12 research outputs found

    Kandungan Total Fenol Dalam Rumput Laut Caulerpa Racemosa Yang Berpotensi Sebagai Antioksidan

    Full text link
    Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan total fenol dari ekstrak methanol rumput laut Caulerpa racemosa kering dan mempelajari aktivitas antioksidan yang diekstrak dengan methanol dari C. racemosa kering. Pada ekstrak methanol C. racemosa setelah diidentifikasi dengan beberapa uji yang diterapkan seperti uji total fenol, uji aktivitas antioksidan DPPH, uji FRAP dan uji pengkelat ion membuktikan bahwa adanya aktivitas antioksidan yang berada di dalam ekstrak. Dapat dilihat dari hasil pengujian pada setiap uji yang dilakukan berturut turut: pada uji total fenol didapat hasil 1335,59, 2165,62, 2624,62 mg GAE/gr, uji aktivitas antioksidan metode DPPH didapatkan nilai 31,33, 31,00 dan 30,88 % penghambatan, uji FRAP didapatkan nilai berturut-turut 46,76, 46,31, 46,62 mg/ml dan uji pengkelat ion didapatkan nilai 63,79, 64,22, 65,52%. Pada pengujian kandungan total fenol tidak berkorelasi positif dengan aktivitas antioksidan yang terdapat dalam ekstrak C. racemosa. Hal ini dikarenakan tidak semua senyawa fenol yang diekstrak dalam pelarut methanol merupakan senyawa fenol yang dapat berfungsi sebagai antioksidan yang dapat dilihat pada pengujian aktivitas antioksidan berbanding lurus dengan pengkelat ion

    Penerapan Pengasapan Cair Pada Pengolahan Abon Roa (Hemirhamphus SP.) Dan Pampis Cakalang (Katsuwonus Pelamis L) Dan Mutu Mikrobiologis Produk Yang Dikemas Modified Atmospheric Packaging (Map)

    Get PDF
    Smoked Garp fish and smoke Skipjack a typical processed product in North Sulawesi. Roa smoke and smoke Skipjack can be further processed into abon Roa and Skipjack pampis, abon fish are foods processed fish flavored, processed by boiling and frying obtain dry product, while pampis fish is processed product of smoke Skipjack flavored and obtain the product half wet. The purpose of this study is to see and observe the presence of bacteria on the product abon Roa and Skipjack pampis are packed Modified Atmospheric Packaging (MAP) and stored at room temperature for 30 days. Total Plate Count (TPC),total of Salmonella sp., total E. coli and total Vibrio sp. observed every 10 days, at 0, 10, 20, and 30 days of storage. Based on observations Total Plate Count, abon Roa and Skipjack pampis can last for 30 days with the highest TPC value of 6.3x104 CFU/g and still be consumed. While Total Salmonella sp, total E. coli and total Vibrio sp. indicates a negative value to the day to 30 has a negative value. Keyword: Microbiological quality, abon Roa, Skicjack pampis, MAP packaging. Roa asap dan Cakalang fufu merupakan produk olahan ikan asap khas Sulawesi Utara. Roa asap dan Cakalang fufu dapat diolah lebih lanjut menjadi abon roa dan pampis cakalang, abon ikan merupakan jenis makanan olahan ikan yang diberi bumbu, diolah dengan cara perebusan dan penggorengan yang memperoleh produk kering, sedangkan pampis ikan adalah produk olahan dari cakalang fufu yang diberi bumbu dan memperoleh produk setengah basah. Tujuan penelitian ini yaitu untuk melihat dan mengamati keberadaan bakteri pada produk abon Roa dan pampis Cakalang yang dikemas Modified Atmospheric Packaging (MAP) dan disimpan pada suhu ruang selama 30 hari. Angka Lempeng Total (ALT), total Salmonella sp, total E. coli dan total Vibrio sp diamati setiap 10 hari yaitu pada 0, 10, 20, dan 30 hari penyimpanan. Berdasarkan hasil pengamatan Angka Lempeng Total, abon Roa dan pampis Cakalang dapat bertahan selama 30 hari dengan nilai ALT tertinggi 6,3x104 CFU/g dan masih bisa dikonsumsi. Sedangkan Total Salmonella sp, total E. coli dan total Vibrio sp menunjukkan nilai negatif sampai pada hari ke 30 memiliki nilai negatif

