19 research outputs found
Pemetaan Sebaran Substrat Sedimen Dasar Perairan Pesisir di Semenanjung Muria Kabupaten Jepara
PEMETAAN SEBARAN SUBSTRAT SEDIMEN DASAR PERAIRAN PESISIR DI SEMENANJUNG MURIA, KABUPATEN JEPARA. Kawasan pesisir Semenanjung Muria telah dilakukan studi untuk pemilihan lokasi pembangkit listrik, salah satunya adalah rencana pembangunan PLTN. Sehubungan dengan hal itu, studi terhadap sebaran substrat sedimen permukaan dasar di perairan tersebut perlu dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ukuran butir sedimen permukaan dasar di perairan pesisir Semenanjung Muria. Ukuran butir sedimen dan karakteristiknya akan bermanfaat dalam desain sistem pendingin PLTN. Metode penelitian dengan pengambilan sampel dan analisis laboratorium untuk penentuan besar ukuran butir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sedimen yang terdistribusi di perairan Semenanjung Muria didominasi oleh ukuran butir kecil yaitu dalam kelompok lanau (silt). Pola akumulasi sedimen dasar di perairan Semenanjung Muria mempunyai pola sejajar dengan garis pantai. Sebaran substrat sedimen sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik perairan, salah satunya adalah kondisi arus dan gelombang
Study of Dispersion Hazard Potential of the LPG Stations Around the RDE Site in Rainy and Dry Season
STUDY OF DISPERSION HAZARD POTENTIAL OF THE LPG STATIONS AROUND THE RDE SITE IN RAINY AND DRY SEASON. There are two LPG station (SPPBE) which are the depot of filling, storage and distribution of Liquid Petroleum Gas (LPG) namely PT. BM and PT. ISR which the distance each are 2,995 and 4,141 km from Experimental Power Reactor (RDE) site with capacity 15 and 30 tons. LPG station is a stationary source, which is one aspect of the external human induced events that need to be analyzed in the preparation of site evaluation reports to obtain site permits. Hazard potential that may occur from the depot LPG are fire, explosion and dispersion of hazardous and toxic gas. The release of LPG due to valve leakage which is then dispersed at a certain dose has potentially harmful to health, even death to the population around the RDE site. The purpose of the study was to know the effect of seasons (rainy and dry) to the potential hazard of LPG dispersion from LPG truck tank valve to the around RDE site. The method of study are collection the atmospheric data such as wind direction and speed, temperature and humidity, collection the station LPG characteristic, such as mass of gas, diameter and length of tank, and valve diameter, etc. The atmospheric data was obtained from Pondok Betung Climatology Station, in dry, transition, and rainy seasons, furthermore data was analyzed using ALOHA software version 5.4.5. The results show dispersion from LPG release due to valve leakage from PT. BM and PT. ISR around the RDE site, in the dry season (April), the transition (January and July) as well as the rainy season (October) does not hazardous to the RDE site. Maximum threat zone occurs in dry season at April (wind speed 1.54 m/s), which reaches radius 179 m with airborne LPG concentration 5500 ppm, radius 111 m with concentration 17000 ppm and radius 71 m with concentration 53000 ppm
Analisis Alternatif Tipe Pondasi Dan Ekskavasi-dalam Pada Lokasi Calon Tapak Pulau Panjang, Serang
