14 research outputs found

    Andromeda Table

    Get PDF
    Pada umumnya, sebagian besar pelajar-pelajar di  Panti Asuhan setelah tamat dari SMA/SMK tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi karena terkendala biaya. Sebagian dari mereka, akan melangkah ke dunia kerja. Namun  melihat lapangan kerja yang ada, untuk tamatan SMA/SMK akan sangat sulit bagi mereka untuk mendapatkan pekerjaan yang baik dan layak. Oleh sebab itu, anak-anak Panti Asuhan harus dibekali dengan pengetahuan, wawasan, skill serta kreativitas untuk dapat menuangkan berbagai ide kreatif yang dapat membuka lapangan kerja sendiri. Salah satu upaya membuka lapangan kerja adalah dengan Andromeda Table (kayu bekas dengan resin). Andromeda Table bisa menjadi alternatif jitu untuk sumber penghasilan dan  membuka lapangan kerja dalam  rangka meggalakkan wirausaha mandiri untuk menghasilkan produk inovatif dalam menghadapi dunia kerja yang semakin sempit. Andromeda Table mengusung konsep eco living (hidup hemat energy dengan tujuan melestarikan alam) dapat diolah lagi menjadi perabotan rumah tangga dengan biaya yang jauh lebih ekonomis. Dengan sedikit kreativitas, Andromeda Table ini juga dapat dimanfaatkan untuk ide-ide komersil lainnya. Materialnya mudah didapat, tidak sulit dalam pengerjaannya, tidak membutuhkan biaya tinggi, menghasilkan produk yang unik, elegan dan bernilai jual.   Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan pengabdian ini adalah dapat memberikan wawasan, meningkatkan  ketrampilan/skill dan keinginan berwirausaha mandiri bagi anak-anak Panti Asuhan.  Yaitu dengan mengolah sisa-sisa kayu  yang terbuang menjadi sebuah furniture baru yang unik, elegan, bernilai seni dan nilai jual tinggi dengan penambahan resin dan pewarna

    Site Specific Response Analysis Kota Padang dari Input motion Conditional Mean Spectrum (CMS) Menggunakan Software NERA

    Get PDF
    Dalam perencanaan struktur bangunan tahan gempa, tujuan umum dari analisa struktur dinamis adalah memprediksi respons dari struktur terhadap pengaruh ground motion yang memiliki Spectral Acceleration (Sa) pada periode tertentu berdasarkan tingkat kemungkinan terlampui (Probability of Excedence/PE) 10% atau 2% masa layan bangunan 50 tahun.  Prediksi respons struktur ditentukan dengan memilih ground motion yang cocok dengan beberapa target spektra dan nantinya ground motion tersebut digunakan sebagai input dalam analisis dinamis struktur. Pada paper ini menyajikan analisis perambatan gelombang gempa dari batuan dasar ke lapisan permukaan (Site Specific Response Analysis/ SSRA). Data-data yang diperlukan adalah data stratifikasi tanah dan parameter kecepatan gelombang geser yang didapatkan dari korelasi empiris terhadap data hasil pemboran dan uji N-SPT. Ground motion synthetic batuan dasar yang digunakan untuk perambatan gelombang gempa diperoleh dari hasil penelitian sebelumnya yang mengadopsi pendekatan statistik Conditional Mean Spectrum (CMS) agar ground motion  yang dihasilkan dipermukaan cocok dengan prediksi masalah respon struktur yang sebenarnya. SSRA dilakukan berdasarkan teori perambatan gelombang geser satu dimensi dalam time domain dengan menggunakan program Non-linear Earthquake Response Analysis (NERA). Hasilnya diperoleh percepatan maksimum gempa dipermukaan (peak surface acceleration/ PBA) berbeda-beda di kedua lokasi tergantung pada faktor amplifikasi, karakteristik dan jenis gempa yang terjadi. Direkomendasikan respons spectra desain untuk periode ulang 475 tahun dan 2475 tahun wilayah 4 kelas tanah sedang (SD) untuk kedua lokasi tersebut. Data-data tersebut digunakan sebagai input dalam penentuan beban gempa pada bangunan dalam analisis struktur dinamis

    Site Specific Response Analysis Kota Padangdari Input motion Conditional Mean Spectrum(CMS)Menggunakan Software NERA

