18 research outputs found

    Performan Broiler yang Diberi Ransum Mengandung Tepung Kulit Buah Naga tanpa dan dengan Aspergillus Niger Terfermentasi

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh pemberian tepung kulit buah naga tanpa atau terfermentasidalam ransum terhadap performans ayam broiler. Rancangan acak lengkap (RAL) dengan 7 perlakuan dan 3ulangan digunakan dalam penelitian ini. Penelitian menggunakan ayam broiler jantan umur dua minggu sebanyak84 ekor. Perlakuan adalah ransum tanpa menggunakan tepung kulit buah naga (kontrol atau P0), ransum denganmenggunakan tepung kulit buah naga 2% (P1), ransum dengan menggunakan tepung kulit buah naga terfermentasi2% (P2), ransum dengan menggunakan tepung kulit buah naga 4% (P3), ransum dengan menggunakan tepungkulit buah naga terfermentasi 4% (P4), ransum dengan menggunakan tepung kulit buah naga 6% (P5), ransumdengan menggunakan tepung kulit buah naga terfermentasi 6% (P6). Peubah yang diamati konsumsi pakan,pertambahan bobot badan, konversi pakan, mortalitas dan persentase bagian-bagian karkas. Hasil penelitianmenunjukkan ransum mendapat tepung kulit buah naga tanpa dan dengan terfermentasi berbeda tidak nyata(P>0,05) terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, konversi pakan dan mortalitas. Sama halnyadengan persentase bagian-bagian karkas ayam broiler yang meliputi persentase dada, persentase sayap, persentasepaha, dan persentase punggung menunjukkan hasil yang berbeda tidak nyata (P>0,05). Pemberian tepung kulitbuah naga tanpa dan dengan terfermentasi sampai level 6% dapat diberikan pada ternak ayam broiler

    Analisis Standarisasi Laboratorium Biologi Dalam Proses Pembelajaran Di SMA Negeri Kota Denpasar

    Full text link
    Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengungkap standarisasi laboratorium yang ada di SMA Negeri Kota denpasar, dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional dimana dalam penentuan responden menggunakan tehnik probability sampling. Responden dalam penelitian ini berjumlah sebanyak 200 responden yang terdiri dari kepala sekolah, guru bidang studi, petugas laboran laboratorium biologi serta siswa siswi yang sudah menginjak kelas XII IPA. Pengujian dalam penelitian ini menggunakan pengujian mengkorelasikan sekor setiap item jawaban responden dengan total item pernyataan dengan mencari sekor presentase rata-rata. Data hasil penelitian ini di uji dengan menggunakan rumus presentase rata-rata. Hasil dalam penelitian deskriptif ini menunjukkan bawa kondisi daya dukung fasilitas alat-alat laboratorium IPA/Biologi yang ada di kota denpasar menunjukkan bahwa kondisinya hampir memenuhi standar minimal yang telah ditetapkan yakni (1) Fasilitas Perabot yang ada di ruang laboratorium IPA/Biologi di SMA Negeri Kota Denpasar belum memenuhi standar minimal ( 80.56 % ), (2) Fasilitas alat ukur dasar laboratorium yang ada di ruang laboratorium IPA/Biologi di SMA Negeri Kota Denpasar masih berada di bawah standar minimal ( 96.80 % ), (3) Fasilitas Gambar/charta yang ada di ruang laboratorium IPA/Biologi di SMA Negeri Kota Denpasar belum memenuhi standar minimal ( 83.73 % ), (4) Fasilitas bahan-bahan yang ada di ruang laboratorium IPA/Biologi di SMA Negeri Kota Denpasar belum memenuhi standar minimal ( 97.77 % ), (5) Fasilitas papan tulis yang ada di ruang laboratorium IPA/Biologi di SMA Negeri Kota Denpasar sudah memenuhi standar minimal ( 100% ), 6) Fasilitas perlengkapan lain yang ada di ruang laboratorium IPA/Biologi di SMA Negeri Kota Denpasar belum memenuhi standar minimal ( 77.77 % ). Dari segi managemen pengelolaan laboratorium SMA Negeri kota Denpasar semua tergolong sangat baik sedangkan untuk efektivitas dalam pemanfaatan ruang laboratorium yang ada di kota denpasar menunjukkan sangat baik.Kata Kunci : Daya Dukung Sarana Prasarana , Pengelolaan Laboratorium , Efektivitas Pemanfaatan Laboratorium This study uses a quantitative approach to the type of correlational studies in which the determination of respondents use probability sampling technique. Respondents in this study amounted to as much as 200 respondents consisting of principals, subject teachers, lab biology laboratory personnel and students of class XII are already stepping IPA. Testing in this study using the test correlate each item sekor respondents with a total item statement by finding the average percentage Silverback. The data on the test results of this study using the average percentage formula. The results of this descriptive study show that your condition carrying facility of laboratory equipment IPA / Biology in the city of Denpasar shows that the condition nearly meet the minimum standards that have been established that ( 1 ) the existing facilities in the room furnishings laboratory science / biology in SMA Denpasar city as much as 80.56 % of data obtained not meet minimum standards , ( 2 ) basic laboratory facilities measuring instruments that exist in space science laboratory / Biology in SMA Denpasar gained as much as 96.80 % of data is still below minimum standards , ( 3 ) facilities Picture / Charta existing laboratory space science / biology in SMA Denpasar as much as 83.73 % of data obtained not meet minimum standards , ( 4 ) facilities existing materials in the science lab / Biology in SMA Denpasar as much as 97.77 % of data obtained not meet minimum standards , ( 5 ) existing whiteboard facilities in laboratory science / biology in SMA Denpasar gained as much as 100 % of data already meets the minimum standard , 6 ) other equipment facilities that exist in the space science lab / Biology in SMA Denpasar city as much as 77.77 % of data obtained not meet minimum standards . In terms of management of SMA laboratory management of Denpasar all classified as very good , while for effectiveness in the utilization of laboratory space in the city of Denpasar showed very good

