7 research outputs found

    Studi tentang kesehatan dan keselamatan kerja di atas kapal pole and line yang berpangkalan di Aertembaga Bitung (Study on health and safety on pole and liner based in Aertembaga Bitung)

    Get PDF
    Pole and line, an environmentally friendly fishing gear is important to support people's living needs. Many tools and materials are found as a result of technologi cal advances, but the teknology can be detrimental if not handled properly. In a fishery business, if less careful in the care and work resulting souls become victims, accidents do not happen by itself but there is a cause.  This study aims to analyze the application of study on health and safety, to know the availability and maintenance system of health and safety tools. This study used case study method, took 5 ships randomly as sample and data source, both qualitative and quantitative. Processed in tables, and compare the availability of health and safety in each vessel according to the regulation of the safety of life at sea (SOLAS).  Occupational safety equipment (A) is almost available on all ships. The buoy equipment (B) is also almost available on all ships except life raft only on 3 ships. Communication equipment (C) HF radio and state flags are available on all ships, while signal flag are only on 3 boats, firefighters (D) are available on all ships. hose, pump, hydrant and nozle are not available.In general, the application of study on health and safety on pole and line ship has not fulfilled SOLAS requirement.Keywords: health, safety,  pole and liner. ABSTRAKPole and line alat tangkap ramah lingkungan penting menunjang kebutuhan hidup masyarakat. Banyak alat dan bahan ditemukan sebagai hasil kemajuan teknologi, tapi kemajuan dapat merugikan bila tidak ditangani dengan baik. Pada usaha perikanan, jika kurang teliti dalam perawatan dan pekerjaannya mengakibatkan jiwa menjadi korban, kecelakaan tidak terjadi dengan sendirinya tetapi ada penyebabnya. Penelitian ini bertujuan menganalisa penerapan kesehatan dan keselamatan, mengetahui ketersediaan dan sistem pemeliharaan alat kesehatan dan keselamatan kerja. Penelitian ini menggunakan metode studikasus,mengambil5 kapal secara acak sebagai sampel dan sumber data, baik kualitatif maupun kuantitatif. Diolah dalam tabel, dan dianalisis membandingkan ketersediaan kesehatan dan keselamatan dari masing-masing kapal sesuai ketentuan safety of life at sea (SOLAS).  Alat keselamatan kerja (A) hampir tersedia di semua kapal, Peralatan pelambung (B) juga hampir tersedia di semua kapal. Untuk life raft hanya di 3 kapal. Peralatan komunikasi (C) HF radio dan bendera negara tersedia di semua kapal, sedangkan bendera isyarat hanya di 3 kapal, pemadam kebakaran (D) tersedia di semua kapal, sedangankan selang, pompa,  hidran dan nozle tidak tersedia. Secara umum penerapan kesehatan dan keselamatan kerja di kapal pole and line belum memenuhi peryaratan SOLAS.Kata-kata kunci: kesehatan, keselamatan, pole and liner

    Studi kasus ketaatan nelayan soma pajeko yang berpangkalan di PPI Amurang terhadap tempat mendaratkan hasil tangkapan

    Get PDF
    Pangkalan Pendaratan Ikan merupakan tempat para nelayan mendaratkan ikan hasil tangkapannya. Dalam UU Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perikanan, Pasal 41 ayat 3 menegaskan bahwa“Setiap kapal penangkap ikan dan kapal pengangkut ikan harus mendaratkan ikan tangkapan di pelabuhan perikanan yang ditetapkan atau pelabuhan lainnya yang ditunjuk” Tetapi banyak nelayan Amurang yang tidak patuh terhadap aturan tersebut dengan melakukan bongkar muat atau pendaratan ikan dipesisir pantai yang tidak sesuai dengan pelabuhan yang tercantum dalam SIPI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ketaatan nelayan PPI Amurang dalam mendaratkan hasil tangkapan, serta penyebab dan akibat yang ditimbulkan dari aktivitas bongkar muat yang tidak dilakukan pada tempat yang semestinya.Penelitian ini dikerjakan dengan mengikuti metode deskriptif yang meneliti suatu metode didasarkan pada studi kasus. Pengambilan data juga dilakukan melalui survei dengan menyebarkan kuisioner dan wawancara di lokasi penelitian. Hasil Penelitian menujukan ketaatan nelayan Amurang berada dalam tingkat yang kurang taat, Penyebab Nelayan Amurang tidak mendaratkankan hasil ikan hasil tangkapan sesuai dengan SIPI karena dianggap lebih cepat melakukan pemasaran dan dekat dengan permukiman nelayan, dan juga fasilitas yang ada di PPI dianggap kurang maksimal. Akibat yang ditimbulkan berupa kurangnya retribusi dan mengakibatkan banyak sampah plastik serta bau menyengat di kawasan pengembangan pariwisata di Pesisir Boulevard Amurang. Diharapkan kepada pihak-pihak yang terkait untuk meningkatkan kesadaran nelayan dalam hal pendaratan hasil tangkapan