    Studi Teknik Penanganan Ikan Mas (Cyprinus Carpio-l) Hidup Dalam Wadah Tanpa Air

    Full text link
    Ikan mas merupakan salah satu sumber protein hewani yang digemari oleh masyarakat.Berbagai upaya telah dilakukan pada USAha budidaya ikan mas untuk peningkatan produktivitasnya, diantaranya adalah pemasaran ikan. Pemasaran ikan biasanya dilakukan dalam keadaan ikan hidup. Pemasaran atau pengangkutan ikan dalam keadaan hidup merupakan salah satu mata rantai dalam USAha perikanan. Pada dasarnya, ada dua metode transportasi ikan hidup, yaitu sistem basah atau dengan menggunakan air sebagai media dan sistem kering atau menggunakan media tanpa air. Sistem basah dianggap tidak praktis dan tidak efisien karena memiliki banyak kelemahan baik dalam volume maupun biaya sehingga diperlukan cara yang lebih praktis dan efisien yaitu penanganan sistem kering. Pada transportasi ikan hidup dengan sistem kering perlu dilakukan proses penanganan atau pemingsanan terlebih dahulu. Metode pemingsanan ikan dapat dilakukan dengan cara menggunakan zat anestesi atau dapat juga menggunakan penurunan suhu. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh tingkat mortalitas terendah dengan metode pemingsanan, penyimpanan dan penyadaran kembali yang standar.Metodologi yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan 2 perlakuan yaitu perlakuan metode pemingsanan yang terdiri atas 2 taraf (pemingsanan dengan suhu ±8°C, pemingsanan dengan suhu ±8°C + minyak cengkeh konsentrasi 0,02%) dan perlakuan lama penyimpanan yang terdiri atas 5 taraf (0, 2, 4, 6, 8 jam) dengan menganalisis keragamannya menggunakan perhitungan annova dan teknik laboratorium. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 2 kali. Variabel yang diamati meliputi waktu kecepatan pingsan, kondisi fisiologis saat proses pemingsanan, waktu penyadaran kembali dan tingkat mortalitas ikan.Hasil penelitian menunjukkan waktu dan suhu pemingsanan yang optimum dengan penyimpanan terlama 6 jam didapat waktu 11,03 menit dengan suhu 8°C dengan media penyimpanan yang tepat digunakan adalah media sekam padi. Waktu penyadaran yang optimal dengan penyimpanan terlama 6 jam didapat waktu 11,27 menit pada suhu 8°C. Berdasarkan metode pemingsanan, penyimpanan dan penyadaran kembali, tingkat mortalitas terendah yaitu 45,85% didapat dengan menggunakan metode pemingsanan menggunakan suhu 8°C dengan penyimpanan terlama 6 jam.____________________________________________________________________________

    Kajian Mutu Kimiawi Ikan Cakalang (Katsuwonus Pelamis L.) Asap (Fufu) Selama Penyimpanan Suhu Ruang Dan Suhu Dingin

    Get PDF
    Fish as a functional food plays an important role for health and preventing diseases. The objective of the study was to difermined the quality of smoked Skipjack (Katsuwonus pelamis L.) found from the traditional market in Bahu Manado. The method of the study was to analyzet the TVB-N by using Conway, pH by using pH meters and water contents by using oven method. The product was storage at 40C and 27-280C ( refrigeratot and room temperature) for 4 days, data were analyzet using statistical test from the triplicate analyzet. The results obtained, the TVB-N value of smoked Skipjack (Katsuwonus pelamis L.) at 0 day storage in 27-280C (A1B1) and refrigerator 40C (A1B2) was 11,2 mg/100gr, 2 days storage 27-280C (A2B1) is 44,8 mg/100gr and 40C (A2B2) is 19,6 mg/100gr, and 4 days storage in 27-280C (A3B1) is 56 mg/100gr and 40C (A3B2) is 28 mg/100gr. The pH value storage at 40C was 5,7 and no differents among the sample, in contrast at 27-280C value varied from 5,7 to 6,3 and 6,6. The water contents storage at 27-280C were at 0 day (A1B1) is 62,5%, 2 days (A2B1) is 62,8% and 4 days (A3B1) is 63,8% and storage 40C were 0 day (A1B2) is 59%, 2 days (A2B2) is 61,1% and 4 days (A3B2) is 62,7%. Based on the results of the TVB-N value, pH and water contents of smiked Skipjack (Katsuwonus pelamis L.) found from the traditional market at Bahu Manado were acceptable until 4 days storage. While the smoked Skipjack (Katsuwonus pelamis L.) storage at 27-280C (room temperature) acceptable until 2 days storage