ANALISIS ALTERNATIF TIPE PONDASI DAN EKSKAVASI-DALAM PADA LOKASI CALON TAPAK PULAU PANJANG, SERANG. Pulau Panjang merupakan salah satu lokasi alternatif yang sedang dikaji sebagai calon tapak PLTN. Tanah permukaannya didominasi oleh endapan pasir dan cangkang hingga kedalaman belasan meter, selain itu juga perselingan pasir dan lempung hingga kedalaman sekitar 120 m. Tujuan penelitian adalah menganalisis alternatif tipe pondasi dan simulasi pembuatan ekskavasi-dalam pada saat konstruksi pondasi khususnya terkait aspek kestabilan lereng. Metode yang digunakan meliputi pengumpulan data hasil analisis laboratorium mekanika tanah/batuan, pengukuran kecepatan gelombang geser dengan metode PS logging, dan analisis alternatif tipe pondasi dan ekskavasi-dalam. Hasil analisis tipe pondasi yang dapat diterapkan pada calon tapak Pulau Panjang adalah kombinasi dari pondasi rakit dan pile. Batuan dengan Vs > 400 m/s pada kedalaman 44 m dapat dijadikan sebagai dasar konstruksi pondasi rakit. Di bagian bawahnya disambung dengan pondasi pile yang dikonstruksi sampai batuan dasar dikedalaman 120 m pada Vs > 900 m/s. Hasil analisis kestabilan lereng pada ekskavasi dalam dengan ketinggian lereng 44 m, sudut vertikal, pada kondisi normal menghasilkan nilai faktor keselamatan 0,184 dan pada kondisi beban gempa sebesar 0,138. Simulasi pemasangan angkur dengan spasi 1,25 m sebanyak 15 buah menghasilkan faktor keamanan di atas 1,0
Sebaran Timbal dan Kadmium dalam Terumbu Karang Perairan Kepulauan Seribu
Meningkatnya berbagai kegiatan manusia di Jakarta dan sekitarnya akan memberikan kontribusi pencemaran logam ke lingkungan perairan Kepulauan Seribu. Sebagai sekelompok pulau karang-karang kecil, kepulauan Seribu sangat berpotensi terkena dampaknya dan dikhawatirkan dapat mengganggu kehidupan karang-karang tersebut. Tujuan penelitian untuk mengetahui sejauh mana konsentrasi Pb dan Cd dapat terekam pada skeleton terumbu karang sehingga terumbu karang dapat memberikan gambaran kondisi pencemaran di perairan Kepulauan Seribu. Pada penelitian ini digunakan sampel terumbu karang masif Porites stephensoni yang diperoleh dari perairan di sekitar Pulau Bokor, Pulau Tikus, dan Pulau Tidung Kepulauan Seribu, Jakarta Utara. Analisis Pb dan Cd menggunakan spektrofotometer serapan atom pada panjang gelombang 283 dan 228 nm, dan sebelumnya dilakukan analisis lingkar tahun untuk mengetahui umur terumbu karang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terumbu karang masif Porites stephensoni yang masing-masing diperkirakan terbentuk tahun 1979, 1951, dan 1972 mampu merekam sejumlah logam Pb dan Cd. Kemampuan terumbu karang masif Porites stephensoni merekam Pb dan Cd menunjukkan ada potensi sebagai bioindikator bahan pencemar logam di perairan. Kecenderungan peningkatan Pb dan Cd di atas tahun 2000an diduga terkait kondisi perairan kepulauan Seribu yang makin memburuk, namun belum terlihat pengaruh logam Pb dan Cd terhadap pertumbuhan terumbu karang Porites stephensoni secara signifika
Kesesuaian Rencana Pembangunan Pltn Muria dengan Kawasan Lindung di Sekitarnya
KESESUAIAN RENCANA PEMBANGUNAN PLTN MURIA DENGAN KAWASAN LINDUNG DI SEKITARNYA. Rencana pembangunan PLTN di calon tapak Ujung Lamahabang (ULA), Desa Balong, Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara telah dikaji kesesuainnya dengan Kawasan Lindung, baik yang tertuang dalam RTRW Nasional, RTRW Provinsi maupun RTRW Kabupaten. Dalam perencanaan pembangunan PLTN, kawasan lindung menjadi salah satu pertimbangan dalam perencanaan tataruang. Tujuan kajian ini adalah untuk menganalisis kesesuaian lokasi calon tapak PLTN terhadap kawasan lindung di sekitarnya, serta memberikan jaminan keselamatan terhadap kawasan lindung baik pada saat konstruksi maupun operasi serta kemungkinan adanya kecelakaan (yang dipostulasikan) pada saat operasi. Berdasarkan hal ini, maka konsep pembangunan PLTN harus mengacu pada perencanaan tataruang yang akan menjamin keberadaan kawasan lindung agar memudahkan tindakan penyelamatan bila terjadi kecelakaan. Metode penelitian yang digunakan yaitu identifikasi kawasan lindung, pembuatan zonasi pada setiap kawasan lindung berdasarkan jenisnya di sekitar lokasi calon tapak PLTN, selanjutnya menganalisis kesesuaiannya terhadap kawasan lindung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa calon tapak PLTN Muria sudah sesuai (kompatibel) dengan kawasan lindung di sekitarnya