    Monitoring tren dan produktivitas hasil tangkapan kapal huhate yang berpangkalan di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung (Monitoring trend and productivity of pole and liner catch that based in Bitung Oceanic Fishing Port)

    Get PDF
    Skipjack (Katsuwonus pelamis) belongs to a large pelagic fish, which is one of the leading commodity in North Sulawesi fishery sector. The fishing gear which is specifically intended for catching skipjack is pole and line; that has been used by fishermen of North Sulawesi before the second world war. But it does not have high competitiveness compared to other Asean countries, because the production process is not fully efficient yet. Therefore, this study aims to monitor the trend and productivity of pole and liner based in Bitung Oceanic Fishing Port (OFP) with used descriptive method; Secondary data was collected by recording information at Bitung OFP and related institutions, in the form of catch data, statistical reports and annual reports, as well as relevant literature review.  Trend of pole and liner catch were analyzed by linear trend method through least square approach; While the productivity of the vessel is analyzed by comparing the catch and tonnage of the vessel. The main target of pole and liner is skipjack, but caught also yellowfin tuna and other species; with total catches ranging from 3,730.46 tons to 14,253.98 tons per year; and there are increasing trend. Estimated production of skipjack that will be landed at Bitung OFP in 2017 is amounted to 6,988.49 tons and yellowfin tuna 2,188.76 tons. While skipjack in 2018 amounted to 8,475.89 tons and yellowfin tuna of 2861.58 tons.Pole and liner are considered productive on average per year by 62% while the unproductive at 38%.Keywords: Pole and liner, Monitoring Trend and Productivity, skipjack, yellowfin tunaABSTRAKIkan cakalang (Katsuwonus pelamis) tergolong ikan pelagis besar, yang merupakan salah satu komoditi unggulan di sektor perikanan Sulawesi Utara. Alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan cakalang adalah huhate;  telah digunakan oleh nelayan Sulawesi Utara sebelum perang dunia kedua. Namun belum memiliki daya saing yang tinggi dibandingkan dengan negara Asean lainnya, karena proses produksi belum sepenuhnya efisien. Penelitian ini bertujuan untuk memonitoring trend dan produktivitas kapal huhate yang berpangkalan di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Bitung dengan menggunakan metode deskriptif; data sekunder dikumpulkan dengan cara mencatat informasi di PPS Bitung dan instansi terkait, berupa data hasil tangkapan, laporan statistik dan laporan tahunan, serta telaah pustaka yang relevan. Tren tangkapan kapal huhate dianalisis dengan metode tren linier melalui pendekatan least square; sedangkan produktivitas kapal dianalisis dengan membandingkan hasil tangkapan dan tonase kapal Target utama kapal huhate adalah ikan cakalang, tetapi  tertangkap juga madidihang dan jenis lain; dengan jumlah tangkapan berkisar antara  3.730,46 ton - 14.253,98 ton per tahun; dan kecenderungan meningkat. Perkiraan produksi cakalang yang akan didaratkan di PPS Bitung untuk tahun 2017 adalah sebesar 6.988,49 ton dan madidihang 2.188,76 ton. Sedangkan cakalang untuk 2018 sebesar 8.475,89 ton dan madidihang sebesar 2.861,58 ton.Kapal huhate yang dinilai produktif, rata-rata per tahun sebesar 62%  sedangkan yang tidak produktif sebesar 38%.Kata kunci: Kapal huhate, Monitoring Tren dan Produktivitas, Cakalang, Madidihan