    Pengaruh Suplementasi Multi Nutrient Block terhadap Status Hematologi Kelinci Lokal

    Full text link
    Penelitian telah dilakukan untuk mengetahui status hematologi kelinci diberi pakan rumput yang disuplementasiMulti Nutrient Block (MNB). Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok, dengan lima kali ulangan.Perlakuan terdiri dari kelinci diberi rumput lapangan sebagai kontrol (R0), ransum kontrol yang disuplementasiMNB 5 g/ekor/h (R1), ransum kontrol yang disuplementasi MNB 10 g/ekor/h (R2), ransum kontrol yang disuplementasiMNB 15 g/ekor/h (R3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan eritrosit, leukosit, hematokrit, glukosadan trigiserida darah kelinci tidak dipengaruhi oleh tingkat suplementasi MNB (P<0,05), namun kandungan haemoglobindarah kelinci semakin meningkat dengan meningkatnya suplementasi MNB (P>0,05). Dapat disimpulkanbahwa suplementasi MNB berpengaruh positif terhadap status haemoglobin darah kelinci. Kata kunci; MNB, status hematologi, Lepus negricolli

    Growth Performance of Male Rabbits (Lepus negricollis) Fed Different Levels of Fermented Coffee Pulp

    Get PDF
    The traditional rabbit raising resulted in very poor growth of rabbit so a study was carried out on growth performance of male rabbit fed different levels of fermented coffee pulp. A randomized block design (RBD) with five treatments and four replicates of two rabbits in each treatment was used in this experiment. The treatments were diet without coffee pulp (R0), diet with 10% unfermented coffee pulp (R1), diet with 20% unfermented coffee pulp (R2), diet with 10% fermented coffee pulp (R3), and diet with 20% fermented coffee pulp (R4). Each treatment consisted of 8 male five week old local rabbits. Variables observed were final body weight, weight gain, feed intake, water consumption, feed efficiency, dry matter, energy and protein digestibility. The results showed that rabbits given ration with 10% fermented coffee pulp (R3) revealed higher dry matter energy and protein digestibility. Further, they had the highest final body weight, weight gain and highest feed efficiency. It was concluded that the use of 10% fermented coffee pulp in the diet produced the highest performance compared to other treatments. Fermented coffee pulp at the level of 10% could be recommended to farmers for substituting rice bran in rabbits diets