    Get PDF
    Dalam perencanaan struktur bangunan tahan gempa, tujuan umum dari analisa struktur dinamis adalah memprediksi respons dari struktur terhadap pengaruh ground motion yang memiliki Spectral Acceleration (Sa) pada periode tertentu berdasarkan tingkat kemungkinan terlampui (Probability of Excedence/PE)10% atau 2% masa layan bangunan 50 tahun.  Prediksi respons struktur ditentukan dengan memilih ground motion yang cocok dengan beberapa target spektra dan nantinya ground motion tersebut digunakan sebagai input dalam analisis dinamis struktur. Pada paper ini menyajikan analisis perambatan gelombang gempa dari batuan dasar ke lapisan permukaan (Site Specific Response Analysis/ SSRA). Data-data yang diperlukan adalah data stratifikasi tanah dan parameter kecepatan gelombang geser yang didapatkan dari korelasi empiris terhadap data hasil pemboran dan uji N-SPT. Ground motion synthetic batuan dasar yang digunakan untuk perambatan gelombang gempa diperoleh dari hasil penelitian sebelumnya yang mengadopsi pendekatan statistik Conditional Mean Spectrum (CMS) agar ground motion  yang dihasilkan dipermukaan cocok dengan prediksi masalah respon struktur yang sebenarnya. SSRA dilakukan berdasarkan teori perambatan gelombang geser satu dimensi dalam time domain dengan menggunakan program Non-linear Earthquake Response Analysis (NERA). Hasilnya diperoleh percepatan maksimum gempa dipermukaan (peak surface acceleration/ PBA)berbeda-beda di kedua lokasi tergantung pada faktor amplifikasi, karakteristik dan jenis gempa yang terjadi.Direkomendasikan respons spectra desain untuk periode ulang 475 tahun dan 2475 tahun wilayah 4 kelas tanah sedang (SD) untuk kedua lokasi tersebut.Data-data tersebut digunakan sebagai input dalam penentuan beban gempa pada bangunan dalam analisis struktur dinamis

    Analisa Stablitas Turap Dinding Penahan Tanah di SDN 09 Ranah Pantai Cermin Akibat Beban Statis

    Get PDF
    The rehabilitation and renovation work for school facilities and infrastructures is one of the work programs of the PUPR ministry. SDN 09 Ranah Pantai Cermin is one of the schools in West Sumatera that has the opportunity to take part in this program. This elementary school is located in the Sangir Batang Hari sub- district South Solok Regency. The plan for building classrooms on the edge of a cliff is the main reason for buiding a retaining wall before classroom construction work begins. Turap were built as retaining walls to prevent landslides around the classrooms during pre-construction, constructions and post-construction. Gravity type with river stones as the base material was chosen as a retaining wall at SDN 09 Ranah Pantai Cermin. Gravity turap was chosen as a retaining wall at this school with consideration that there is quite a lot of material around the site and also that work that does not require special skills. Source of data used for soil stability analysis are obtained from the field, previous research and from shop drawings. After analysing data, it was found that the Turap to be built is safe and meets the planning requirements for retaining wall stability with safety factor as follows: overturning 2.3 times, share 11.84 time and with bearing capacity of 16 time calculated by the Terzhagi method. Analysis and checking of the stability of the Turap as retaining wall at SDN 09 Ranah Pantai Cermin is only carried out for static loads on the retaining wall

    Pelatihan Building Information Modelling Untuk Guru Smk N 1 Padang

    Get PDF
    Pada tahap perencanaan proyek yang memakai metode konvensional sering kali terjadi kesalahan, seperti kurang telitinya dalam perhitungan volume dan perhitungan yang memerlukan waktu yang lama. Kesalahan perhitungan pada tahap perencanaan mengakibatkan banyak kerugian dari pihak kontraktor. Untuk itu diperlukannya sebuah metode yang dapat membantu mengurangi masalah yang sering terjadi saat menggunakan metode konvensional (perhitungan manual).  Salah satu metode yang digunakan yaitu dengan Building Information Modeling (BIM). Pemodelan menggunakan BIM adalah salah satu cara yang paling efektif untuk saat ini. BIM membantu memodelkan bentuk dari bangunan yang akan dibangun mulai dari bentuk 2D seperti tampak, potongan , dan denah hingga pemodelan dengan bentuk tiga dimensi (3D) dari bangunan 2 tersebut. Selain itu BIM juga membantu dalam masalah penjadwalan proyek serta masalah estimasi harga. Metoda yang akan digunakan dalam kegiatan ini adalah survey lansung ke lapangan, memberikan penyuluhan / pelatihan melalui presentasi dan praktek membuat pemodelan menggunakan program BIM. Dengan adanya kegiatan pengabdian ini, adalah dapat mentransfer ilmu berupa memberikan pelatihan pada guru-guru SMK tentang Building Information Modeling  yang selanjutnya akan menstransfer ilmu tersebut ke masyarakat dan murid-murid SM

    Analisis Kompetisi Moda Trans Padang pada Koridor V (Studi Kasus: Indarung - Pasar Raya Padang)

