11 research outputs found

    PENYULUHAN PENGGUNAAN OBAT TRADISIONAL KEPADA LANSIA PUSKESMAS PALANRO KABUPATEN BARRU

    Get PDF
    Lansia merupakan salah satu kelompok masyarakat yang rentan terhadap penyakit, dan memiliki fungsi fisiologis yang berbeda dari manusia muda sehingga pola pengobatannya pun menjadi lebih hati-hati.  Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk mengidentifikasi penyakit dominan pada lansia di Puskesmas Palanro, meningkatkan pengetahuan masyarakat lansia dalam pengolahan tanaman mulai dari pengambilan hingga menghasilkan obat tradisional yang siap digunakan serta menyediakan Modul Pemilihan dan penggunaan obat tradisional yang mudah digunakan oleh masyarakat.  Kegiatan ini dilaksanakan di wilayah kerja puskesmas Palanro Kabupaten Barru mulai bulan Agustus hingga Oktober 2016. Kegiatan ini dilaksanakan bersama petugas di puskesmas (PKM) Palanro dan diikuti oleh 54 orang lansia.  Inti dari kegiatan ini adalah pemberian penyuluhan, pemberian tanaman obat dan modul pengolahan tanaman obat untuk lansia.  Hasil dari kegiatan ini menunjukan peningkatan kemampuan swamedikasi obat tradisional pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Palanro untuk mengobati Diabetes Melitus, Hipertensi dan asam Urat,Kata Kunci: Lansia, Obat Tradisional, Penyuluhan, Puskesmas Palanro

    PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH PISANG AMBON (Musa paradisiaca Var. Sapientum.L ) SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA RHODAMIN B DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETER UV-VIS

    No full text
    Telah dilakukan penelitian pemanfaatan limbah kulit pisang ambon (Musa paradisiacal Var. Sapientum.L) sebagai adsorben zat warna rhodamin B dengan metode Spektrofotometer UV-Vis.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kegunaan kulit buah pisang ambon dapat digunakan sebagai adsorben zat warna Rhodamin B setelah diaktivasi menggunakan NaOH 0,5 N dan diukur dengan menggunakan metode spektrofotometer uv.vis pada λmaks 553 nm serta mengetahui waktu kontak optimum dan massa / bobot adsorben terhadap adsorpsi zat warna Rhodamin B pada konsentrasi 10 ppm. Pada penentuan waktu kontak optimum dilakukan dengan variasi waktu kontak selama  15, 30, 45, dan 60 menit dengan berat adsorben 0,2 gram masing-masing dicampurkan dengan 20 mL Rhodamin B. Hasil pengukuran didapatkan waktu kontak optimum pada menit ke 30, dengan daya terserap sebesar 59,33%. Pada penentuan massa adsorben optimum dilakukan dengan variasi massa / bobot adsorben 0,2, 0,4, 0,6, dan 0,8 gram masing-masing  dicampurkan dengan 20 mL Rhodamin B selama waktu kontak optimum. Hasil penggukuran menunjukan bahwa massa adsorben optimum pada bobot 0,4 gram dengan daya serap sebesar 70,03%

    Sistem pengelolaan obat di Puskesmas Padongko Kabupaten Barru

    No full text
    corecore