Simulasi Sebaran Panas di Perairan Teluk Menggris, Lokasi Tapak Pltn Bangka Barat
SIMULASI SEBARAN PANAS DI PERAIRAN TELUK MENGGRIS, LOKASI TAPAK PLTN BANGKA BARAT. Penelitian telah dilakukan di perairan Teluk Menggris, Muntok, Bangka Barat yang direncanakan dibangun PLTN. Dalam penelitian ini dilakukan simulasi numerik untuk mengetahui pola sebaran ilai bepanas yang keluar dari outlet PLTN. Hasil simulasi menunjukkan bahwa pada musim barat luas penyebaran panas terhadap lingkungan, terjadi perbedaan suhu 0,50C sejauh 3 km ke arah utara dan sejauh 5 km ke arah selatan dari outlet buangan. Pada saat pasang, nilai beda suhu pada jarak 500 dari sebesar 1oC dan pada saat surut nda suhu pada jarak 50 m di atas 4.5 oC, 1 km dari outlet pembuangan nilai beda suhu masih di atas 2 oC. Sedangkan pada musim timur, penyebaran panas dengan mengalami perbedaan suhu sebesar 0,5 oC adalah sejauh 3 km hanya ke arah utara saja dari outlet buangan. Pada saat pasang sekitar 50 m dari outlet buangan panas nilai beda suhu masih di atas 3 oC, 100 m kemudian nilai beda suhu menurun hingga 1 oC
Sumber Potensial Bahaya Eksternal Akibat Kegiatan Manusia Pada Survei Tapak Pltn
SUMBER POTENSIAL BAHAYA EKSTERNAL AKIBAT KEGIATAN MANUSIA PADA SURVEI TAPAK PLTN. Dalam Safety Series No. 50-SG-S9 IAEA Guides diterangkan bahwa ”kejadian akibat kegiatan manusia” merupakan salah satu aspek penting dalam analisis regional pada kegiatan survei tapak PLTN. IAEA menerbitkan Safety Guide No. NS-G-3.1 tentang pedoman evaluasi tapak PLTN terkait potensi bahayanya. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi berbagai jenis kegiatan manusia yang menimbulkan kejadian eksternal dan kriteria Screening Distance Value (SDV) pada kegiatan survei dan evaluasi tapak PLTN. Pada kajian ini dibahas beberapa kegiatan yang menurut IAEA mempunyai potensi menimbulkan tumbukan, ledakan, lepasnya bahan beracun/toksik, awan racun dan kebakaran yang dapat mengancam keselamatan PLTN. Metode yang digunakan adalah kajian pustaka termasuk pengalaman terbaik dari beberapa negara yang mengoperasikan PLTN. Hasil menunjukkan bahwa keberadaan bandara, pelabuhan, instalasi militer, industri kimia dan kilang minyak merupakan kegiatan manusia yang perlu diperhatikan karena dapat menjadi pemicu kejadian eksternal dan mengancam keselamatan PLTN
Kajian Evolusi Geokimia dan Kaitannya dengan Tingkat Bahaya Gunung Api Muria terhadap Tapak Pltn Muria
KAJIAN EVOLUSI GEOKIMIA DAN KAITANNYA DENGAN TINGKAT BAHAYA GUNUNG API MURIA TERHADAP TAPAK PLTN MURIA. Telah dilakukan kajian aspek evolusi geokimia pada siklus Gunung Muria untuk memprediksi tingkat bahaya gunung api yang ditimbulkan di masa yang akan datang pada tapak PLTN Muria. Tujuan kajian adalah untuk mengetahui kondisi geokimia Muria, pola tektonik dan memprediksi tingkat bahaya gunung api di masa mendatang pada tapak PLTN Muria. Metodologi yang digunakan adalah pengumpulan data sekunder kondisi geokimia pada kompleks gunung api Muria selama masa aktif, melakukan korelasi siklus geokimia yang dilaluinya terhadap kondisi tektonik yang paling mungkin dialami, dan interpretasi tingkat bahaya gunung api yang ditimbulkan. Hasil kajian menunjukkan bahwa kondisi geokimia di komplek Gunung Muria tersusun atas potasium berkadar rendah yang diperkirakan dominan produk lelehan magma bertemperatur tinggi (dekompresi) dan potasium berkadar tinggi (kompresi). Pola tektonik dekompresi terkait dengan kondisi geokimia potasium rendah pada Muria tua, sedangkan pola tektonik kompresi terkait dengan kondisi geokimia potasium tinggi pada Muria muda. Tingkat bahaya gunung api di masa mendatang diindikasikan oleh sifat non kapabel dari Gunung Muria
