76 research outputs found

    ANALISIS RUTE KAPAL WISATA SUSUR SUNGAI KAPUAS KOTA PONTIANAK DI MASA PANDEMI COVID-19

    Get PDF
    Kapal wisata susur Sungai Kapuas merupakan sarana pendukung bagi pariwisata di Kota Pontianak. Supply yang diberikan pada kapal wisata susur sungai ini berupa berkeliling Sungai Kapuas menggunakan kapal yang dimodifikasi menjadi kapal wisata untuk menikmati pemandangan Kota Pontianak dari sisi Sungai Kapuas. Masa pandemi Covid-19 Pemerintah Indonesia menetapkan PSBB sehingga memaksa menghentikan kegiatan pariwisata sementara waktu. Pandemi Covid-19 memberikan dampak kepada kapal wisata susur Sungai Kapuas di Kota Pontianak seperti jadwal yang tidak menentu, perubahan rute semakin singkat dan tidak menjangkau semua objek daya tarik wisata yang berada di tepian Sungai Kapuas. Tujuan dari penelitian adalah menganalisis rute kapal wisata susur Sungai Kapuas di Kota Pontianak di masa pandemi Covid-19 agar dapat mengoptimalkan kapal wisata susur sungai. Metodologi yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian adalah kapal wisata susur Sungai Kapuas di Kota Pontianak tidak menjangkau semua objek wisata di tepian sungai dan memiliki jarak yang berbeda di ketiga lokasi. Memiliki jarak yang berbeda namun dengan harga tiket yang sama membuat pengunjung merasa tidak puas. Rekomendasi rute yang diberikan adalah dengan merekomendasikan rute yang sama dan menambah lokasi kapal wisata susur Sungai Kapuas di Kota Pontianak agar semua kapal dapat menarik penumpang di hari yang sama.Kata Kunci : kapal wisata susur sungai, pandemi Covid 19, rute, wisat

    PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN AKIBAT EKSPANSI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT STUDI KASUS : DESA RASAU JAYA I DAN DESA RASAU JAYA II KECAMATAN RASAU JAYA KABUPATEN KUBU RAYA

    Get PDF
    Kecamatan Rasau Jaya merupakan kawasan yang diperuntukkan untuk pengembangan pertanian sejak tahun 1976, akan tetapi terjadinya perkembangan lahan usaha perkebunan kelapa sawit merubah bentuk tutupan lahan yang sebelumnya merupakan lahan pertanian. Perubahan tutupan lahan akibat ekspansi perkebunan kelapa sawit di Desa Rasau Jaya Satu dan Desa Rasau Jaya Dua mengalami perluasan perkebunan sawit yang sangat signifikan yaitu seluas 908 ha pada periode tahun 2010-2020. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan tutupan lahan yang terjadi akibat ekspansi perkebunan kelapa sawit pada wilayah Desa Rasau Jaya Satu dan Desa Rasau Jaya Dua, Kecamatan Rasau Jaya, Kabupaten Kuburaya.Pengumpulan data menggunakkan teknik observasi, wawancara, dokumentasi, dan data sekunder. Analisa data sasaran satu yang digunakan adalah dengan menggunakan teknik overlay dan analisa sasaran dua menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1). Perubahan fungsi lahan menjadi kelapa sawit dalam tahun 2010-2020 mengalami peningkatan dengan luas 568 ha. 2). Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan tutupan lahan yang dialihfungsikan sebagai perluasan perkebunan kelapa sawit yang terdiri dari pertumbuhan penduduk dan urbanisasi, rendahnya pendapatan usaha tani, rendahnya hasil produktivitas pertanian, resiko gagal panen, fluktuasi harga, keterbatasan infrastruktur pendukung pertanian, dan inkonsistensi rencana tata ruang.Keywords: Change Factors, Oil Palm Plantation Expansion, Land Cover Chang

    ANALISIS KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA PERMUKIMAN KAWASAN TEPIAN AIR (WATERFRONT) KOTA PONTIANAK

    Get PDF
    Kota Pontianak merupakan kota yang awal mula permukimannya di kawasan tepian air. Permukiman yang tumbuh di sepanjang tepian air apabila tidak diimbangi dengan pembangunan sarana prasarana membuat munculnya permasalahan, tidak terkecuali pada Kelurahan Benua Melayu Laut. Permasalahan pada permukiman tepian air Benua Melayu Laut adalah minimnya jaringan air bersih, limbah dan persampahan. Pada kawasan ini dilakukan penataan permukiman tepian air yaitu pembangunan waterfront. Keberadaan waterfront berdampak terhadap permukiman pada kawasan tersebut terutama dalam hal pembangunan fasilitas. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi ketersediaan sarana dan prasarana permukiman kawasan tepian air. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode analisis deskriptif kuantitatif dan analisis skoring. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sarana yang kondisinya sangat terjaga dan berfungsi dengan baik yaitu sarana pemerintahan dan pelayanan umum, peribadatan, perdagangan serta kebudayaan dan rekreasi. Prasarana jaringan jalan dengan perkerasan beton, jaringan air bersih, jaringan limbah dan jaringan persampahan yang masih sangat minim, jaringan listrik dan telepon sudah tersedia. Hasil penilaian skoring berdasarkan penilaian penghuni menunjukkan sarana pemerintahan dan pelayanan umum, peribadatan, perdagangan, kebudayaan dan rekreasi, prasarana jalan lingkungan, listrik serta telekomunikasi sudah tersedia. Prasarana jaringan air bersih kurang tersedia, jaringan limbah serta persampahan tergolong tidak tersedia.Kata kunci: ketersediaan sarana dan prasarana; permukiman; tepian ai

    STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF KAMPUNG MENDAWAI DI KELURAHAN BANSIR LAUT KOTA PONTIANAK

    Get PDF
    Industri kreatif memberikan peranan penting terhadap perekonomian suatu negara. Sebagian orang berpendapat bahwa kreativitas manusia adalah sumber daya ekonomi utama. Sehingga saat ini banyak sektor industri yang lahir dari kreatifitas dan inovasi dari setiap individu. industri kreatif Kampung Mendawai di Kelurahan Bansir Laut Kecamatan Pontianak Tenggara Kota Pontianak terdapat industri kreatif pembuatan caping berada di Kampung Mendawai Kelurahan Bansir Laut Pontianak. Lokasinya berada di tepian Sungai Kapuas Pontianak. Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah menyusun Strategi Pemasaran Industri Kreatif Kampung Mendawai di Kelurahan Bansir Laut Kota Pontianak. Dalam perumusan Strategi Pemasaran Kampung Mendawai ditentukan berdasarkan uji validitas, uji asumsi klasik, Uji Koefisien Regresi Linier Berganda. Berdasarkan hasil analisis menggunakan program SPSS, variabel yang paling berpengaruh terhadap variabel minat beli ulang adalah variabel Lokasi langsung dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,420 (42 persen). Pada pengujian hipotesis dengan menggunakan uji F dapat dijelaskan bahwa ketujuh variabel produk (X1), harga (X2), promosi (X3), lokasi (X4), sumber daya manusia (X5), proses (X6), lingkungan fisik (X7) terhadap variabel terikat secara bersama-sama berpengaruh terhadap minat beli ulang Dalam merumuskan Strategi Pemasaran Industri Kreatif Kampung Mendawai didasari dengan setiap indikator di dalam variabel – variabel terhadap minat beli ulang konsumen. Kata Kunci : industri kreatif, industri rumahan, marketing mix 7

    ARAHAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI JALAN PARIT HAJI HUSEIN II KECAMATAN PONTIANAK TENGGARA

    Get PDF
    Permasalahan sampah jika dikaji lebih jauh sebenarnya bermuara pada belum adanya perencanaan sistem pengelolaan sampah yang profesional. Bidang persampahan masih belum mendapatkan prioritas dibandingkan dengan bidang lainnya dalam pembangunan perkotaan. Jalan Parit Haji Husein II berbatasan dengan dua wilayah dan menjadi pembatas antar keduanya yaitu Kelurahan Bansir Laut Kecamatan Pontianak Tenggara dan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya. Komplek Perumahan di sepanjang Jalan Parit Haji Husein II yang berada di Kelurahan Bangka Belitung Darat Kecamatan Pontianak Tenggara merupakan kawasan perumahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui arahan strategi terhadap sistem pengelolaan sampah rumah tangga yang tepat dalam upaya menjaga kebersihan lingkungan yang ada di kawasan perumahan sepanjang Jalan Parit Haji Husein II Kelurahan Bangka Belitung Darat. Pendekatan penelitian  yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif.  Dilihat dari total timbunan sampah sebanyak 6 sampel rumah adalah 0,00325 m3/unit/hari, sedangkan total timbunan sampah sebanyak 3 warung sebagai sampel dan 1 laundry adalah 0,0014 m3/hari. Sebagian besar masyarakat membuang sampah menggunakan jasa petugas pengangkut sampah, namun ada juga masyarakat yang membuang sampah mereka sendiri ke TPS serta ada sebagian kecil masyarakat yang melakukan pembakaran sampah sendiri dihalaman rumah mereka. Dalam upaya melaksanakan pengurangan sampah masyarakat harus paham dalam menangani sampah, langkah-langkah yang dapat dilakukan masyarakat saat ini adalah penerapan 2R yaitu Reuse dan Reduce.Kata Kunci: sampah rumah tangga, Jalan Parit Haji Husein II, pengelolaan sampa