    Performans Ayam Broiler yang Diberi Pakan Mengandung Tepung Lumpur Sawit Tidak dan Difermentasi Aspergillus Niger dengan Aras yang Berbeda

    Full text link
    Penelitian ini mengkaji pengaruh pemanfaatan lumpur sawit tidak dan difermentasi terhadap performansbroiler. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 7 perlakuan dan 3 kali ulangan.Penelitian menggunakan broiler jantan umur 2 minggu sebanyak 84 ekor yang dibagi dalam 21 unit percobaan.Perlakuan yaitu P0: Ransum tanpa mengandung tepung lumpur sawit (Kontrol), P1: Ransum mengandung 5%tepung lumpur sawit, P2: Ransum mengandung 5% tepung lumpur sawit fermentasi, P3: Ransum mengandung 10%tepung lumpur sawit, P4: Ransum mengandung 10% tepung lumpur sawit fermentasi, P5: Ransum mengandung15% tepung lumpur sawit, dan P6: Ransum mengandung 15% tepung lumpur sawit fermentasi. Peubah yangdiamati meliputi pertambahan bobot badan, konsumsi pakan, konversi pakan, mortalitas, persentase karkas, kadarkolesterol dalam darah, dan nilai IOFCC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertambahan bobot, konversi pakan,mortalitas, dan persentase karkas tidak berbeda nyata (P>0,05), konsumsi pakan antar perlakuan P0, P2, P4 tidakberbeda (P>0,05) dan berbeda (P<0,05) dengan P1, P3, P5, dan P6. Kadar kolesterol darah ayam antara perlakuanP0, P4, P5, dan P6 tidak berbeda (P>0,05), tetapi berbeda (P<0,05) dengan perlakuan P1, P2, P3. Pemberian pakanmengandung tepung lumpur sawit tidak dan difermentasi sampai level 15% dapat diberikan pada ternak ayambroiler tanpa menurunkan performans

    Kecernaan Pakan Kelinci Lokal (Lepus Nigricollis) Yang Diberi Pakan Multi Nutrient Block Berbasis Rumput Lapangan

    Full text link
    Peningkatan produktivitas ternak kelinci dapat diukur dari kecernaan pakan yang diberikan dan dapat dilakukandengan memberikan suplementasi Mineral Nutrient Block (MNB). Penelitian dilaksanakan dengan menggunakanRangcangan Acak Kelompok (RAK) dengan lima kali ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah R0: pakan kontrol(rumput lapangan) dengan kandungan energi termetabolis 1830 kkal/kg dan CP:9,1%, R1: ransum kontrol yangdisuplementasi MNB 5 g/ekor/hari, R2: ransum kontrol yang disuplementasi MNB 10 g/ekor/hari, R3: ransumkontrol yang disuplementasi MNB 15 g/ekor/hari. Rumput lapangan diberikan secara ad libitum dalam bentuksegar dan dipotong-potong dengan panjang 5 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai cerna bahan kering,nilai cerna energi dan nilai cerna protein tertinggi pada R3 yaitu masing-masing 59,22%, 68,88% dan 43,72%.Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian Multi Nutrient Block sebanyak 15% memberikankecernaan tertinggi pada kecernaan bahan kering, energi dan protein pakan

    Performans Kelinci Lokal (Lepus Nigricollis) Yang Diberi Ransum Dengan Kandungan Energi Berbeda

