10 research outputs found

    Peranan Tempe sebagai Pencegah Penyakit Jantung Koroner dan Sumber Gizi

    Full text link
    Perubahan pola makan masyarakat menyebabkan Perubahan polapenyakit yang !cbih mengarah ke penyakit degenaratif seperti penyakitjantung koroner. Penyakit ini lebih eenderung mengenai masyarakatyang memiliki gaya hidup modern dcngan konsumsi makanan yang kayalemak jenuh. protein dan garam akan tetapi rendah serat dan asam lemaktak jenuh. Penyakit jantung dan pcmbuluh darah termasuk penyakitberbahaya karena dapat menyebabkan kelumpuhan dan kematian mendadakpada saat usia produktif. Scdapat mungkin penyakit ini dicegah,salah satu caranya adalah dengan konsumsi makanan yang tepat misalnyadengan mengkonsumsi tempe menjadi makanan sehari-hari.Tempe mcrupakan makanan tradisional yang sering disepelekanterutama pada masyarakat kota bukan dari suku jawa golongan ekonomimenengah ke atas. Tempe menllrut beberapa hasil penelitian dapatmencegah penyakil aterosklerosis dan jantllng koroner, karena tempemengandung asam !cmak lak jenuh dan seral yang tinggi. Tempe dalamsusuna menu termasuk kclompok lauk pauk yang dapal menggantikandaging atau makanan hewani lainnya karena ternyata selain sifatnya yanghipokofesleremik juga dapat dijadikan sumber zat gizi yang baik. Tempemengandung protein hidrolisa yang tinggi, vitamin B, kalsium. phospor,dan lain-lain. Karena sifalnya yang mudah dicerna tempe bahkan dapatdijadikan formula makanan bayi dan formula makanan yang diberikanunluk penderila diare akul (Mien K, Mahmud, 1992

    Analisis Kesenjangan Kompetensi Kewirausahaan antara Mahasiswa dan Industri

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan mengetahui: (a) ranking skor rerata dimensi kompetensi kewirausahaan industri dan mahasiswa, (b) kesenjangan kompetensi kewirausahaan antara industri dan mahasiswa, dan (c) konstuk kompetensi kewirausahaan. Penelitian menggunakan pendekatan deskriptif evaluatif yang dilakukan pada bulan Desember 2007 sampai dengan Maret 2008. Sumber data penelitian adalah 116 orang mahasiswa yang sedang melaksanakan Praktik Industri (PI). Data dikumpulkan dengan cara observasi. Subjek yang diobservasi adalah tenaga kerja industri setingkat pemilik, manajer, supervisor dan kepala produksi. Keabsahan hasil observasi dikendalikan dengan cara beberapa orang mahasiswa mengamati subjek yang sama. Perilaku subjek yang tidak muncul selama observasi, digali informasinya dari karyawan. Data kesenjangan kompetensi kewirausahaan diperoleh dengan membandingkan hasil observasi dan refleksi diri mahasiswa. Analisis data dilakukan dengan cara deskriptif menggunakan ranking skor, diagram garis dan Structural Equation Modelling (SEM). Hasil penelitian menunjukkan rerata kompetensi kewirausahaan industri selalu lebih tinggi dari rerata kompetensi kewirausahaan mahasiswa. Ranking rerata skor kompetensi kewirausahaan tertinggi terletak pada kompetensi sosial. Industri dan mahasiswa memiliki kesenjangan kompetensi kewirausahaan terdapat pada dimensi kompetensi manajerial, kepemimpinan, bisnis dan administrasi. Kewirausahaan dibangun dari indikator kompetensi manajerial, konseptual, teknis produksi, sosial, komunikasi, dan sikap kerja

    Experience-based Career Education: Model Alternatif Pembelajaran Keterampilan di Sltp

    Full text link
    The Experience-Based Career Education (EBCE) learning model aimsto relate learning activity to real experience inthe field. This learning model is appropriately applicable on skill subject matter classes with limited facilities, time, students\u27 motivation, andteachers\u27 ability. Classes with such characteristics are commonly found at junior high schools teaching such subject matter as a local content school subject. The EBCE learning model makes use ofthe learning resources available in society. The selected learning resources can be those belonging to anindividual, anorganization, and society. Inthe teach­ ing activity teachers act as learning coordinators. Thematerials stu­ dents can learn are those about career-related knowledge and skills in accordance with their interests. The students planthe learning ac­ tivity in the form ofa project ofwhich the result can be demonstrated in front ofthe class. The EBCElearning model is recommended only as a supple­ mentary learning model to the existing ones. This model can be applied on other subject matter with similar characteristics. Ifthis model is appropriately implemented, it will enhance students\u27 career understanding, which has become everyone\u27s primary need

    Dampak Penerapan Smm Iso 9001:2000 Terhadap Kualitas Layanan Akademik Dan Lulusan Ft Uny

    Full text link
    This research aims at revealing the impact of the implimentation of ISO 9001:2000 towards the academic service quality (the service quality of lecturers, staffs, technicians, and department orginizer) and the graduates' quality (GPA and period of study). This evaluation was conducted by using descriptive research method and document analysis to reveal the fact of academic service beforeand after the implementation of ISO 9001:2000. The sample technique was using cluster sampling technique as PTM and PTTB departments were chosen. The target sample was 83 students in the seventh semestser and the dacuments in ISO secretariat from those two deperatments. Data collection techniques were using questionnaire and documentation (syallabus and lesson plan, yusisum data, learning evaluation, attandence list and assessement document). Data analysis method was using quatitive descriptive analysis. The findings showed the mean scores of acedemic sevice quality in PTBB Department had been fulfilling the expectation (3,12) while for PTM can be categorized as moderate level (2.97). The lowest score was found in the area of academic administration service, i.e. 3,02 for PTBB and 2,83 for PTM. Furthermore, it was found that The quality of PTBB graduates improved 0,02 and the period of study for (S1/ Bachelor degree) fluctuated in 5,16 while the GPA of PTM was not stable yet but the students had shorter period of study. By seeing the findings, it can concluded that the implementation of ISO 9001-2000 was able to improve the administration service of academic but it did not guarantee to create qualified acadmic service to support the fulfilment of high GPA and short period of study
    corecore