    EVALUASI KINERJA OPERASIONAL PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DIKECAMATAN PONTIANAK BARAT

    Get PDF
    Permasalahan sampah jika dikaji lebih dalam sebenarnya terletak pada sistem pengelolaan sampah yang masih belum professional. Bidang persampahan sering kali tidak mendapatkan prioritas jika dibandingkan dengan pembangunan dibidang lain. Kinerja Operasional dalam persampahan juga menjadi salah satu masalah dalam pengelolaan sampah di Kecamatan Pontianak Barat mengenai kesesuaian kinerja operasionalnya. Tujuan pendekatan penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif dan menggunakan analisis kinerja operasional untuk mengetahui kesesuaian kinerja pada tiap TPS. Penelitian ini akan menggali data ataupun informasi mengenai evaluasi kinerja operasional yang ada di 10 TPS. Hasil dari analisis yang dilakukan bahwa dari 10 TPS tersebut hanya 1 TPS yang tidak sesuai dengan kinerja operasional yang ditetapkan yaitu TPS Pasar Belimbing yang ada di Kelurahan Sungai Jawi Luar, sedangkan 9 TPS lainnya sudah masuk dalam kategori sesuai dengan kinerja opersionalnya. Kata Kunci : evaluasi kinerja, kesesuaian operasional, Pontianak Bara

    ANALISIS KELAYAKAN POTENSI OBJEK WISATA DANAU LAET DI KABUPATEN SANGGAU (STUDI KASUS: DESA SUBAH)

    Get PDF
    Danau Laet ialah salah satu objek wisata baru di Kabupaten Sanggau yang memanfaatkan alam sebagai daya tarik utamanya. Danau Laet merupakan danau tadah hujan yang memiliki luas 800 ha dengan kedalam air 4,5 meter. Pada saat ini objek wisata Danau Laet mulai diketahui oleh masyarakat sekitar maupun luar daerah. Dalam pengembangannya terdapat permasalahan dalam penyediaan fasilitas yang belum optimal. Adapun yang menjadi tujuan dalam melakukan penelitian ini untuk mengidentifikasi dan menilai tingkat kelayakan pengembangan objek wisata Danau Laet. Pendekatan yang digunakan antara lain deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini menggunakan metode analisis 3A (atraksi, aksesibilitas, amenitas) dan metode ADO-ODTWA PHKA Tahun 2003. Hasil penelitian menunjukkan bahwa objek wisata Danau Laet termasuk dalam tingkat tinggi atau layak dikembangkan menjadi objek wisata dengan perolehan indeks nilai sebesar 74,97%. Namun, dalam penilaian potensi tersebut terdapat beberapa kriteria yang sedang atau belum layak antara lain aksesibilitas, iklim, akomodasi dan daya dukung kawasan. Oleh karena itu, kedepannya diperlukan perhatian khusus untuk pengembangannya untuk mewujudkan kawasan ini menjadi objek daya tarik wisata alam.  Kata kunci: Analisis ADO-ODTWA, Danau Laet, tingkat kelayakan, wisata bar

    SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT DI DESA SUTERA KECAMATAN SUKADANA KABUPATEN KAYONG UTARA

    Get PDF
    Timbulan sampah padat tidak dapat dihentikan, akan tetapi harus dikelola, dikurangi atau diminimalisasi secara baik. Pengelolaan sampah harus secara efektif dikelola oleh Pemerintah Daerah karena pada umumnya, pengelolaan sampah memerlukan anggaran/biaya yang besar, terutama untuk biaya teknik operasional baik dari pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan sementara (TPS) maupun pembuangan akhir (TPA). Pengelolaan persampahan yang optimal dapat dilihat melalui kecenderungan pengelolaan sistem teknik operasional persampahan yang tepat berdasarkan aspek teknik yang dimulai dari pewadahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan dan pembuangan dilihat dari kerekteristik jenis sampah itu sendiri dan aspek peran serta masyarakat. Pengelolaan sampah juga diawali dengan usaha perubahan persepsi dan perilaku masyarakat untuk mengolah sampah secara produktif. Salah satu program penanganan masalah sampah adalah melalui program 3R, dimana prorgam ini merupakan program dengan menjalankan 3R yaitu reduce atau mengurangi jumlah sampah, recycle atau mendaur ulang sampah, dan reuse atau memanfaatkan kembali sampah. Ketiga hal dalam konsep 3R sebenarnya merupakan tiga serangkaian hal yang saling terkait satu sama lain dalam setiap penerapannya. Seperti contohnya kegiatan penggunaan ulang (reuse) yang sangat erat terkait untuk kemudian melakukan kegiatan pendaur ulangan (recycling) yang juga berakibat mengurangi (reduce) volume sampah. Namun, jika dibandingkan dengan kegiatan mendaur ulang, mempergunakan barang bekas tampaknya menjadi hal yang lebih mudah dilakukan, khususnya secara individual. Di samping itu, penggunaan ulang barang bekas juga secara tidak langsung merupakan usaha mengurangi sampah. Kata kunci: TPS, TPA, pengelolaan sampah, peran serta masyarakat, 3
    • …
    corecore