1 research outputs found
Optimasi Lama Perendaman KOH, Konsentrasi KOH dan Konsentrasi KCl Terhadap Karakteristik Karaginan Rumput Laut Merah (Kappaphycus alvarezii) Asal Kepulauan Aru, Maluku
Produksi rumput laut di Indonesia mencapai 9,12 juta ton. Rumput laut
yang cukup potensial di Indonesia yaitu Eucheuma sp. Salah satu jenis Eucheuma
sp. adalah Kappaphycus alvarezii. K. alvarezii banyak dibudidayakan hampir di
seluruh perairan Indonesia. Salah satunya yaitu Kepulauan Aru. K. alvarezii
mengandung unsur utama berupa karaginan. Karaginan yang dihasilkan dari
rumput laut ini adalah jenis kappa karaginan. Karaginan merupakan polisakarida
yang diekstraksi dari beberapa spesies rumput laut atau alga merah
(rhodophyceae). Ekstraksi karaginan diawali dengan penimbangan bahan baku,
pencucian, perlakuan alkali menggunakan KOH atau NaOH, pemasakan,
penyaringan, presipitasi menggunakan KCl atau isopropil alkohol, pengeringan
dan penepungan. Penelitian mengenai metode ektraksi KOH pada rumput laut
asal Kepulauan Aru belum pernah dilakukan, terutama mengenai optimasi
produksi karaginan menggunakan metode ekstraksi KOH, lama perendaman KOH
dan presipitasi dengan KCl. Berdasarkan penjelasan diatas maka perlu
dilakukannya penelitian lebih lanjut terhadap optimasi produksi karaginan dari
rumput laut K. alvarezii asal Kepulauan Aru, Maluku
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui optimasi konsentrasi
KOH, lama perendaman KOH dan konsentrasi KCl mampu memberikan pengaruh
terhadap karakteristik karaginan K. alvarezii asal Kepulauan Aru, Maluku.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2022 sampai April 2023 yang
bertempat di Laboratorium Ilmu Teknologi Hasil Perairan Divisi Perekayasaan
Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Laboratorium Teknologi
Pengolahan Pangan dan Biomassa, Fakultas Teknologi Pertanian dan
Laboratorium Sentral Ilmu Hayati, Universitas Brawiaya.
Metode penelitian yaitu metode eksperimen. Penelitian ini terbagi dalam
dua tahapan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Penelitian
pendahuluan digunakan untuk menentukan titik tengah lama perendaman KOH,
konsentrasi KOH dan konsentrasi KCl yang digunakan pada penelitian utama.
Penelitian utama untuk menentukan optimasi formulasi produksi karaginan
dengan menggunakan Design Expert 13. Metode Respon Surface Method (RSM)
Box-Behnken dengan kombinasi tiga faktor yaitu lama perendaman KOH (F1),
konsentrasi KOH (F2) dan konsentrasi KCl (F3). Variabel respon terdiri dari
rendemen (A1), kadar air (A2), kadar abu (A3), kadar abu tidak larut asam (A4),
kadar sulfat (5A), viskositas (6A), kekuatan gel (A7) dan derajat warna (A8).
Dilanjutkan dengan pengujian ART-FTIR untuk memvalidasi gugus kappa
karaginan. Data setiap respon dianalisis menggunakan Analysis of Variance
(ANOVA) untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap variabel respon.
Hasil penelitian pendahuluan diperoleh hasil titik tengah untuk konsentrasi
KOH 7%, lama perendaman KOH 1,5 jam dan konsentrasi KCl 1%. Formulasi
kombinasi dari ketiga faktor yang digunakan didapatkan nilai viskositas sebesar 23,94 cP. Nilai viskositas tersebut telah memenuhi standar persyaratan yang
ditetapkan oleh SNI yaitu >5 cP.
Hasil penelitian utama dilakukan penentuan batas atas dan batas bawah
pada dari titik tengah yang diperoleh. Diperoleh yaitu 17 run formulasi produksi
karaginan yang disarankan Design Expert 13. Hasil respon rendemen (A1)
sebesar 13,05%-20,64%, nilai respon kadar air (A2) sebesar 3.33%-6,63%, nilai
respon kadar abu (A3) sebesar 29,3%-38,8%, nilai respon kadar abu tak larut
asam (A4) sebesar 0,29%-0,97%, nilai respon kadar sulfat (A5) sebesar 22,22%-
4,68%, nilai respon viskositas (A6) sebesar 17,40-38,01 cPs, nilai respon kekuatan
gel (A7) sebesar 959 g/cm3-1821 g/cm3 dan nilai respon derajat warna (A8)
sebesar 76,13-84,23. Dilakukan tahap optimasi dengan kriteria yang telah
ditentukan. Kriteria maksimal untuk respon rendemen, viskositas, kekuatan gel
dan derajat warna. Kriteria minimal untuk respon kadar air, kaadar abu tidak larut
asam dan kadar sulfat. Keriteria in range hanya untuk respon kadar abu. Diperoleh
solusi rekomendasi Design Expert 13 dengan nilai desirabilitas 0,74. Hasil
verifikasi tidak berada pada kisaran nilai yang diprediksikan solusi. Hasil ATR-FTIR
menunjukan bahwa karaginan berjenis kappa. Dari beberapa analisis yang
dilakukan pada penelitian utama tidak didapatkan hasil yang optimal. Hal tersebut
dikarenakan jangkauan range konsentrasi yang digunakan terlalu dekat pada
faktor yang digunakan. Oleh karena itu perlu adanya perbaikan dan range
konsentrasi lebih diperluas sehingga dapat menghasilkan karaginan yang optimal
dengan nilai disirabilitas yang tinggi