6 research outputs found

    Variasi Jenis Pahat Terhadap Tingkat Kekerasan Permukaan Baja ST. 41 Pada Proses Bubut CNC HJ-28

    Get PDF
    CNC mempunyai ketelitian yang tinggi, ketepatan dimensi, waktu produksi yang lebih efektif, dan produktivitas tinggi. Hasil pengerjaan mesin CNC bergantung pada parameter permesinan, seperti cutting speed, federate, depth of cut, material benda, pendinginan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari variasi pahat agar diketahui pahat yang baik selama proses permesinan CNC bubut sehingga mendapatkan setting yang sesuai sehingga menghasilkan kualitas yang baik pada kekasaran permukaan dan kekerasan permukaan. Bahan yang digunakan adalah Baja ST.41, alat yang digunakan adalah mesin bubut CNC HJ-28  dengan variasi jenis pahat insert, HSS bohler, karbida, kemudian  Baja ST.41 diproses dengan mesin bubut CNC dengan kecepatan putar spindle (spindle speed) tetap 500 rpm dan gerak pemakanan pahat tetap 50 mm/menit dengan kedalaman 2 mm, kemudian  melakukan uji kekasaran permukaan dan kekerasan. Nilai kekasaran pada pahat insert =1,33 µm, pahat HSS bohler = 1,14 µm, dan pahat karbida = 1,84 µm, pengujian kekasaran pemukaan hasil yang paling halus yaitu pahat HSS bohler = 1,14 µm sedangkan yang paling kasar yaitu pahat karbida = 1,84 µm. Nilai kekerasan untuk pahat insert  = 144 kg/mm², pahat HSS bohler = 140,33 kg/mm², dan pahat karbida = 140,33 kg/mm². Pengujian kekerasan hasil yang paling keras yaitu pahat insert = 144 kg/mm²

    VARIASI JENIS PAHAT TERHADAP TINGKAT KEKERASAN DAN KEKASARAN PERMUKAAN BAJA ST 41 PADA PROSES BUBUT CNC HJ-28

    Get PDF
    CNC mempunyai ketelitian yang tinggi, ketepatan dimensi, waktu produksi yang lebih efektif, dan produktivitas tinggi. Hasil pengerjaan mesin CNC bergantung pada parameter permesinan, seperti cutting speed, feedrate, depth of cut, material benda, pendinginan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari variasi pahat agar diketahui pahat yang baik selama proses permesinan CNC bubut sehingga mendapatkan setting yang sesuai sehingga menghasilkan kualitas yang baik pada kekasaran permukaan dan kekerasan permukaan. Bahan yang digunakan adalah Baja ST. 41, alat yang digunakan adalah mesin bubut CNC HJ-28 dengan variasi jenis pahat Insert, HSS Bohler, karbida, kemudian Baja ST 41 diproses dengan mesin bubut CNC dengan kecepatan putar spindel (spindle speed) tetap 500 rpm dan gerak pemakanan pahat tetap 50 mm/menit dengan kedalaman 2 mm, kemudian melakukan uji kekasaran permukaan dan kekerasan. Nilai kekasaran pada pahat insert =1,33 µm, pahat HSS Bohler = 1,14 µm, dan pahat karbida = 1,84 µm, pengujian kekasaran pemukaan hasil yang paling halus yaitu pahat HSS Bohler = 1,14 µm sedangkan yang paling kasar yaitu pahat karbida = 1,84 µm. Nilai kekerasan untuk pahat insert = 144 kg/mm², pahat HSS Bohler = 140,33 kg/mm², dan pahat karbida = 140,33 kg/mm². Pengujian kekerasan hasil yang paling keras yaitu pahat insert = 144 kg/mm². Kata kunci: Variasi jenis pahat, tingkat kekasaran, kekerasan, proses bubut CNC

    Pengaruh Variasi Waktu Electroplating Terhadap Warna Emas Antik (Antique Gold) Pada Medali Dengan Material Zinc Alloy

    No full text
    Eletroplating warna emas antik (antique gold) melewati empat tahap utama yakni pembersihan, brush (aktifasi penyepuhan warna keemasan),  Pencelupan warna klasik, dan clear (pelapisan pengkilat dan anti gores). Untuk menentukan warna emas antik pada proses elektroplating, biasanya setiap orang atau perusahaan mempunyai hasil yang berbeda beda pada setiap warna emas antik yang dibuat, ini mengakibatkan kesulitan menemukan keseragaman warna emas antik pada proses elektroplating khususnya pada pembuatan dan pewarnaan medali. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh variasi hasil elektroplating dengan warna emas antik pada medali dengan material zinc alloy. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental menggunakan peralatan proses elektroplating dengan melakukan pengujian warna emas antik (antique gold) terhadap benda uji yaitu medali dengan material zinc alloy yang berdiameter 50 mm dan tebal 4 mm, dengan memvariasikan waktu proses elektroplating. Hasil penelitian menggunakan peralatan proses elektroplating dengan hasil akhir bahwa semakin lama proses aktivasi elektroplating, maka warna yang dihasilkan semakin gelap

