4 research outputs found

    LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SMP NEGERI 5 BANGUNTAPAN Alamat : Sanggrahan,Potorono,Banguntapan,Bantul,Yogyakarta 55191 Tlp. (0274)6830770

    Get PDF
    Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) telah dilaksanakan di SMP Negeri 5 Baguntapan selama 5 minggu sejak 10 Agustus sampai dengan 12 September 2015. Sekolah yang menjadi tujuan PPL beralamat di Sanggrahan, Potorono, Banguntapan, Bantul, Yogyakart a 55191 Tlp. (0274) 6830770. Berbagai program PPL telah dilaksanakan. Kegiatan PPL yang telah dilakukan dimulai dengan observasi kelas, penyusunan perangkat pembelajaran, konsultasi kepada guru pembimbing dan melakukan praktik mengajar sesuai rencana pembelajar. Hasil yang dicapai dari pelaksanaan program individu tersebut adalah memberikan perubahan proses pembelajaran yang aktif dan menarik, serta melatih keterampilan proses siswa dalam belajar IPS. Secara garis besar, program PPL individu dapat berjalan dengan baik dan dapat memberikan manfaat bagi kemajuan pribadi penyusun, siswa, guru, dan sekolah dalam menjunjung proses pembelajaran di sekolah untuk saat ini maupun di masa yang akan datang. Program PPL selain sebagai wahana untuk pelatihan dan pembelajaran bagi mahasiswa, juga menjadi usha Universitas Negeri Yogyakarta untuk turut berkontribusi dalam mentransformasikan nilai-nilai kependidikan kepada sekolah tersebut. harapannya, bukan hanya transfer of knowledge yang diberikan kepada sekolah tetapi juga transfer of value. Keberadaan mahasiswa PPL UNY 2015 diharapkan dapat membuat perubahanperubahan sebagi upaya memajukan pendidikan Indonesi

    Pengembangan Instrumen Penilaian Higher Order Thinking Skills (HOTS) Materi Keunggulan dan Keterbatasan Negara Indonesia dan ASEAN Mata Pelajaran IPS SMP.

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui langkah-langkah pengembangan instrumen penilaian higher order thinking skills (HOTS) mata pelajaran IPS SMP, (2) mengetahui kelayakan instrumen penilaian HOTS mata pelajaran IPS SMP ditinjau dari hasil analisis validitas dan reliabilitas, dan (3) mendeskripsikan kemampuan profil HOTS mata pelajaran IPS siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Yogyakarta dilihat dari hasil uji coba siswa. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang diadaptasi dari model pengembangan Borg & Gall dan disesuaikan dengan kepentingan dan tujuan penelitian. Validasi dilakukan pada tahap pengembangan produk awal oleh tiga dosen ahli. Uji coba empiris butir soal tes HOTS dilakukan dengan menggunakan uji coba lapangan awal dan uji coba lapangan. Uji coba lapangan awal dilakukan pada skala yang lebih kecil yaitu 28 siswa SMP Negeri 5 Yogyakarta. Uji coba lapangan dilakukan pada 200 siswa yang berasal dari SMP Negeri 5 Yogyakarta. Analisis data uji coba instrumen penilaian HOTS menggunakan analisis AnBuso versi 8.0 dan analisis SPSS 23 untuk melihat tingkat reliabilitas instrumen penilaian untuk mengetahui kualitas soal tes HOTS secara empiris. Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Penelitian pengembangan instrumen penilaian HOTS mata pelajaran IPS meliputi beberapa langkah yaitu: survei lapangan, perencanaan, pembuatan produk instrumen penilaian HOTS, melakukan validasi dosen ahli dan revisi dari dosen ahli, uji coba awal dan revisi awal, uji coba akhir, analisis hasil uji coba dan penyempurnaan produk utama. Instrumen penilaian HOTS IPS berupa soal tes pilihan ganda dan uraian yang terdiri dari 26 butir soal pilihan ganda dan 4 butir soal uraian. Soal tes HOTS ini dihasilkan melalui rangkaian prosedur penelitian dan pengembangan. (2) Hasil penelitian menunjukkan bahwa instrumen penilaian tersebut valid dan layak digunakan dengan dibuktikan hasil reliabilitas soal pilihan ganda sebesar 0,768 dan soal uraian 0,804. Kualitas butir soal tes HOTS ditunjukkan dari hasil analisis butir soal. Soal pilihan ganda memiliki rata-rata tingkat kesukaran 61,53% (kategori sedang), rata-rata daya pembeda 76,93% (kategori baik), dan rata-rata pengecoh 57,69% (kategori baik). Sedangkan soal uraian memiliki rata-rata tingkat kesukaran sedang dan daya pembeda pada kategori baik. (3) Kemampuan HOTS siswa pada mata pelajaran IPS kelas VIII berada pada 5 kategori yaitu: kategori sangat tinggi (3,5%), kategori tinggi (36,5%), kategori sedang (50,5%), kategori rendah (8%), dan kategori sangat rendah (1,5%). Dapat disimpulkan bahwa rata-rata kemampuan higher order thinking skills siswa SMP Negeri 5 Yogyakarta berada pada kategori sedang sampai tinggi

    Perbedaan Hasil Belajar IPS Menggunakan Metode Mind Mapping dan Metode Two Stay Two Stray Siswa Kelas VIII SMP N 5 Banguntapan

    No full text
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Ada tidaknya perbedaan yang signifikan hasilbelajar IPS menggunakanmetode Mind Mapping dan metode Two Stay Two Stray siswa kelas VIII SMP N 5 Banguntapan. (2) Efektivitas metode pembelajaran Mind Mapping dan Two Stay Two Stray terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VIII SMP N 5 Baguntapan. Penelitian ini merupakan eksperimen semu dengan desain pretest-posttest nonequivalent multiple group design. Populasinya yaitu seluruh siswa kelas VIII SMP N 5 Baguntapan Tahun Ajaran 2015/2016. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling dari populasi yaitu siswa kelas VIII SMPN 5 Baguntapan. Sampel yang terpilih adalah kelas VIII A sebagai kelas eksperimen 1 dan VIII B sebagai kelas eksperimen 2. Kedua kelas dipilih karena mempunyai kesetaraan dalam pencapaian hasil belajar dibandingkan kelas lainnya.Teknik pengumpulan data berupa observasi dan tes. Uji prasyarat analisis yang digunakan yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Uji hipotesis yang digunakan yaitu uji-t (independent sample t-test). Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Ada perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS menggunakan metode pembelajaran Mind Mapping dan metode pembelajaran Two Stay Two Straysiswa kelas VIII SMP N 5 Baguntapan. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji-t menunjukkan bahwa nilai sig sebesar 0,012 (0,012 2,001) maka Ho ditolak, dan Ha diterima. Hasil perhitungan gain score dari kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 diketahui bahwa kelas eksperimen 1 nilai gain score sebesar 0,61 sedangkan kelas eksperimen 2 nilai gain score0,42. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai gain score kelas eksperimen 1 lebih tinggi dari pada nilai gain score kelas eksperimen 2 (0,61 > 0,42) maka Ho ditolak, dan Ha diterima. (2) Metode pembelajaran Mind Mapping lebih efektif dari pada metode pembelajaranTwo Stay Two Stray hal ini dapat dilihat dari hasil uji-t dan gain score Kata Kunci : Metode Mind Mapping, Metode Two Stay Two Stray, Hasil Belajar IP
    corecore