    Fatty Acid Profile of Mixed Tuna (Euthynnus Spp.) Oil and Catfish (Clarias SP.) Oil in Different Combinations

    Full text link
    Title (Bahasa Indonesia): Profil asam lemak dari campuran minyak ikan tongkol (Euthynnus spp.) dan ikan lele (Clarias sp.) dalam berbagai perbandingan. The purpose of this study was to determine the fatty acid profile. Samples of mixed tuna (Euthynnus spp.) oil and catfish (Clarias sp.) oil of 1 ml : 1 ml, 1 ml : ¾ ml, and 1 ml : ½ ml ratio were prepared. The fatty acid profile analysis used gas chromatography. Results showed that saturated fatty acids (SFA) consisted of myristic acid, pentadecanoic acid, palmitic acid, eikosatetranoic acid and stearic acid. The SFA content in 1 ml: 1 ml ratio reached 42.79%, followed by 1 ml : ¾ ml ratio, 41.23 %,and then 1 ml : ½ ml ratio, 40.07 %. Mono unsaturated fatty acids (MUFA) comprised palmitoleic acid, eicosenoic acid, and oleic acid. MUFA content was the highest, 28.19% at 1 ml: 1 ml ratio, followed by 1 ml : ¾ ml ratio, 26.66 %, and 1 ml : ½ ml ratio, 24.24%. Poly unsaturated fatty acids (PUFAs) consisted of linoleic acid, eicosatetranoic acid, EPA, and linolenic acid. PUFA content was 34.18% in 1 ml : 1 ml ratio, followed by 1 ml : ¾ ml ratio, 29.45 %, and 1 ml : ½ ml ratio, 22.89 %. As conclusion, the oil mixture of tuna fish (Euthynnus spp.) and catfish (Clarias sp.) contains saturated fatty acids (SFA), mono unsaturated fatty acids (MUFA), and poly unsaturated fattyacids (PUFA). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui profil asam lemak. Sampel minyak ikan campuran minyak ikan trongkol (Euthynnus spp.)dan ikan lele (Clarias sp.) dibuat dengan perbandingan 1 ml : 1 ml, 1 ml : ¾ ml dan 1 :ml : ½ ml. Analisis profil asam lemak menggunakan Gas Kromotografi (GC).Hasil penelitian menunjukkan bahwa asam lemak jenuh (SFA) terdiri atas asam miristat, asam pentadekanoat, asam palmitat, asam eikosatetranoat dan asam stearat. Kandungan SFA pada perbandingan 1 ml : 1 ml sebesar 42,79%, 1 ml : ¾ ml sebesar 41,23%, dan 1 ml : ½ ml sebesar 40,07% . Asam lemak tidak jenuh tunggal (MUFA) terdiri atas asam palmitoleinat, asam eikosenat dan asam oleat. Kandungan MUFA pada perbandingan 1ml : 1 ml sebesar 28,19%, 1 ml : ¾ ml sebesar 26,66%, dan 1 ml : ½ ml sebesar 24,24%. Asam lemak tidak jenuh ganda (PUFA) terdiri atas asam linoleat, asam eikosatetranoat, EPA dan asam linolenat. Kandungan PUFA pada perbandingan 1 ml : 1 ml sebesar 34,18%, 1 ml : ¾ ml sebesar 29,45%, dan 1 ml : ½ ml sebesar 22,89%. Penelitian ini menyimpulkan bahwa campuran minyak ikan trongkol (Euthynnus spp.)dan ikan lele (Clarias sp.) mengandung asam lemak jenuh (SFA), asam lemak tidak jenuh tunggal (MUFA) dan asam lemak tidak jenuh ganda (PUFA)

