2 research outputs found

    ANALISIS KARAKTERISTIK DAN MODEL KEBUTUHAN PARKIR

    Get PDF
    Aktivitas pasar tradisional di Kabupaten Tabanan yang padat menyebabkan meningkatnya volume kendaraan yang masuk dan keluar pasar pada jam-jam tertentu, sehingga banyak kendaraan yang sulit mencari tempat untuk parkir.Pada dasarnya suatu kawasan harusnya menyediakan areal parkir yang memadai sehingga mampu menampung volume kendaraan yang parkir.Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana karakteristik parkir dan model hubungan parkir pada beberapa pasar tradisional yang ada di kabupaten Tabanan. Penelitian ini dilakukan pada Pasar Tradisional Kediri, Pasar Tabanan, Pasar Dauh Pala dan Pasar Marga yang berlokasi kabupaten Tabanan. Adapun metode yang digunakan di dalam pengumpulan data adalah mengolah data primer dan sekunder. Data primer berupa survey secara langsung dan  wawancara ke petugas / kantor yang mengurus tentang parkir pada lokasi studi. Data sekunder berupa data kios dan los yang didapat dari kantor pasar pada masing-masing lokasi studi kemudian dianalisa karakteristik dan dianalisa regresi untuk mendapatkan model parkir pasar tradisional di Kabupaten Tabanan Hasil penelitian menunjukan areal parkir Pasar Kediri untuk sepeda motor (MC) mampu menampung permintaan parkir sedangkan kendaraan ringan (LV) tidak mampu menampung permintaan parkir.Areal parkir Pasar Tabanan untuk sepeda motor (MC) mampu menampung permintaan parkir sedangkan kendaraan ringan (LV) tidak mampu menampung permintaan parkir.Areal parkir Pasar Dauh Pala tidak mampu menampung permintaan parkir untuk sepeda motor (MC) dan kendaraan ringan (LV).Areal parkir Pasar Marga mampu menampung permintaan parkir untuk sepeda motor (MC) dan kendaraan ringan (LV).Model regresi dari kapasitas parkir di Pasar Tradisional Kabupaten Tabanan  untuksepeda motor (MC) yaitu Y= 89,534+0,073X1+0,084X2 dimana, jumlah kios dan jumlah los secara bersama-sama mampu mempengaruhi kapasitas parkir dan model regresi dari kapasitas parkir di Pasar Tradisional Kabupaten Tabanan  untuk kendaraan ringan (LV) yaitu Y= 23,267+0,035X1+0,073X2 dimana, jumlah kios dan jumlah los secara bersama-sama mampu mempengaruhi kapasitas parki

    PERBANDINGAN DESAIN STRUKTUR BETON BERTULANG ANTARA METODE GARIS LELEH DAN METODE ELEMENT SHELL PADA PELAT STUDI KASUS GEDUNG SMPN 4 PETANG

    No full text
    Metode yang digunakan dalam analisis ini adalah metode pembebanan garis leleh dan metode pembebanan element shell. Tujuan dari analisis ini adalah : (1). Untuk mengetahui jumlah tulangan struktur yang dihasilkan dari kedua metode tersebut, (2). Mengetahui presentse perbandingan luas tulangan yang dihasilkan dari kedua metode tersebut, (3). Mengetahui metode yang lebih efisien. Hasil yang didapat dari analisis ini antara lain : (1)(a). Untuk jumlah tulangan pokok kolom 20 x 20 metode garis leleh didapat 4D16, metode element shell didapat 4D16, (b). Untuk jumlah tulangan pokok kolom 30 x 30 metode garis leleh didapat 5D16, metode element shell didapat 6D16, (c). Untuk jumlah tulangan pokok top area balok 25 x 35 metode garis leleh didapat 3D16, metode element shell didapat 3D16, (d). Untuk jumlah tulangan pokok top area balok 25 x 60 metode garis leleh didapat 4D16, metode element shell didapat 4D16, (e). Untuk jumlah tulangan pokok top area ring balok 20 x 25 metode garis leleh didapat 2D10, metode element shell didapat 2D10, (f). Untuk jumlah tulangan pokok top area sloof 20 x 30 metode garis leleh didapat 3D13, metode element shell didapat 3D13. (2)(a). Pada kolom perhitungan dengan metode element shell lebih besar 1.418% dari metode garis leleh, (b). Pada balok perhitungan dengan metode element shell lebih besar 1.950% dari metode garis leleh, (c). Pada ring balok perhitungan dengan metode garis leleh lebih besar 2.942% dari metode element shell, (d). Pada sloof perhitungan dengan metode element shell lebih besar 23.958% dari metode garis leleh. (3). Metode yang lebih efisien dalam analisa ini adalah metode garis leleh yang menghasilkan jumlah tulangan yang lebih sedikit
    corecore