52 research outputs found

    Penyesuaian Diri Atlet Tenis Meja Pplp (Pusat Pembinaan Dan Latihan Olahraga Pelajar) Jawa Tengah

    Full text link
    Penyesuaian diri merupakan kemampuan individu untuk mendapatkan kententraman secara internal dan hubungannya dengan dunia sekitarnya. Sementara itu, tenis meja merupakan salah satu bentuk olahraga yang juga sering dijadikan hobi bagi sebagian orang. Di Indonesia, tenis meja telah menjadi bagian dari olahraga keatletan yang cukup menjanjikan, sehingga mulai dari kalangan remaja sekolah pun mengikutinya. Penelitian ini menggunakan pendekatan Interpretative Phenomenologikal Analysis (IPA), pendekatan IPA dipilih karena memiliki prosedur analisis data yang sistematis dan terperinci. Penelitian ini menggunakan tiga subjek yang memiliki profesi sebagai atlet tenis meja PPLP, yang masih berstatus sebagai siswa sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyesuaian diri yang dialami ketiga subjek berkaitan erat dengan proses awal menuju keatletan, penyesuaian dengan dunia keatletan itu sendiri, Perubahan selama menjadi atlet, dan akhirnya orientasi keatletan. Penyesuaian diri yang dilakukan oleh ketiga subjek menurut hasil penelitian ini lebih menitikberatkan pada pengalaman-pengalaman para subjek untuk menyeimbangkan antara harapan dan Kenyataan yang berkaitan dengan dunia keatletan dalam konteks bahwa para subjek masih berstatus sebagai siswa sekolah

    The Relationship Between Adversity Intelligence and Sensation Seeking Among Nature Lovers College Students in Semarang

    Full text link
    This study aims to determine the relationship between Adversity Intelligence andSensation Seeking in Nature Lovers Students in Semarang. Study population asmuch as 258 students from 18 University nature lovers organizations in Semarangwith as many as 149 students as a sample. Sampling technique using proportionalrandom sampling. Methods of data collection in this study using AdversityIntelligence Scale and the Sensation Seeking Scale. Analysis of data using simplelinear regression analysis.Simple linear regression analysis showed a positive and significant relationshipbetween Adversity Intelligence and Sensation Seeking on nature lovers student. Itcan be seen from the magnitude of the rxy = 0.277 p = 0.001 (p <0,05). Rxy valuesindicate positive direction of the correlation between the two variables, meaningthat the higher Adversity Intelligence, the higher Sensation Seeking, andconversely the lower Adversity Intelligence, the lower Sensation Seeking.Adversity Intelligence give 7.7% effective contribution value of the SensationSeeking. This result indicates that the level of Sensation Seeking consistency7.7% can be predicted by Adversity Intelligence, while the remaining 92.3% isdetermined by other factors that are not revealed in this study such as age,environment, education and sosioeconomic conditions

    Pengalaman Psikologis Pelukis Kaki: Studi Kualitatif Fenomenologi Pada Association of Mouth and Foot Painting Artist Di Indonesia

    Full text link
    Tuna daksa berusaha melawan perasaan rendah diri akibat ketidaksempurnaan fisik yang dimilikinya, perasaan tersebut mendorong tuna daksa untuk mencapai keberhasilan di suatu bidang. Penelitian ini bermaksud memahami pengalaman psikologis pelukis kaki pada Association of Mouth and Foot Painting Artist (AMFPA). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologis, DFI (Deskripsi Fenomenologi Individual) karena memiliki prosedur analisis data yang terperinci mulai dari episode sebelum menjadi pelukis hingga sudah menjadi pelukis. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara. Subjek penelitian berjumlah dua orang yang diperoleh menggunakan teknik purposive sampling. Hasil riset menunjukan bahwa pengalaman psikologis subjek melalui tiga episode: 1) Episode sebelum menjadi pelukis subjek mengalihkan perasaan rendah diri dengan menggambar menggunakan kaki, membaca buku dan mengembangkan keterampilan; 2) Episode awal berisi tentang USAha subjek unggul di bidang seni lukis dengan menjadi pribadi yang kreatif, yaitu giat berlatih, fokus dan menikmati proses, banyak mencari referensi ide, serta mampu meningkatkan kualitas hasil lukisan; 3) Episode setelah menjadi pelukis berisikan bagaimana subjek memaknai karya lukisan. SS memaknai karya seni sebagai sarana komunikasi untuk menyampaikan pesan dalam membangun arti pada hidup, sedangkan SH memaknai karya lukisan sebagai daya motivasi yang membangkitkan semangat untuk bisa meraih keberhasilan

    Intensi Prososial Ditinjau Dari Pola Asuh Ibu Pada Siswa SMP

    Full text link
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji hipotesis apakah ada perbedaan intensi prososial ditinjau dari pola asuh ibu pada siswa SMP N 16 Surakarta. Populasi penelitian ini yaitu siswa-siswi SMP N 16 Surakarta yang tinggal bersama ibu sejak lahir. Sampel yang dilibatkan sebanyak 111 siswa yang dikategorikan kedalam pola asuh autoritatif, autoritarian, permisif, dan neglect. Skala yang digunakan adalah Skala Pola Asuh Ibu yang disusun berdasarkan dimensi warmth dan dimensi control dan Skala Intensi Prososial. Uji hipotesis menggunakan anava satu jalur dengan hasil probabilitas hitung sebesar 7,831 (≥ F tabel) dan p = 0,000 (< 0,05). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa hipotesis penelitian diterima, artinya terdapat perbedaan intensi prososial pada remaja ditinjau dari pola asuh ibu. Saran bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian serupa agar mempertimbangkan faktor-faktor lain yang mungkin berpengaruh terhadap variabel pola asuh maupun variabel intensi prososial

    Hubungan Antara Persepsi Terhadap Peran Ayah Dan Penyesuaian Sosial Pada Siswa Kelas XI SMA Islam Hidayatullah Semarang

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi terhadap peran ayah dan penyesuaian sosial pada siswa dan seberapa besar sumbangan efektifnya. Populasi penelitian adalah siswa kelas XI SMA Islam Hidayatullah Semarang. Sampel yang dilibatkan dalam penelitian ini berjumlah 62 siswa yang ditentukan dengan teknik incidental sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan Skala Persepsi terhadap Peran Ayah (40 aitem; α=0,960) dan Skala Penyesuaian Sosial (48 aitem; α=0,901). Hasil analisis regresi sederhana menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara persepsi terhadap peran ayah dengan penyesuaian sosial (r=0,362; p=0,002). Semakin positif persepsi terhadap peran ayah maka semakin baik penyesuaian sosialnya. Disamping itu diketahui pula variabel persepsi terhadap peran ayah memiliki sumbangan efektif sebesar 13,1% pada variabel penyesuaian sosial. Sedangkan sisanya ditentukan oleh faktor lain yang tidak diungkapkan dalam penelitian ini
    • …
    corecore