21 research outputs found

    Model Pertumbuhan Diameter dan Tinggi Pohon Lima Jenis Dipterocarpaceae di Hutan Penelitian Carita - Banten

    Full text link
    Model pertumbuhan lima jenis Dipterocarpaceae dibuat dengan menggunakan model Alder (1980) yaitu Ln Y = a+b (1/A)k dan model-model lain yang tersedia dalam perangkat lunak Curve Expertversi 1.37 yaitu model Hoerl (Y = abXXc), Quadratic Fit (Y = a + bX + cX2 ), Gompertz ( Y = ae –eb-cx). Logistic (Y = a/(1+be-cX) , dan Exponential Association ( Y = a (1 – ebX), dan lain-lain; dimana, Y adalah peubah pertumbuhan diameter (cm) atau tinggi pohon (m); X adalah umur pohon (tahun); e adalah bilangan alam sebesar 2.718; a,b,c,d adalah koefisien regresi. Berdasarkan kriteria simpangan rata-rata relatif (SRR < 10%) dan simpangan agregatif relatif (SAR < 1%), dihasilkan model pertumbuhan diameter pohon dan tinggi pohon untuk masing-masing jenis yang diteliti

    Pengaruh Teknik Persiapan Lahan terhadap Serangan Hama Penyakit pada Tegakan Bambang Lanang

    Full text link
    Land preparation may affect the infestation of pests and diseases. This study aimed to find out the dynamic of pests and diseases infestation in the bambang lanang stand based on land preparation techniques. Land preparation was done by total clearing, path clearing and circle clearing. Percentage attack and intensity attack of pests and disesases were carried out over two years. Pest infestation was found by Graphium agamemnon L. (Papilionidae; Lepidoptera), Sorolopha cumarotis (Tortricidae; Lepidoptera), and leaf minner. Diseases infestation was found by Colletotrichum sp., Cercospora sp. and Curvularia sp. Pests and diseases infestations tended to go down on all land preparation treatments, in line with the increase of plant age. The lowest plant damage was found in total clearing treatment

    Pengaruh Penanaman Beberapa Jenis Pohon Hutan terhadap Kondisi Kesuburan Tanah Andosol

    Full text link
    Pembangunan hutan tanaman industri perlu memperhatikan faktor kesuburan tanah, karena tanah yang subur memungkinkan pohon tumbuh dan menghasilkan kayu serta produk lainnya dengan baik. Penelitian mengenai pengaruh penanaman jenis pohon hutan, seperti Agathis loranthifolia, Pinus oocarpa, Shorea platyclados, Alnus Nepalensis, Toona sureni, Casuarina junghuhniana, Khaya anthotheca dan Acacia cassicarpa telah dilakukan pada tanah andosol di dataran tinggi Cikole, Jawa Barat. Pengambilan sampel tanah dilakukan di bawah tegakan yang telah berumur enam tahun pada 3 titik dan dicampur untuk dianalisa sifat kimia dan biologi tanahnya, sedangkan sifat fisik sampel diambil pada dua kedalaman O cm - 15 cm dan 15 cm - 30 cm dengan menggunakan ring sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pH tanah di bawah tegakan umumnya masam sama dengan kondisi awal, kecuali untuk jenis S. platyclados sangat masam. Kandungan bahan organik, unsur hara makro dan kapasitas tukar kation pada umumnya sama, sehingga penanaman jenis dapat menstabilkan kondisi tanah. Tekstur tanah setelah penanaman lempung liat berdebu, kecuali T. sureni yang menjadi liat, sedangkan pengaruhnya terhadap porositas, berat jenis dan air tersedia berpengaruh positif. Selain itu, penanaman dapat meningkatkan jurnlah mikroorganisme, jumlah fungi dan respirasi di dalam tanah yang berdampak positif terhadap kesuburan tanah

    Kajian Penetapan Daur Optimal Hutan Tanaman Acacia Mangium Ditinjau dari Kesuburan Tanah

    Full text link
    Acacia mangium Willd. merupakan salah satu jenis pohon cepat tumbuh yang dikembangkan secara besar-besaran dalam pembangunan hutan tanaman untuk memenuhi kebutuhan bahan baku kayu serat. Sampai saat ini daur tebang yang ditetapkan adalah 8 - 9 tahun, dan dianggap cukup aman dari segi ekologis. Di lapangan, penebangan mulai diturunkan menjadi 5 - 6 tahun karena kebutuhan bahan baku yang mendesak, sehingga diduga akan mengakibatkan dampak negatif terhadap lingkungan. Kajian ini bertujuan untuk menentukan daur optimal A. mangium yang aman terhadap kesuburan tanah melalui perhitungan ketersediaan hara, kehilangan hara melalui panen, aliran permukaan dan erosi pada areal tegakan berbagai umur di PT Arara Abadi, Riau dengan jenis tanah Podsolik Merah Kuning (PMK). Hasil penelitian menunjukkan bahwa daur optimal jenis A. mangium tetap 8 tahun, tetapi dapat diturunkan menjadi 6-7 tahun dengan penambahan unsur hara kalsium dan phosphat serta penerapan teknik silvikutur intensif. Diharapkan hasil kajian ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam pengambilan kebijakan dalam pengelolaan hutan tanaman A. mangium khususnya dalam menentukan daur tebang
    corecore