    The Effect Of Supervision Performance On Fishing Ship Obedience In North Minahasa

    Get PDF
    Supervision of fishing vessels is one of the efforts to prevent violations in the fishery. The level of compliance of fishing vessels in accordance with the laws and regulations is influenced by the performance of fishery supervisors who act as the spearhead of surveillance activities because of their authority in issuing operational letters. The purpose of this study is to optimize the supervision of marine resources and fisheries in North Minahasa so that it is expected that the level of violations that occur can decrease and state losses can be prevented. The methodology used is (1) Descriptive analysis and calculation of the average weighting of the value of each factor that affects the performance of supervisors; (2) Spearman Rank Analysis to determine the level of relationship of each factor that affects the supervisor's performance level; (3) Analytical Hierarchy Process (PHA) method to improve the performance of fishery ship supervisors in North Minahasa which can also be applied in supervisory units or other regional working areas. From the results of this study can be stated the level of performance of fisheries supervisors in North Minahasa is good. Improving the performance of fishery boat supervisors in North Minahasa can be done by improving the seriousness of performance that can be done by awarding; improved proficiency that affects the quality of inspection results and improvement of facilities and infrastructure that is able to improve the speed of inspection results.Keywords:  Ship obedience; Supervisory performance; StrategyAbstrakPengawasan kapal perikanan merupakan salah satu upaya mencegah terjadinya pelanggaran bidang perikanan. Tingkat ketaatan kapal perikanan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan dipengaruhi oleh kinerja pengawas perikanan yang berperan sebagai ujung tombak kegiatan pengawasan karena wewenangnya dalam mengeluarkan surat laik operasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengoptimalkan pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan di Minahasa Utara sehingga di harapkan tingkat pelanggaran yang terjadi dapat menurun dan kerugian negara dapat tercegah.  Metodologi  yang digunakan  adalah  : (1) Analisis deskriptif   dan   perhitungan   rata-rata   bobot   nilai   masing-masing  faktor yang berpengaruh terhadap kinerja pengawas; (2) Analisis Rank Spearman  untuk mengetahui  tingkat hubungan dari masing-masing  faktor yang berpengaruh  terhadap  tingkat  kinerja  pengawas; (3) metode Proses Hierarki Analitik (PHA) untuk meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di Minahasa Utara yang juga bisa diterapkan di Satuan Pengawas atau Wilayah Kerja daerah lain. Dari hasil penelitian ini dapat dinyatakan tingkat kinerja dari pengawas perikanan di Minahasa Utara adalah baik. Peningkatan kinerja pengawas kapal perikanan di Minahasa Utara dapat dilakukan dengan cara meningkatkan kesungguhan kinerja yang bisa dilakukan dengan pemberian penghargaan; peningkatan kecakapan yang berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan dan peningkatan sarana dan prasarana yang mampu meningkatkan kecepatan hasil pemeriksaan.KATA KUNCI: Ketaatan kapal; Kinerja pengawas; Faktor Internal dan EksternalÂ

    Development Strategy Of Hygienic Fish Marketing In Samudera Fishing Port of Bitung

