3 research outputs found

    Identifikasi Zona Reservoir Panas Bumi Gunung Ijen Jawa Timur Berdasarkan Pemodelan 2 Dimensi Anomali Geomagnetik

    Get PDF
    Komplek Gunung api Ijen merupakan prospek panas bumi yang terletak di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. Sistem panas bumiĀ Gunung api Ijen ditandai oleh kawah danau berfluida asam dan solfatara bertemperatur tinggi. Beberapa batuan teralterasi di dekat Gunung Kukusan dan sekelompok mata air panas Blawan di bagian utara kaldera. Pengukuran magnetik dilakukan pada 175 titik tersebarĀ di dalam kaldera melingkupi kawah Gunung Ijen hingga Gunung Merapi. Anomali intensitas magnetik total diperoleh melalui koreksi standard IGRF dan variasi diurnal. Metode reduksi ke kutub (RTP) diterapkan dengan inklinasi geomagnet sekitar -32Ā°. Secara umum, hasil penelitian menunjukkan bahwa anomali magnetik tinggi berasosiasi dengan jalur patahan yang menghasilkan pembentukan gunung api baru di bagian selatan, Sedangkan anomali magnetik rendah berada berdekatan dengan kawah Ijen dan Gunung Merapi di bagian timur. Anomali yang rendah ditafsirkanĀ oleh dua kemungkinan pengaruh demagnetisasi batuan akibat kontak termal atau pengaruh remanen batuan dengan umur geologi tertentu menghasilkan polaritas reversal. Anomali intensitas magnet total tinggi pada komponen regional berada 50 hingga 114 nT dan anomali rendah berada di kisaran -850 hingga ā€“750 nT, hal ini ditafsirkan bahwa potensi batuan panas di Komplek Gunung api Ijen tersebar sesuai keberadaan kaldera dan jalur gunung api muda. Prospek batuan panas berkorelasi dengan Formasi batuan gunung api muda dan intrusi magmatic hasil proses pembentukan gunung api berumur Kuarter

    ANALISIS KECENDERUNGAN TEMA DAN METODE RISET SKRIPSI SARJANA (S1) DAN TESIS MAGISTER (S2) PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI, FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS HASANUDDIN TAHUN 2007 ??? 2011

    No full text
    Fokus dan tujuan penelitian ini adalah mengetahui tema dan metode riset yang digunakan para mahasiswa program Sarjana (S1) dan Magister (S2) Ilmu Komunikasi dalam penulisan tesis dan skripsi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin dalam 5 tahun terakhir (2007 ??? 2011). Perbedaan pengungkapan tema dan penggunaan metode riset dalam penulisan Skripsi dan Tesis antara mahasiswa program Sarjana (S1) dan Magister (S2) Ilmu Komunikasi Fisip Unhas dalam 5 tahun terakhir (2007 ??? 2011). Objek penelitian ini adalah semua Skripsi Mahasiswa Program Sarjana (S1) dan Program magister (S2) yang telah dipertahankan di depan Komisi Penguji dalam 5 tahun terakhir, dalam kurun waktu 2007 sampai 2011. Penetapan batas waktu 5 tahun terakhir atas pertimbangan bahwa 5 tahun dipandang masih baru, dan bisa dilihat trend atau kecenderungannya untuk melakukan proyeksi ke depan. Hasil penelitian ini menunjukkan ada 11 kajian komunikasi yang dijadikan tema pokok para mahasiswa program S1 Ilmu Komunikasi Fisip Unhas selama tahun 2007 s/d 2011, 4 diantaranya yang paling menonjol yakni ; (a) Komunikasi Massa/Jurnalistik, (b) Komunikasi Interpersonal, (c) Public Relations/Kehumasan, dan Komunikasi Pemasaran. Sedangkan untuk mahasiswa Program Magister (S2) adalah 12 tema, 5 diantaranya yang menonjol, yakni : (a) Komunikasi Massa/Jurnalistik, (b) Komunikasi Politik, (c) Komunikasi Pembangunan, (d) Public Relations/Kehumasan, (e) Media Baru (Internet-online). Selanjutnya ada 33 Isu atau sub-tema yang diangkat para mahasiswa S1, 7 diantaranya yang menonjol, yakni : (a) Analisis Film dan Televisi, (b) Promosi Pemasaran, (c) Internal Public, (d) Konsep diri/Self Disclosure, (e) Perilaku Komunikasi Interpersonal, (f) Efek Media Massa, (g) Strategi Komunikasi, (h) Eksternal Public. Sedangkan untuk mahasiswa program Magister (S2) ada 36 isu, diantaranya 5 yang paling menonjol yakni : (a) Etika dan Perundang-undangan Media Massa (Sensor Diri ??? Kontrol Pers - Ombudsman media ??? Hak Jawab) (b) Kampanye Politik dan Pencitraan Kandidat, (c) Media Pembelajaran (Multi Media) dan Prestasi Belajar, (d) Efek Media dan Opini Publik, (e) Pariwisata. Jika kedua strata (S1 dan S2) dibandingkan dalam pemilihan sub-tema atau isu, maka nampaknya keduanya memiliki kecenderungan yang hampir sama, yakni cukup variatif dan mengangkat masalah yang relevan dengan konsentrasi bidang studi yang mereka pilih. Bagi mahasiswa S1 cenderung pada tataran praktis sedangkan pada program S2 pada tataran konseptual
    corecore