    Get PDF
    The Padang City is one of the cities that still provides angkot as one of the public transportation mode services. Most of users of this mode are students and students. City transportation routes in the city of Padang are spread to various parts of the city of Padang with the central center of movement from the Pasar Raya Padang. However, since the presence of Tans Padang in January 2014, city transportation modes have started to have new competitors. Since July 2022 Corridor V has been serving a new route, namely Corridor of Indarung - Pasar Raya Padang. This study aims to describe the characteristics of travelers in choosing the mode and explore the factors that influence travelers in choosing the mode of transportation. Data collection methods are carried out by surveys and interviews. The variables reviewed include aspects of travel convenience, travel safety, travel time and travel costs. The analysis technique uses multiple linear regression methods. Based on characteristic analysis data, it is known that 54.5% of mode users have income at an average level (Rp. 1,000,000 – 3,000,000). For users of this mode, the travel time variable (47.25%), the travel cost variable (43.25%), the travel convenience variable (36%), and the travel safety variable (8.25%) are still the factors that are the main considerations in choosing the mode. Keywords: City Transport, trans padang, mode of transportation

    Perbaikan Subgrade pada Jalan Kampung Keramat di Kota Pangkalpinang dengan Menggunakan Kapur Padam Sebagai Bahan Stabilisasi Tanah

    Get PDF
    Soil is the main support in a construction. Unstable soil conditions, especially in the subgrade can cause damage to the road. Based on the results of a direct survey in the field, it was found that the condition of the Jalan Kampung Keramat in Pangkalpinang City was damaged. This might be caused by the condition of the subgrade on the road which is unstable and the subgrade is categorised as clay soil type. This study aims to improve the subgrade on Jalan Kampung Keramat in Pangkalpinang City by using limestone as a soil stabilization material. This study used an experimental method in the laboratory by making mixture between clay soil and limestone with four different variations in the percentage of limestone, namely 0%, 3%, 5%, 7%. There are four parameters of the mixed characteristics that are tested and analysed, namely: the Atterberg limit, specific gravity, soil gradation and CBR value. The results show that the Atterberg limit values ​​(liquid limit-LL and plasticity index-IP) and specific gravity tend to decrease with increasing percentage of limestone extinguished. However, the plastic limit value (PL) shows the opposite tendency, i.e. it increases with the decreasing percentage of limestone. The specific gravity values ​​obtained based on the percentage of lime outages (0%, 3%, 5%, 7%) are 2.63, 2.61, 2.60, and 2.58, respectively. In addition, the addition of limestone causes changes in soil gradation, namely the addition of retained fraction # No.200 and the reduction of passed fraction # No.200. The Addition of limestone can increase the CBR value of the soil, where the addition of 7% of limestone produces the highest CBR value (21.3%) compared to 5% limestone (15.7%), 3% limestone (13.4%) and 0% limestone (11.2%). Therefore, using limestone can improve quality of subgrade, which can be seen from the value of CBR obtained. &nbsp

    Perkuatan Tanah dengan Vertical Drain (Studi Kasus Sawahlunto)

    Get PDF
    Sawahlunto have area of 27.345 hectares or 273.45 km2, which has a distance of 95 km from Padang. Sawahlunto include by hills, ramps and elevation 250-650 m above sea level.Now, Sawahlunto has problems, which has been land subsidence. Subsidence happens quite significant and can be fatal if there is construction on it, such as roads, houses and other. Land subsidence become a major issue for society. This research aims to determine the classification of land and calculating subsidence and finding solutions for soil reinforcement in Sawahlunto. Research on 2015 was carried out by bore hole on a 4 point and laboratory test. At bore hole 1, Land subsidence depth of 5.6 cm, bore hole 2 depth of 14.48 cm, bore hole 3 depth of 27.1 and bore hole 4 depth of 15.6 cm. Reseaarch on 2016 with bore hole 1, Land subsidence depth of 34,9 cm, bore hole 2 depth of 32,97 cm. Sawahlunto have area of 27.345 hectares or 273.45 km2, which has a distance of 95 km from Padang. Sawahlunto include by hills, ramps and elevation 250-650 m above sea level.Now, Sawahlunto has problems, which has been land subsidence. Subsidence happens quite significant and can be fatal if there is construction on it, such as roads, houses and other. Land subsidence become a major issue for society. This research aims to determine the classification of land and calculating subsidence and finding solutions for soil reinforcement in Sawahlunto. Research on 2015 was carried out by bore hole on a 4 point and laboratory test. At bore hole 1, Land subsidence depth of 5.6 cm, bore hole 2 depth of 14.48 cm, bore hole 3 depth of 27.1 and bore hole 4 depth of 15.6 cm. Reseaarch on 2016 with bore hole 1, Land subsidence depth of 34,9 cm, bore hole 2 depth of 32,97 cm. Geological and geoelectric investigation known lithological study area has a resistivity f between 7.70 to 125.00 Ohm m, with details from 15.00 to 23.00 Ohm meters of overburden, 7.70 to 23.40 Ohm meter layer sandy clay stone mixed with bolder and 33.20 to 125.00 ohm meter sandstone layer of clay mixed with bolder. Geological formations is Ombilin Formation (Tmol). Soil reinforcement is done with vertical drain. Land consolidation is needed to achieve the consolidation of 90% was 53.3 months. With vertical drain, consolidation can be accelerated to 2.67 months.Keywords:  land subsidence, bore hole, vertivcal drai