    Get PDF
    Hygienic Fish Marketing (HFM) is one of the functional facilities at the fishing port provided to facilitate the marketing of fishery products. The right development strategies of HFM must take into account the potential, opportunities, constraints, and problems.  The objectives of this research are (1) to determine the condition of utilization percentage analysis of fish resources landed at HFM and to analyze the level of facility utilization at HFM, and (2) to arrange strategies and recommendations for the development of HFM at PPS Bitung. The research method used to analyze catch prediction data for the next 10 years was arithmetic analysis. Analysis of utilization percentage was used to find out the level of facility utilization at HFM.  Analysis of the development strategy of HFM at PPS Bitung used SWOT matrix analysis and QSPM analysis.  The projection of fish catch landed over the next 10 years will increase by 24.77% per year, which is predicted to be 83,549.40 tons in 2029.  The level of facility utilization is categorized as good with a value of 71.22%, that utilization level of HFM runs optimally.  Based on the analysis using the SWOT matrix and QSPM analysis, it was found that the priority strategies are the main choices in the development of HFM at PPS Bitung which increase the operational capacity of loading docks and port ponds.Keywords: TPI hygienic, Development Strategy, Internal, and External FactorAbstrakTPI Higienis merupakan salah satu fasilitas fungsional di pelabuhan perikanan yang disediakan untuk memfasilitasi kegiatan pemasaran hasil perikanan.  Strategi pengembangan TPI Higienis yang tepat harus memperhitungkan potensi, peluang, kendala, dan permasalahan. Tujuan dalam penelitian ini yaitu (1) mengetahui kondisi sumberdaya ikan yang didaratkan di TPI Higienis dan menganalisa tingkat pemanfaatan fasilitas di TPI Higienis dan (2) menyusun strategi dan rekomendasi pengembangan TPI Higienis PPS Bitung.  Metode penelitian yang digunakan untuk menganalisa data prediksi hasil tangkapan selama 10 tahun kedepan adalah analisa aritmatik. Untuk mengetahui tingkat pemanfaatan fasilitas TPI Higienis, digunakan analisis persentasi pemanfaatan. Analisa strategi pengembangan TPI Higienis PPS Bitung menggunakan analisa matriks SWOT dan analisa QSPM. Proyeksi hasil tangkapan yang didaratkan selama 10 tahun kedepan mengalami kenaikan sebesar 24,77% pertahun sehingga pada tahun 2029 produksi diprediksi sebesar 83.549,40 ton. Tingkat pemanfaatan fasilitas masuk dalam kategori baik dengan nilai 71,22% sehingga tingkat pemanfaatan TPI Higienis berjalan optimal. Berdasarkan hasil analisa menggunakan matrik SWOT dan analisa QSPM didapatkan prioritas strategi yang menjadi pilihan utama dalam strategi pengembangan TPI Higienis di PPS Bitung yakni meningkatkan kapasitas operasional dermaga bongkar dan kolam pelabuhan.Kata kunci: TPI Higienis, Strategi Pengembangan, Faktor Internal dan Eksterna

    Studi tentang tahanan perahu pelang di desa Rap-Rap Kabupaten Minahasa Selatan

    Get PDF
    Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki luas perairan yang lebih besar dibandingkan daratan. Dengan semua hal itu, banyak yang bekerja sebagai petani dan nelayan tradisional. Setiap wilayah pasti memiliki kebudayaan karakter yang beda begitu juga dengan nelayan tradisonal memiliki alat tangkap yang berbeda, alat tangkap juga membutuhkan alat bantu yaitu kapal tradisional.Perahu tradisional di Sulawesi Utara seperti londe, pelang, dan lain lain berbahan  dasar kayu dengan seiringnya zaman dan meningkatnya harga kayu dikarenakan sulitnya untuk mendapat kayu sebagai bahan dasar pembuatan kapal tradisional beralih bahan dasar lain yaitu FRP, sudah banyak ditemui kapal perikanan yang berbahan dasar FRP (Fiber Reinforced Plastic) sebagai pengganti bahan kayu penggantian ini dikarenakan bahan baku kayu sudah semakin sulit dicari dan semakin mahal.Dalam pengoperasiannya, kapal bergerak melalui media air karena adanya gaya dorong dari sistem penggerak kapal. Air memiliki pengaruh terhadap kapal karena memberikan gaya menahan  dari pergerakan kapal yang disebut boat resistanceTahanan mempelajari reaksi fluida terhadap gerakan kapal pada saat melalui fluida tersebut. Tahanan juga disebut resistance drag  adalah besarnya gaya fluida yang melawan gerakan kapal sedemikian rupa yang sejajar dengan sumbu gerak kecepatan kapal (Rosmani  2013).Ada beberapa perbedaan dalam penggunaan metode Kaper pada aplikasi Delftship dan Freeship. Metode Kaper pada aplikasi Delftship metode ini menghasilkan diagram data yang membahas tahanan kapal berdasarkan kecepatan dalam satuan kN dan kecepatan N, sedangkan pada data hasil perhitungan tahanan yang muncul pada perhitungan terakhir yang dicantumkan dalam table data meliputi data kecepatan kapal, meter per detik, Froude Number, tahanan gesek, tahanan sisa, dan tahanan total.Perahu pelang yang diukur bentuk lambungnya telah digambar pada aplikasi Freeship dan menghasilkan linesplan yang menyerupai dengan kapal pelang yang diukur. Hasil penggambaran ini kemudian digunakan dalam penghitungan tahanan pada Freeship menggunakan metode Kaper dan Delft yacht. Hasil output perhitungan diberikan dalam bentuk grafik dan tabel laju kapal, speed lenght ratio, tahanan gesek, tahanan sisa, dan tahanan total. Pada metode Delft ada output tambahan yaitu power.Ada beberapa perbedaan dalam output metode Kaper pada aplikasi Delftship dan Freeship. Metode Kaper pada aplikasi Delftship menghasilkan grafik data yang membahas tahanan kapal berdasarkan laju dalam satuan kn dan kecepatan knot. Data hasil perhitungan tahanan yang muncul pada perhitungan terakhir atau final calculation yang dicantumkan dalam grafik meliputi data laju kapal, speed length ratio, Froude Number, tahanan gesek, tahanan sisa, dan tahanan total

