien yang menggunakan terapi epoetin beta untuk penanganan anemia. Data dianalisis menggunakan Levene test, Chi-Square Goodness of Fit, Independent t-test, uji Mann-Whitney dan uji ANCOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum kualitas hidup keseluruhan pasien yang menjalani hemodialisis dengan terapi epoetin alfa dan epoetin beta di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta menunjukkan hasil yang berbeda tidak bermakna (p>0,05) yaitu sebesar 60,25±12,97, pada kelompok epoetin alfa dan 63,93±15,53 pada kelompok epoetin beta

    Gambaran Peresepan Pasien Sirosis Hati di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta

    Full text link
    Sirosis hati merupakan keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif ditandai dengan distorsi dari arsitektur hepar dan pembentukan nodulus regeneratif. Berdasarkan profil kesehatan DIY tahun 2008, sirosis hati masuk dalam sepuluh besar penyebab kematian tertinggi di Provinsi DIY dengan prevalensi 1,87% pada urutan kesembilan. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran peresepan pasien sirosis hati di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Waluyo. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan secara retrospektif. Sampel dalam penelitian ini adalah sampel jenuh, yaitu semua anggota dari populasi data rekam medik pasien yang didiagnosis sirosis hati di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Waluyo, dijadikan sebagai sampel dengan tetap memperhatikan kriteria inklusi dan eksklusi yaitu pasien sirosis hati dari poliklinik internis dengan atau tanpa komplikasi, memiliki data jelas, lengkap dan pada data rekam mediknya minimal memuat data nama, umur, jenis kelamin, diagnosa, terapi dan tanpa komplikasi HIV dan onkologi, yaitu sebanyak 61 lembar rekam medik. Berdasarkan hasil penelitian selama tahun 2019 didapatkan pasien laki-laki sebanyak 55,74% dan perempuan 44,26%. Penyakit penyerta komplikasi pada pasien sirosis hati adalah asites sebanyak 39,34%, hipertensi porta sebanyak 19,67%, varises esofagus 11,48%, ensefalopati hati 3,28%. Pasien mendapat terapi obat tunggal yaitu propranolol dan spironolactone masing-masing sebanyak 1,64%, dan mendapat terapi kombinasi kombinasi 2 obat paling banyak yaitu propranolol+curcuma sebanyak 19,67%, dan mendapat kombinasi lebih dari 2 obat paling banyak yaitu propranolol+spironolactone+curcuma sebanyak 11,47%

    The Influence of Education with Audio-Visual Media on Adolescent Knowledge Level in Kaligentong Village, Gladagsari, Boyolali, Central Java About Preventing of COVID-19 Transmission

    Full text link
    In early 2020, the World Health Organization announced Corona Virus Disease-19 (COVID-19) had become a global pandemic. The spread of COVID-19 is very Fast and widespread because it is transmitted human to human. Knowledge about preventing the transmission of COVID-19 is very important to reduce the increase in spread of COVID-19, including among adolescents. This study aims to analyse the influence of education with audio-visual media on the level of knowledge of adolescents in Kaligentong Village, Gladagsari, Boyolali regency, Central Java about preventing the transmission of COVID-19. This is a quasi-experimental study with a non-randomized pretest-posttest design with control group. Sampling was done by purposive sampling. The data collection technique was carried out using a questionnaire that was given online using Google form. Respondents in this study were adolescents aged 15-24 years and unmarried, as many as 82 respondents who were divided into two groups, namely the control group and the intervention group. Data were analysed by Wilcoxon, Mann Whitney and intervention effect tests. The results on this study indicate the influence of education through audio-visual media on the level of knowledge of adolescents in Kaligentong Village, Gladagsari, Boyolali about preventing the transmission of COVID-19 with an effect size of 72,3% and shows a significant difference between the experimental group and the control group

    Identifikasi Potensi Interaksi Obat pada Peresepan Pasien Rawat Jalan Diabetes Melitus Tipe 2 dengan Hipertensi di RSUD Dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan hipertensi meliputi golongan dan jenis obat yang diresepkan, serta potensi terjadinya interaksi obat secara teoritik, berdasarkan mekanisme interaksi obat di instalasi rawat jalan RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri tahun 2018. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan rancangan penelitian deskriptif retrospektif. Hasil pengumpulan data rekam medis pasien periode Januari-Juni 2018 diidentifikasi berdasar literatur dan diolah dengan menghitung persentasenya. Golongan obat yang paling banyak digunakan adalah sulfonilurea (19,64%) dan golongan obat hipertensi adalah ARB (19,03%). Jenis obat diabetes yang paling banyak digunakan adalah glimepirid (17,33%) dan hipertensi adalah irbesartan (17,21%). Persentase hasil identifikasi interaksi obat secara teoritik adalah 62%(106) pasien, jenis interaksi obat yang paling banyak terjadi adalah interaksi farmakodinamik 64,5

    Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol dan Fraksi Etil Asetat Daun Jeruk Nipis (Citrus Aurantiifolia (Chrism. & Panz.) Swingle.) terhadap Bakteri Salmonella Typhi