    Faktor Penyebab Kegagalan Akibat Keterlambatan Proyek Konstruksi Pada Bangunan Gedung di Kota Padang

    Get PDF
    Keberhasilan proyek adalah tujuan akhir yang utama dari setiap pelaksanaan proyek konstruksi gedung. Perbedaan keberhasilan proyek disebabkan karena tiap proyek mempunyai faktor-faktor pengaruh yang berbeda-beda. Ada kalanya proyek tidak berjalan lancar sesuai perencanaan awal. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, seperti faktor alam, faktor tenaga kerja, lokasi, material, koordinasi, administrasi dan lain-lain. Faktor-faktor tersebut dapat menjadi permasalahan atau kendala yang menyebabkan tidak lancarnya pelaksanaan proyek konstruksi. Padahal proyek konstruksi harus memenuhi tiga criteria yaitu mutu, biaya, dan waktu (triple constraint) sesuai dengan yang telah ditetapkan.Oleh karena itu, semua pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi gedung (owner, konsultan, kontraktor) harus mengetahui faktor-faktor penyebab kendala selama pelaksanaan proyek konstruksi gedung. Dengan diketahuinya faktor-faktor ini, semua pihak yang terlibat dapat menentukan solusi/strategi apa yang harus dilakukan untuk menangani masalah yang timbul di lapangan selama pelaksanaan proyek konstruksi. Dengan diketahui dari awal, dapat diantisipasi sedini mungkin semua kendala/permasalahan yang timbul, dan tidak akan ada pihak yang dirugikan.Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kendala kegagalan yang disebabkan oleh keterlambatan pelaksanaan proyek konstruksi di Kota Padang Sumatera Barat.  Metode Penelitian yang digunakan analisis deskriptif menggunakan quisioner dengan data proyek konstruksi yang sedang atau sudah dikerjakan di Sumatera Barat. Adapun respondennya adalah project manager, site manager.Dari quisioner yang dilakukan pengujian data dengan menggunakan SPSS. Pengujian data meliputi uji validasi, uji reliabilitas,uji normalitas uji korelasi,dan uji analisa diskritif. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor dominan penyebab kendala proyek konstruksi di Kota Padang adapun faktor dominan pada pengujian ini yaitu pada subfaktor jadwal penggunaan material yang terperinci dan tepat waktu (material’s schedule) dengan nilai mean 3,55 atau 87,50 % . Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat sebagai bahan masukan/pertimbangan dalam mengambil kebijakan  untuk semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan proyek konstruksi agar tercapai keberhasilan proye

    Identifikasi Faktor-Faktor Penyebab Change Order pada Proyek Konstruksi Jalan di Sumatera Barat

    Get PDF
    Change order sering terjadi pada proyek konstruksi jalan yang disebabkan oleh faktor planning dan desain, faktor kondisi alam, faktor pengaruh owner, faktor pengaruh kontraktor, dan faktor penyebab lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab change order yang dialami oleh pihak kontraktor, untuk mengetahui faktor dominan penyebab change order yang dialami oleh pihak kontraktor, dan untuk mengetahui besar pengaruh change order pada proyek konstruksi jalan di Sumatera Barat. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Penelitian ini ditujukan kepada kontraktor yang terdaftar sebagai anggota GAPENSI (Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia) yang kantornya berada di kota Padang dan pernah mngerjakan proyek jalan di Sumatera Barat. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner kepada kontraktor yang berpengalaman dilapangan dengan kualifikasi M1,M2. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan bantuan program komputer SPSS (Statistical ProductandServiceSolution) yaitu dengan uji  validitas, reliabilitas, korelasi pearson product moment, dan analisa deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor penyebab change order yang dialami oleh kontraktor pada proyek konstruksi jalan di Sumatera Barat adalah ketidaksesuaian antara gambar dan kondisi lapangan, terjadinya longsor, percepatan waktu pelaksanaan pekerjaan karena permintaan owner agar cepat selesai, dan permasalahan pembebasan lahan. Faktor dominan yang terjadi pada proyek konstruksi jalan di Sumatera Barat adalah ketidaksesuaian antara gambar dan kondisi lapangan dengan besar pengaruhnya 88%. Hasil pengujian ini diharapkan dapat menginformasikan kepada kontraktor agar dijadikan masukan untuk meminimalisir terjadinya change order pada proyek konstruksi jalan di Sumatera Barat
    corecore