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui performans kelinci jantan lokal (Lepus nigricollis) yang diberi ransum dengan kandungan energi termetabolis berbeda. Percobaan dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan empat perlakuan dan empat ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini adalah: ransum dengan kandungan energi termetabolis 2200 K.kal/kg (R1), 2500 K.kal/kg (R2), 2800 K.kal/kg (R3) dan 3100 K.kal/kg (R4). Ransum dibuat iso protein dengan kandungan protein kasar 16%. Kelinci yang dipergunakan adalah kelinci jantan lokal lepas sapih dengan umur 4-5 minggu. Variabel yang diamati adalah koefisien cerna bahan kering, efisiensi Perubahan GE menjadi DE, berat badan akhir, konsumsi ransum, pertambahan berat badan dan konsumsi air minum. Tidak terjadi perbedaan yang nyata (P>0,05) pada perlakuan ransum terhadap variabel koefisien cerna bahan kering, efisiensi Perubahan GE menjadi DE dan konsumsi air minum. Kelinci yang mendapat perlakuan ransum R1 menghasilkan berat badan akhir paling rendah yang berbeda nyata (P<0,05) dibandingkan dengan R2, R3 dan R4. Konsumsi ransum pada kelinci yang mendapat perlakuan R1 paling rendah yang berbeda nyata (P<0,05) dibandingkan dengan R2, R3 dan R4. Kelinci yang mendapat perlakuan R3 menghasilkan pertambahan berat lebih tinggi (P<0,05) daripada R2 dan R1 namun perlakuan R3 berbeda tidak nyata (P>0,05) dibandingkan dengan R4. Nilai konversi ransum pada kelinci yang mendapat perlakuan R1 paling tinggi yang berbeda nyata (P<0,05) dibandingkan dengan R2, R3 dan R4. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ransum dengan kandungan energi termetabolis 2800 K.kal/kg (R3) menghasilkan performans lebih tinggi daripada 2200 K.kal/kg (R1), 2500 K.kal/kg (R2) dan 3100 K.kal/kg (R4)

    Pengaruh Penggantian Tepung Ikan dengan Susu Afkir dalam Ransum terhadap Performa Produksi dan Kecernaan Nutrien Ayam Buras Jantan

    Full text link
    The purpose of this study is to determine the effect of fish meal substitution with expired milk in diets on theproductivity of cockerels at the age of 2-10 weeks. This study was carried out in Puger Village, Jember Regency,East Java. A Completely Randomized Design (CRD) was used with five treatments and five replicates. Totally, therewere 25 experimental units and each unit consists of four cockerels fed without fish meal (R0); 25% diets of fishmeal substitution with expired milk (R1); 50% diets of fish meal substitution with expired milk (R2); 75% diets offish meal substitution with expired milk (R3) and 100% diets of fish meal substitution with expired milk (R4). Dietsand water were given ad libitum. The variables observed were performance and nutrient digestibility. It showedthat cockerels fed 75% diets of fish meal substitution with expired milk (R3) produced higher final body weightand nutrient digestibility (P<0.05) compared to treatment R0, R1, R2 and R4. Treatment R3 produced 75.08%digestibility coefficient of dry ingredient and 72,21% digestibility coefficient of crude protein. It can be concludedthat 75% fish meal substitution with expired milk produced better performance and nutrient digestibility comparedto other treatment

    Pengaruh Penggunaan Limbah Kulit Kopi Terfermentasi (Aspergillus Niger) dengan Aras Berbeda dalam Ransum terhadap Pertumbuhan Ayam Buras

    Full text link
    An experiment was carried out to study the effect of fermented and not fermented coffee skin waste to the growthof kampong chicken. A completely randomized design, with five treatments and five replications were used so thereare 25 experiment units and each unit consisted of 4 cockerels. The Treatments as of P0: diet without coffee skinwaste (diet control), P1: diet containing non fermented coffee skin waste 10%, P2: diet containing non fermentedcoffee skin waste 20%, P3: diet containing fermented coffee skin waste 10% and P4: diet containing fermentedcoffee skin waste 20%. The variables measured were performance including the final body weight, weight gain,feed consumption, feed conversion ratio, water consumption, and carcass characteristics. Based on result,it can beconcluded that kampong chicken given diet with additional fermented and non fermented coffee skin waste up to20% level has no effect on the growth of kampong chicken age 3-11 weeks, but there is a tendency that the best dietis10% fermented coffee skin
    corecore