2 research outputs found

    PENGARUH WAKTU TANAM DAN JUMLAH BENIH PER LUBANG TANAM PADI GOGO (Oryza sativa L.) TERHADAP UBI KAYU (Manihot esculenta) PADA POLA TANAM TUMPANGSARI

    Get PDF
    Tanaman Ubi kayu merupakan salah satu tanaman bahan pangan utama selain tanaman biji-bijian dan tanaman kentang. Budidaya ubi kayu sering dilakukan dengan pola tanam tumpangsari dengan berbagai cara yang ditujukkan untuk mengoptimalkan penggunaan lahan. Pengaturan waktu tanam dan jumlah bibit dalam tumpangsari yaitu untuk mengatur daya kompetisi antar tanaman pokok dengan tanaman sela. Salah satu tanaman yang sering ditanam secara tumpangsari dengan ubi kayu adalah tanaman padi gogo. Penelitian ini  dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan bulan September 2021 di lahan pertanian Universitas Brawijaya, Mrican, Kediri. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Petak Terbagi (RPT) dengan menempatkan waktu tanam (-7 hst, 0 hst, 7 hst) pada petak utama, dan jumlah benih (2 benih, 4 benih, 6 benih) pada anak petak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola tanam tumpangsari dengan pengaturan waktu tanam dan jumlah benih per lubang tanam padi gogo memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman ubi kayu. Berdasarkan analisa ragam perlakuan W3 memberikan pengaruh nyata pada luas daun, bobot kering, dan jumlah ubi kayu tertinggi. Perlakuan 2 benih per lubang tanam (J3) menghasilkan luas daun dan jumlah umbi tertinggi

    Pengaruh Waktu Tanam Dan Jumlah Benih Per Lubang Tanam Padi Gogo (Oryza Sativa L.) Terhadap Ubi Kayu (Manihot Esculenta) Pada Pola Tanam Tumpangsari