    Full text link
    Daun jeruk nipis mengandung senyawa kimia salah satunya alkaloid dan flavonoid yang memiliki manfaat sebagai antibakteri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas ekstrak etanol dan fraksi etil asetat daun jeruk nipis dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella typhi. Pengujian aktvitas antibakteri menggunakan metode difusi cakram. Parameter daya hambat antibakteri ditentukan dengan mengukur zona hambat (mm) yang terbentuk di sekitar disc. Kontrol negatif yang digunakan DMSO 10% sedangkan kontrol positif yang digunakan yaitu chloramphenicol. Analisis statistik antibakteri menggunakan One Way Annova. Hasil rata-rata zona hambat pada konsentrasi 25%, 50%, 75%, dan 100% pada ekstrak etanol berturut-turut adalah 7,8 mm, 8,5 mm, 10,3 mm, 10,4 mm, sedangkan pada fraksi etil asetat berturut-turut adalah 8,06 mm, 9,63 mm, 12,6 mm, dan 12,63 mm. Hasil statistik daya hambat ekstrak etanol dan fraksi etil asetat mampu menghambat bakteri Salmonella typhi pada konsentrasi 100% dengan diameter zona hambat beturut-turut sebesar 10,4 mm dan 12,63 mm kategori resisten yang memiliki perbedaan bermakna (p<0,05) dengan kontrol negatif DMSO 10%. Hasil tersebut belum setara dengan kontrol positif chloramphenicol 30 µg dengan zona hambat sebesar 34,5 mm

    Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Bunga Telang (Clitoria Ternatea L.) terhadap Bakteri Escherichia Coli ESBL

    Full text link
    Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi oleh mikroorganisme di bagian traktus urinarius. Mikroorganisme yang dapat menyebabkan ISK paling banyak ditemui pada bakteri Escherichia coli, bakteri tersebut merupakan salah satu bakteri penghasil Extended Spectrum Beta-Lactamase (ESBL) yang menyebabkan resisten terhadap beberapa antibiotik. Bunga Telang (Clitoria ternatea L.) telah diketahui memiliki kandungan senyawa utama antosianin yang memiliki khasiat antibakteri yang bisa digunakan sebagai alternatif pengobatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas ekstrak etanol bunga telang dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli ESBL. Penelitian ini menggunakan metode uji bakteri difusi cakram dengan variasi konsentrasi 25%, 50%, 75%, 100%, menggunakan kontrol positif Chloramphenicol 30 µg dan kontrol negatif DMSO 10%. Data penelitian ini dianalisis menggunakan uji statistik One Way Anova. Hasil penelitian ekstrak etanol bunga telang positif mengandung antosianin, flavonoid, saponin, tanin, triterpenoid dan alkaloid. Hasil rata-rata zona hambat yang dihasilkan pada konsentrasi 25%, 50%, 75%, 100% berturut- turut 6,3 mm, 6,9 mm, 8,3 mm dan 8,8 mm yang masuk dalam kategori resisten menurut CLSI dan memiliki perbedaan bermakna (p<0,05) dengan kontrol negatif (DMSO 10%). Hasil tersebut belum setara dengan kontrol positif chloramphenicol 30 µg dengan zona hambat sebesar 32,2 mm

    Pengembangan Formula Gel Ekstrak Teh Hijau (Camellia Sinensis L.) sebagai Penyubur Rambut

    Full text link
    Kerontokan rambut merupakan masalah yang dapat mengganggu penampilan. Ekstrak teh hijau dengan kadar 5 % terbukti menstimulasi pertumbuhan rambut (Sumakdjaja, dkk., 2008). Zat aktif dalam teh hijau (Camellia sinensis L) yang berkhasiat sebagai penyubur rambut adalah senyawa katekin dan turunannya. Senyawa flavonoid teh hijau terdiri dari epikatekin, (EC), epikatekin galat (ECG), dan epigalokatekin galat (EGCG). Selain itu juga terdapat asam galat, galokatekin galat (GCG), galokatekin (GC), katekin galat (CG) katekin (C), vitamin B dan vitamin C (Agus, 2007) yang mampu memperkuat akar rambut, mencegah kerontokan rambut, menghambat radikal bebas, menetralkan racun, dan melindungi kulit kepala dari infeksi. Formula sediaan kosmetik dan makanan berbahan aktif the hijau telah menyita perhatian masyarakat. Penyubur rambut berbahan aktif ekstrak teh hijau berbentuk gel belum dijumpai di kalangan masyarakat. Berdasarkan fenomena tersebut, penelitian ini bertujuan mengembangkan formula gel penyubur rambut berbahan aktif ekstrak teh hijau. Penelitian ini dilakukan dengan membuat empat formula, yaitu formula I (carbopol 1%, TEA 0,3%, gliserin 1 %), formula II (CMC Na 3%, gliserin 1%,), formula III (PEG 400 72 %, PEG 4000 8%, gliserin 1%) dan formula IV (carbopol 0,75%, TEA 2%, PEG 400 12 % gliserin 1 %. Masing-masing formula mengandung ekstrak teh hijau dengan kadar 5%, pengawet nipagin 0,1 %, dan natrium metabisulfit 0,1%, sediaan dibuat 100 gram. Keempat gel yang diperoleh kemudian diuji kualitas sediaannya meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji daya sebar, uji daya lekat, uji daya proteksi, uji iritasi primer, uji aseptabilitas, serta uji aktivitas penyubur rambut. Dari penelitian diketahui bahwa formula gel yang paling optimal adalah formula I yang terdiri dari carbopol 1 %, TEA 0,3 %, dan gliserin 1%. Formula I menunjukkan konsistensi gel yang baik, mempunyai aktivitas penyubur rambut paling tinggi, tidak mengiritasi kulit, serta mempunyai sifat aseptabilitas yang baik
    corecore