2 research outputs found

    Perbandingan Nilai Kedalaman Relatif Sungai Brantas Kabupaten Jombang dengan Perhitungan Algoritma Van Hengel and Spitzer Citra Sentinel-2 dan Digital Elevation Model (DEM)

    Get PDF
    Shallow water relative depth can be gained from the Digital Elevation Model (DEM). As science develops, methods are developed to gain the relative depth one is by processing the Sentinel-2 image using Van Hengel and Spitzer algorithm. The authors aim to compare the relative depth gained from the Sentinel-2 image using the Van Hengel and Spitzer algorithm to the relative depth gained from DEM. The data needed are orthorectified Sentinel-2 level 1C images downloaded from the Earth Explorer page and DEM downloaded from the Tanah Air page. Sentinel-2 image is then corrected atmospherically and radiometrically to get its radian value then processed using the Van Hengel and Spitzer algorithm. The sample points are spread at 25 meters intervals along the Jombang regency Brantas River. This study only compares the computational calculation therefore no field validation is carried out. Sentinel-2 Van Hengel and Spitzer provides an average relative depth of 16.35 m and DEM provides an average relative depth of 17.98 m with the determination coefficient (correlation value) of the two data is 6.52%. The low correlation is due to the high sediment content in the water column of Brantas River, causing the bias in the image.Kedalaman relatif perairan dangkal dapat diperoleh melalui Digital Elevation Model (DEM). Seiring berkembangnya sains, banyak metode dikembangkan untuk memperoleh nilai kedalaman relatif salah satunya dengan mengolah citra Sentinel-2 menggunakan algoritma Van Hengel and Spitzer. Penulis bertujuan untuk membandingkan nilai kedalaman relatif yang didapatkan dari pengolahan citra Sentinel-2 menggunakan algoritma Van Hengel and Spitzer dengan kedalaman relatif yang didapatkan melalui DEM. Data yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah citra Sentinel-2 level 1C yang telah ter orthorektifikasi diunduh dari laman Earth Explorer dan DEM yang diunduh dari laman Tanah Air. Citra Sentinel-2 kemudian dikoreksi secara atmosferik dan radiometrik untuk mendapatkan nilai radiannya yang kemudian diolah dengan algoritma Van Hengel and Spitzer. Titik sampel disebar dengan interval 25 meter sepanjang sungai Brantas Kabupaten Jombang. Penelitian ini hanya membandingkan perhitungan secara komputasi sehingga tidak dilakukan validasi lapangan. Hasil dari pengolahan citra Sentinel-2 dengan algoritma Van Hengel and Spitzer memberikan rata-rata kedalaman relatif sebesar 16,35m dan rata-rata kedalaman relatif DEM yaitu sebesar 17,98m. Hasil perhitungan statistik menunjukkan nilai koefisien determinasi kedalaman relatif citra Sentinel-2 yang diolah menggunakan algoritma Van Hengel and Spitzer dengan DEM adalah sebesar 6,52%. Korelasi yang rendah tersebut diakibatkan tingginya kandungan sedimen dalam kolom air Sungai Brantas sehingga menimbulkan bias pada citra

    Analisa Ketelitian Hitungan GNSS Metode Online Post Processing InaCORS BIG

    No full text
    Kebutuhan titik kontrol untuk pekerjaan pemetaan pada saat ini hampir semuanya dilakukan dengan metode penentuan posisi menggunakan Global Navigation Satellite System (GNSS). Salah satu metode penentuan posisi yang disediakan oleh Indonesia Continuously Operating Reference Station (InaCORS) adalah penghitungan koordinat post processing secara online. Keunggulan metode ini, pengamatan data atau pengukurannya cukup menggunakan satu receiver GNSS, proses hitungan tidak membutuhkan perangkat lunak pengolahan data GNSS yang cukup mahal dan tidak membutuhkan pengetahuan/keterampilan tentang pengolahan baseline GNSS yang cukup dalam. Penggunaan hitungan metode online post processing InaCORS ini juga mendukung terwujudnya kebijakan satu peta, karena koordinat yang dihasilkan sudah terikat pada Sistem Referensi Geospasial Indonesia 2013 (SRGI2013) sesuai dengan Peraturan Badan Informasi Geospasial Nomor 13 tahun 2021 tentang Sistem Referensi Geospasial Indonesia (SRGI). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ketelitian hasil hitungan koordinat metode online post procsesing InaCORS BIG jika digunakan sebagai titik kontrol pemetaan skala 1:1000. Metode yang digunakan adalah dengan membandingkan hasil koordinat dari data GNSS yang sama, diproses menggunakan dua metode, yaitu online post processing dan hitungan jaring metode diferensial menggunakan perangkat lunak komersial. Hasil perbandingan dari dua metode ini akan dianalisa, sampai sejauh mana hasil online post processing InaCORS BIG dapat digunakan sebagai titik kontrol pemetaan jika menggunakan acuan SNI 19-6724-2002 (Jaring Kontrol Horizontal). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, hitungan metode online post processing di lokasi dengan konfigurasi dikelilingi stasiun InaCORS dan jarak baseline pendek sampai dengan menengah menghasilkan ketelitian setara orde 3 SNI 19-6724-2002 dengan pengamatan selama minimal 75 menit. Penghematan biaya pengukuran lapangan metode online post processing berkisar 40% hingga 60% dibandingkan pengukuran jaring metode diferensial. ================================================================================================ Nowadays the determination coordinate control point for survey control/mapping is resolved using the Global Navigation Satellite System (GNSS). One of the methods provided by the Indonesia Continuously Operating Reference Station (InaCORS) is online post-processing. The advantage of this method is just using one GNSS receiver, not requiring license GNSS data processing software, and does not require a deep knowledge about GNSS baseline processing. The InaCORS online post-processing method also supports the realization of the one map policy, because the coordinates produced are already in the SRGI 2013 system, which matches with regulation Indonesian Geospatial Information Agency (BIG) No. 13/2021 about the Indonesian Geospatial Reference System (SRGI). The purpose of this research for know the accuracy of the result InaCORS BIG's online post-processing method to be used as a mapping control point at a scale of 1:1000. The method used by comparing the results of the same observations' coordinates will be processed using two methods, online post-processing by InaCORS and differential method using commercial software. The results of the comparison of these two methods will be analyzed, how the results of the online post-processing of InaCORS BIG can be used as an alternative method of a mapping controls point if use references Indonesian Nasional Standard (SNI) 19-6724-2002 about Horizontal Control Network The results of this study indicate at a location with the configuration surrounded by InaCORS stations with short-medium baseline, results from an accuracy equivalent to 3rd orde of SNI 19-6724-2002 with a minimum of 75 minutes of observation. The cost of field measurement using the online post-processing method can save from 40% to 60% compared to the conventional differential metho
    corecore