    No full text
    Tanaman Ubi kayu (Manihot esculenta) merupakan salah satu tanaman bahan pangan utama selain tanaman biji-bijian dan tanaman kentang. Budidaya ubi kayu (Manihot esculenta) sering dilakukan dengan pola tanam tumpangsari dengan berbagai cara yang ditujukkan untuk mengoptimalkan penggunaan lahan. Tumpangsari adalah penananaman dua tanaman atau lebih secara bersamaan pada lahan dan waktu yang sama. Pengaturan waktu tanam dan jumlah bibit dalam tumpangsari yaitu untuk mengatur daya kompetisi antar tanaman pokok dengan tanaman sela. Salah satu tanaman yang sering ditanam secara tumpangsari dengan ubi kayu adalah tanaman padi gogo. Penanaman padi gogo perlu pengaturan waktu tanam yang tepat dan populasi tanaman agar kompetisi dengan tanaman ubi kayu dapat diminimalisir. Hasil penelitian Faruck et al., (2009) menyatakan bahwa penggunaan bibit/lubang tanaman masing- masing 1 bibit, 2 bibit, 3 bibit menghasilkan bobot gabah kering masing-masing 3,63 ton.ha-1, 3,92 ton.ha-1, 3,78 ton.ha-1. Pemilihaan tumpangsari ubi kayu dengan padi gogo dikarenakan kedua tanaman tersebut mampu tumbuh pada lahan kering. Penggunaan model pola tanam yang tepat pada tumpangsari ubi kayu dengan padi gogo diharapkan dapat meningkatkan memaksimalkan penggunaan lahan. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk memperoleh produksi ubi kayu (Manihot esculenta) dan padi gogo terbaik dengan upaya memeperkecil kompetisi antar tanaman yakni dengan pengaturan waktu tanam dan jumlah benih padi gogo (Oryza sativa L.). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan bulan September 2021 di lahan pertanian Universitas Brawijaya, Kelurahan Mrican, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri. Alat yang digunakan adalah cangkul, tugal, sabit, papan tanda perlakuan, label sampel, oven, meteran, timbangan, dan alat tulis. Bahan yang digunakan benih padi Gogo varietas Inpago 12, bibit singkong gajah, pupuk Urea (46% N), pupuk SP36 (36% P2O5), pupuk KCl (60% K2O), herbisida roundup dan pestisida. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Petak Terbagi (RPT), pada petak utama adalah waktu tanam yang meliputi W1= 7 Hari Sebelum tanam ubi kayu, W2= 0 HST (bersaman dengan ubi kayu), W3 = 7 HST setelah ubi kayu, sedangkan untuk anak petak adalah jumlah benih per lubang tanam yang meliputi J1= 2 benih, J2= 4 benih, J3= 6 benih, dari kedua faktor tersebut diperoleh 9 kombinasi percobaan dengan 3 kali ulangan sehingga terdapat 27 unit kombinasi perlakuan. Pengamatan dilakukan secara destruktif dengan cara mengambil 2 tanaman contoh untuk setiap kombinasi perlakuan yang dilakukan pada 120 HST dan panen. Parameter pengamatan tanaman ubi kayu meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, jumlah umbi kayu, berat umbi kayu, berat kering total tanaman ubi kayu saat panen. Parameter pengamatan tanaman padi gogo meliputi berat kering total tanaman saat panen, produksi gabah saat panen dan data pendukung intersepsi cahaya matahari. Data pengamatan yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam uji F pada taraf 5% untuk mengetahui interaksi atau pebgaruh nyata dari perlakuan. Apabila terjadi interkasi ii dari perlakuan maka dilakukan uji lanjut menggunakan BNT pada taraf 5% untuk mengetahui perbedaan diantara perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola tanam tumpangsari dengan pengaturan waktu tanam dan jumlah benih per lubang tanam padi gogo memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman ubi kayu. Berdasarkan analisa ragam perlakuan W3 memberikan pengaruh nyata pada tinggi tanaman ubi kayu pada 100 dan 114 HST dengan rata-rata tertinggi sebesar 134,61 cm dan perlakuan J1 memberikan pengaruh nyata dengan J2 terhadap tinggi tanaman ubi kayu pada 100 dan 114 HST; perlakuan W3 berpengaruh nyata pada jumlah daun dan luas daun pada 120 HST dengan rerata tertinggi yaitu sebesar 143,51 helai dan 28.940,89 cm2.tan-1 dan perlakuan J1 memberikan pengaruh nyata dengan J2 terhadap jumlah daun dan luas daun ubi kayu pada 120 HST dengan rata-rata tertinggi yaitu 140,45 helai dan 28.295,78 cm2.tan-1; perlakuan W3 berpengaruh nyata pada bobot kering total ubi kayu pada 120 HST dengan rerata tertinggi yaitu 472,06 g.tan-1 dan perlakuan J1 memberikan pengaruh nyata dengan J2 terhadap berat kering total ubi kayu pada 120 HST yaitu 456,76 g.tan-1; perlakuan W1 berpengaruh nyata pada bobot kering total padi gogo pada 115 HST dengan rerata tertinggi yaitu 94,51 g.tan-1 dan perlakuan J1 dan J2 memberikan pengaruh nyata dengan J3 terhadap berat kering total padi gogo pada 115 HST yaitu 90,06 g.tan-1 dan 92,89 g.tan-1; perlakuan W3 berpengaruh nyata pada jumlah dan berat segar umbi ubi kayu pada 120 HST dengan rerata tertinggi yaitu 11,89 dan 1.652,22 g.tan-1 dan perlakuan J1 memberikan pengaruh nyata dengan J3 terhadap jumlah dan berat umbi ubi kayu pada 120 HST yaitu 10,64 dan 1.657,78 g.tan-1 ; perlakuan W1 berpengaruh nyata pada berat gabah padi gogo pada 115 HST dengan rerata tertinggi yaitu 2,70 ton.ha-1 dan perlakuan J1 dan J2 memberikan pengaruh nyata dengan J3 terhadap berat gabah padi gogo pada 120 HST yaitu 2,59 ton.ha-1 dan 2,63 ton.ha-1. Sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas tanaman utama diperlukan adanya percobaan lebih lanjut mengenai kombinasi waktu tanam padi gogo yang lebih lebar dan dengan jumlah benih padi gogo yang lebih beragam
    corecore