    Studi tentang penggunaan bahan kayu pembuatan kapal ikan di galangan kapal Desa Pangi Kabupaten Bolaang Mongondow

    Get PDF
    Desa Pangi terletak di Kecamatan Lolak, Kabupaten Bolaang Mongondow, Provinsi Sulawesi Utara, Indonesia. Desa pangi memanjang dari timur ke barat denagn luas ± 9.240 Ha. Keadaan topografi desa pangi pada umumnya adalah dataran rendah, ketinggian dari permukaan laut 2 ≤ 10m, dan mempunyai iklim kemarau dan penghujan tropis. Kayu merupakan benda yang paling banyak digunakan umat manusia. Mulai dari hal kecil hingga hal yang besar, kayu digunakan sebagai kayu bakar. Adapula yang menggunakannya sebagai bahan bangunan.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan jenis-jenis bahan kayu yang digunakan pada galangan kapal di desa Pangi-Sauk Kecamatan Lolak Kabupaten Bolaang Mongondow. Mengetahui prosentasi penggunaan bahan kayu menurut jenis dan menetahui klas awetdan kuat suatu bahan kayu.Adapun manfaat penelitian ini adalah penggunaan kayu yang baik yang digunakan untuk pembuatan kapal perikanan, dapat mengetahui jenis-jenis kayu yang digunakan serta mengintroduksi jenis-jenis kayu yang awet, kuat sebagai bahan baku pembuatan kapal perikanan.Kayu yang digunakan untuk material kapal tersebut tidak sembarangan jenis. Perlu diperhatikan struktur dan kekuatan dari kayu tersebut karena jika tidak diperhatikan akan berdampak buruk jika salah dalam memilih kayu. Karena penggunaan kayu untuk suatu tujuan tertentu tergantung dari sifat – sifat kayu yang bersangkutan dan persyaratan teknis yang diperlukan, yang mengarah ke jenis kayu yang akan dipilih, misalkan untuk kontruksi (kayu harus kuat, keras, mempunyai keawetan alam yang tinggi di air) biasanya untuk material kapal ada beberapa jenis kayu yang dapat dipilih seperti : jati, gopasa, balau, bungur, bangkirai dll. Untuk lantai (yang harus bersifat keras dan tahan terhadap keasaman) biasanya jenis kayu yang digunakan adalah kayu gopasa, kayu jati, kayu bungur dan lain – lain.Dalam pengambilan data ini dilakukan secara langsung dengan cara mewawancarai pengrajin kapal didesa pangi. Dari hasil wawancara dan melihat langsung proses pemanfaatan material kayu digalangan kapal ikan di desa pangi-sauk terlihat bahwa kayu untuk pembuatan dinding dan lantai kapal yang sangat membutuhkan banyak material kayu. Jenis – jenis kayu yang dominan adalah kayu gopasa, kayu keng, dan dangsa serta jati. Sedangkan untuk penulangan kayu talisei dan kapuraca sangat dominan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembuatan kapal didesa pangi dominan menggunakan kayu gopasa, kayu jati, kayu keng, kayu dansa dan kayu jati
    corecore