    Kajian Mutu Ikan Tuna (Thunnus Albacares) Segar Di Pasar Bersehati Manado

    Get PDF
    The purpose of this study was to determine the quality of tuna ( Thunnus albacares ) Fresh on the market Bersehati with testing TVB - N , pH , and organoleptic test by sampling time and different merchants. The method used is descriptive exploratory method , which collects data already available facts and observations in the field through pancatatan in detail and then systematically analyzed data based on quantitative and qualitative data. The results obtained by the average value of TVB-N in the Tuna (Thunnus albacares) ranged from 8.96 mg N / 100 g sample to 10.92 mg N / 100 g sample of the sampling clock 06:00 to 7:00 . The average value of TVB - N sampling clock 12:00 to 13:00 ranged between 12.16 mg N / 100 g sample to 12.88 mg N / 100 g sample . As for sampling at 16:00 to 17:00 hours ranged from 17.92 mg N / 100 g samples up to 20.72 mg N / 100 g sample. The average value of pH at 06:00 to 07:00 hours the same sample at 5.3 . Hours 12:00 to 13:00 ranged from 5.4 to 5.6 , while the hours of 16:00 to 17:00 ranged from 5.5 to 5.6. The average value of the currency organoleptic ranged from 7.6 to 7.8 on the sampling clock 6:00 a.m. to 7:00 , at 12:00 to 13:00 hours ranged from 7.0 to 7.3 , 4:00 p.m. to 17:00 hours ranged from 6.7 to 6 , 8 . The average value of organoleptic in the gills at 6:00 to 07:00 hour sampling ranged from 7.9 to 8.1, clock 12:00 to 13:00 ranged from 7.6 to 7.7 , range antara7,2 4:00p.m. to 17:00 Hours - 7.4 . The average value of the meat organoleptic sampling 6:00 to 07:00 hours ranged from 7.9 to 8.1 , 12:00 to 13:00 hours ranged from 7.5 to 7.6 , clock 16:00-17:00 ranged between 7.1 to 7 , 3 . The average value organoleptic texture sampling ranged from 6:00 to 7:00 hours to 8.0 to 8.4, 12:00 to 13:00 hours ranged from 7.2 to 7.3 , 16:00 to 17:00 hours ranged from 6.7 to 6, 8. Based on the research results of TVB-N value test, test and test the pH value value Appearance Tuna ( Thunnus albacares ) in Bersehati market is still suitable for consumption

    Studi Tentang Oksidasi Lipida Ikan Cakalang (Katsuwonus Pelamis L) Asap Yang Diolah Dan Dipasarkan Manado

    Get PDF
    Ikan cakalang (Katsuwonus pelamis L.) tergolong sumberdaya perikanan pelagis penting dan merupakan salah satu komoditi ekspor non-migas di Sulawesi Utara. Pengolahan ikan cakalang di Sulawesi Utara dilakukan dengan metode pengasapan dan dikenal dengan sebutan “cakalang fufu”. Salah satu masalah yang dihadapi pada penurunan mutu ikan adalah terjadinya oksidasi lipida yang menyebabkan ikan berbau busuk/tengik, proses ketengikan karena proses oksidasi oleh oksigen udara terhadap lemak tidak jenuh yang mengakibatkan pemecahan senyawa tersebut atau menyebabkan terjadinya ketengikan. Oksidasi lemak merupakan fenomena yang umum dan sering memberikan Perubahan kimia yang berdampak pada penurunan kualitas nutrisi, flavor dan Perubahan tekstur produk. Perubahan kimia tersebut bertanggung jawab terhadap terjadinya ketengikan flavor dan aroma. Penelitian ini secara khusus bertujuan untuk mengetahui oksidasi lipida pada ikan cakalang asap dari tempat pengolahan dan dipasarkan di Kota Manado. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif dimana data hasil penelitian dengan dua kali ulangan untuk menentukan rata-rata dari tiap pengamatan, ditambah standar deviasi dan disajikan dalam bentuk tabel. dengan parameter uji angka TBA, Kadar Air dan Kadar Abu. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: ikan cakalang (Katsuwonus pelamis. L) fufu sebagai sampel, sedangkan untuk bahan kimia yang digunakan adalah aquades, asam asetat glacial (CH3COOH), HCL (asam klorida) 4 N, pereaksi TBA (2- asam tiobarbiturat)
    corecore