Analisis Supposed Capable Fault sebagai Data Dukung Rencana Tapak PLTN Bojonegara, Propinsi Banten
ANALISIS SUPPOSED CAPABLE FAULT SEBAGAI DATA DUKUNG RENCANA TAPAK PLTN BOJONEGARA, PROPINSI BANTEN. Lokasi sesar dan daerah beradius 150 km dari garis sesar atau zona sesar merupakan daerah yang tertolak atau dihindari dalam pemilihan daerah tapak interes PLTN. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi keberadaan sesar permukaan atau sesar kapabel di lokasi tapak PLTN. Metodologi penelitian meliputi interpretasistruktur sesar, analisis seismik refleksi di darat dan laut, analisis seismotektonik, dan menentukan daerah terbebas bahaya pensesaran permukaan. Wilayah studi regional, yaitu radius 150 km dari daerah interes, mencakup Propinsi Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Sumatera Selatan (sebagian Lampung). Hasil interpretasi citra landsat, struktur sesar memperlihatkan pola yang berarah timur laut - barat daya yang diwakili oleh Sesar Cimandiri, barat laut – tenggara yang diwakili oleh Sesar Citandui, Sesar Baribis, Sesar Tangkuban Perahu. Pola sesar yang berarah timur laut – barat daya diperkirakan merupakan pola struktur mendatar sinistral (left lateral faults), dan pola sesar yang berarah barat laut – tenggara merupakan sesar mendatar dekstral (right lateral faults). Berdasarkan data seismik di darat, sesar yang menembus sampai Formasi Cisubuh dikategorikan sebagai Supposed Capable Fault. Analisis sekuen stratigrafi seismik laut dikorelasikan dengan satuan umur pengendapan pada Zaman Plistosen, dimana terbagi dalam QT (Batas Tersier dan Plistosen Awal), Q1 (Batas Plistosen Awal dan Plistosen Tengah), dan Q2 (Batas Plistosen Tengah dan Plistosen Akhir), suppose capable fault menembus sekuen Plistosen awal hingga akhir. Hasil analisis seismotektonik terdapat sesar kapabel diperkirakan (supposed capable fault)
Kajian Probabilitas Jatuhnya Pesawat Terbang di Area Tapak Reaktor Daya Eksperimental (RDE) PUSPIPTEK Serpong
Telah dilakukan kajian probabilitas jatuhnya pesawat terbang di area tapak RDE di kawasan Puspiptek Serpong untuk keperluan perizinan tapak RDE. Tujuan penelitian untuk mengetahui probabilitas kejadian jatuhnya pesawat terbang di area tapak RDE. Metodologi penelitian yang digunakan meliputi pengumpulan data sekunder dan primer, identifikasi sumber potensi bahaya (bandara) di sekitar tapak RDE dan pemetaan sebarannya, penapisan awal menggunakan nilai Screening Distance Value (SDV) dan Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP), serta perhitungan nilai probabilitas jatuhnya pesawat di area tapak. Penelitian dilakukan bulan Desember 2015 - Juni 2016. Hasil penelitian menunjukkan di sekitar tapak RDE terdapat 7 lapangan terbang, yaitu Soekarno Hatta (Soetta), Halim Perdanakusuma, Atang Sendjaja, Budiarto, Pondok Cabe, Rumpin dan Pulau Panjang dengan jarak berkisar 11,72 – 79,641 km dari tapak RDE. Berdasarkan nilai SDV (bandara kecil 10 km & besar 16 km) tapak RDE berada di luar radius SDV bandara. Namun demikian, berdasarkan KKOP (14,5 km), tapak RDE berada dalam radius KKOP dari 2 bandara yaitu Budiarto dan Pondok Cabe. Perhitungan probabilitas menunjukkan bahwa potensi jatuhnya pesawat terbang di area tapak RDE yang berasal dari Bandara Budiarto 0,0066 x 10-7 kejadian/tahun dan dari Pondok Cabe 0,0278 x 10-7 kejadian/tahun. Nilai probabilitas tersebut masih lebih rendah dibandingkan kriteria dalam laporan IAEA (10-7 kejadian/tahun) sehingga tapak RDE dikategorikan aman dari potensi jatuhnya pesawat terbang