3 research outputs found

    Antibiofilm Effect of Rambutan Leaf Extract (Nephelium lappaceum L.) on Selected Periodontal Pathogens

    Get PDF
      Introduction: In Indonesia, periodontal disease is one of the dental and oral diseases with the highest prevalence. Bacteria in subgingival plaque can cause periodontal disease, such as Porphyromonas gingivalis and Fusobacterium nucleatum. Herbal medicine has potential as an alternative in the treatment of periodontal disease, for example, rambutan leaves (Nephelium lappaceum L.) are known to have antibacterial properties because they contain flavonoids, tannins, and saponins. Objective: To determine the effects of rambutan leaf extract (Nephelium lappaceum L.) on development of Porphyromonas gingivalis and Fusobacterium nucleatum biofilms. Methods: This study was carried out using the biofilm assay method with crystal violet staining and rambutan leaf extract (Nephelium lappaceum L.) with concentrations of 100%, 50%, 25%, 12.5%, 6.25%, and 3.125% were used as the test material. A microplate reader with a wavelength of 490 nm was used to measure the biofilm density of Porpyromonas gingivalis ATCC 33277 and Fusobacterium nucleatum ATCC 25586. The data obtained were then analyzed statistically using one-way analysis of variance (ANOVA), with a significance level of p<0.05. Results: The most effective concentration of rambutan leaf extract for inhibiting biofilm development at 24 hours incubation was a 100% concentration with an average optical density (OD) of 0.147 against Porphyromonas gingivalis and a 100% concentration with an average OD of 0.077 against Fusobacterium nucleatum. Conclusion: Rambutan leaf extract (Nephelium lappaceum L.) is capable of inhibiting the development of Porphyromonas gingivalis and Fusobacterium nucleatum biofilms, respectively

    PENINGKATAN KUALITAS BIOGAS LIMBAH PABRIK TAHU KELURAHAN MENTAOS DENGAN METODE ABSORBSI MENGGUNAKAN Ba(OH)2

    Get PDF
    Pemanfaatan limbah cair tahu menjadi biogas merupakan salah satu cara mengurangi krisis energi yang terjadi pada masa sekarang. Biogas merupakan salah satu energi terbarukan yang berasal dari berbagai macam limbah organik seperti biomassa, kotoran manusia dan kotoran hewan yang mengandung gas metana (CH4) karbondioksida (CO2) dan hidrogen sulfida (H2S). Kandungan CO2 dalam biogas menyebabkan turunnya nilai kalori biogas, oleh karena itu perlu dilakukan pemurnian untuk meningkatkan kualitas biogas dengan mengurangi kandungan gas CO2.  Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah Ba(OH)2 dapat dijadikan absorben untuk mengikat CO2, mengetahui pengaruh konsentrasi Ba(OH)2 terhadap proses pemurnian biogas dan mendapatkan produk biogas yang lebih murni. Penelitian ini dilakukan pada Pabrik Tahu Sumber Indah yang berlokasi di kelurahan Mentaos Banjarbaru dengan metode absorbsi menggunakan larutan Ba(OH)2 dengan variasi konsentrasi 0,5 dan 1,5 M. Dari penelitian didapatkan bahwa Ba(OH)2 dapat digunakan sebagai absorben untuk mengurangi kadar CO2 dalam biogas. Hasil dari penyerapan CO2 yang paling baik didapatkan pada larutan Ba(OH)2 1,5 M dengan kadar CO2 sebesar 0,887% dan CH4 sebesar 78,666

    Peningkatan Kualitas Biogas Limbah Pabrik Tahu Kelurahan Mentaos dengan Metode Absorbsi Menggunakan Ba(oh)2

    Full text link
    Pemanfaatan limbah cair tahu menjadi biogas merupakan salah satu cara mengurangi krisis energi yang terjadi pada masa sekarang. Biogas merupakan salah satu energi terbarukan yang berasal dari berbagai macam limbah organik seperti biomassa, kotoran manusia dan kotoran hewan yang mengandung gas metana (CH4) karbondioksida (CO2) dan hidrogen sulfida (H2S). Kandungan CO2 dalam biogas menyebabkan turunnya nilai kalori biogas, oleh karena itu perlu dilakukan pemurnian untuk meningkatkan kualitas biogas dengan mengurangi kandungan gas CO2. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah Ba(OH)2 dapat dijadikan absorben untuk mengikat CO2, mengetahui pengaruh konsentrasi Ba(OH)2 terhadap proses pemurnian biogas dan mendapatkan produk biogas yang lebih murni. Penelitian ini dilakukan pada Pabrik Tahu Sumber Indah yang berlokasi di kelurahan Mentaos Banjarbaru dengan metode absorbsi menggunakan larutan Ba(OH)2 dengan variasi konsentrasi 0,5 dan 1,5 M. Dari penelitian didapatkan bahwa Ba(OH)2 dapat digunakan sebagai absorben untuk mengurangi kadar CO2 dalam biogas. Hasil dari penyerapan CO2 yang paling baik didapatkan pada larutan Ba(OH)2 1,5 M dengan kadar CO2 sebesar 0,887% dan CH4 sebesar 78,666
    corecore