    DESAIN TURBIN ANGIN POROS VERTIKAL UNTUK PENGGERAK POMPA AIR

    Get PDF
    Potensi energi angin di indonesia sangat melimpah. Sumber energi dari angin merupakan salah satu sumber energi bersih. Pengembangan turbin angin sangat sesuai dengan kondisi tersebut. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan menggunakan turbin angin vertical dengan jari-jari 70 cm, tinggi 150 cm, dengan dua buah sudu lebar 40 cm. Untuk mempermudah dalam pengambilan data antara sudu dan lengan turbin di buat seperti sendi agar mudah untuk mengatur sudut sudu. Hasil data yang didapatkan dari penelitian ini adalah daya terbesar turbin angin poros vertikal yaitu 9,2 watt yang menghasilkan debit air sekitar 0,086 m3/s, dengan daya teoretis 0,0002334 watt. Karakter dari turbin angin poros vertikal ini dapat berputar jika di kenai kecepatan angin yang rata-rata 3 m/s, sehingga turbin angin poros vertikal ini membutuhkan tempat yang lapang atau tinggi untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal sehingga sudu dapat berputar dengan baik pula. Dalam pengambilan data mencari debit air yang maksimum dari pengujian kecepatan angin 1 s/d 4 m/s diperoleh debit air yng paling tinggi. Kata Kunci : debit air, pompa hidran, turbin angin

    ANALISA PENGARUH VARIASI PUTARAN MESIN CNC MILLING MCV- 1100 TERHADAP SIFAT MEKANIK LOGAM ALUMINIUM AA 5052 - H112

    No full text
    CNC milling (Computer Numerically Controlled Milling) adalah merupakan salah satu proses permesinan non konvensional yang pergerakan meja mesin (sumbu X dan Y ) serta spindel (sumbu Z atau rumah cutter) dikendalikan oleh suatu program program berisi langkah-langkah perintah yang harus dijalankan oleh mesin CNC (huruf per huruf atau angka per angka) yang disebut dengan program NC (Numerecally Control). Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari variasi putaran mesin agar diketahui putaran yang baik selama proses permesinan milling sehingga mendapatkan setting yang sesuai pada putaran mesin sehingga menghasilkan kualitas yang baik pada kekasaran permukaan dan kekerasan permukaan. Bahan yang digunakan adalah Aluminium AA 5052 - H112, alat yang digunakan adalah mesin Milling MCV- 1100 menggunakan pahat face mild, kemudian Aluminium di proses dengan milling dengan variasi putaran mesin 700 rpm, 900 rpm, 1100 rpm, 1300 rpm dengan kecepatan potong tetap 50 mm/menit, setelah proses selesai kemudian melakukan uji kekasaran permukaan dan kekerasan. Untuk nilai kekasaran pada putaran mesin 700 rpm=1,38 µm, 900 rpm= 1,25 µm, 1100 rpm=1,24 µm dan 1300 rpm=1,31 µm. Sedangkan nilai kekerasan untuk putaran mesin 700 rpm = 48,37 kg/mm², 900 rpm =48,62 kg/mm², 1100 rpm = 48,68 kg/mm². dan 1300 rpm = 48,11 kg/mm². Kata kunci: Kekasaran, kekerasan, proses milling, variasi putaran mesin

    Enhancement Surface Coating Stainless Steel And Copper Using Ultrasonic Batch

    No full text
    Electrodeposition is considered an easy and cost effective technique for the manufacture of alloy layers. Various properties for coatings can be achieved by selecting various electrodeposition parameters. These materials have the advantage of corrosion resistance but relatively expensive. They will need alternative materials that can easily obtained and replace these materials. This paper discusses the process of coating stainless steel AISI 304 and copper with Ni. Electric current and coating time is used in the electroplating coating process of Ni to Ni thickness supported by ultrasonic batch. AISI 304 stainless steel and copper coated using nickel (Ni) with variable time and fixed electric current parameters. The electric current used 1.5 ampere, the time of plating process of 60 seconds, 120 seconds, and 180 seconds. The composition of nickel electrolyte solutions using nickel sulfate 300 gr/L, nickel chloride 30 gr/L, and sour borax 30 gr/L with brighteners added one (I) 15 mL and brighteners two (II) 1 mL. Measurement of thickness is done by using optical microscope assisted by imageraster software. The best process used 1.5 amperes of electric current and time of 180 seconds. The value of copper thickness is 26.50 (μm) using ultrasonic batch
    corecore