35 research outputs found

    Antenatal, Place of Birth and Post-natal Related to Breastfeeding Practice Among Women in Peri-urban Area, Semarang

    Full text link
    Background: Key health issues for women of reproductive age include problems concerning sexuality and reproduction. Sexuality is not merely about sex, but about the right of women to make choices and decisions related to sexual behaviour and practices, relationships, breastfeeding, contraception and abortion. This paper will examines the various health facilities, the services and treatments which are available, in particular those which influence breastfeeding practices.Methods: A combination of qualitative and quantitative data collection methods were used in this research. In the quantitative method, a questionnaire survey was conducted following preliminary analysis of the data collected through focus group discussions (FGDs). The methods employed for qualitative data collection included focus group discussions, informal and in-depth interviews and participant observation. The sample group in the peri-urban area included pregnant women, mothers with babies less than 2years old, a few husbands and a small number of women of reproductive age.Results: This research found that there were many factors influencing the choice of birth place such as location, costs and the quality of the services provided by nurses, doctors, etc. The women in this area still preferred the services of the dukun bayi for the postnatal treatment.Conclusion: The place where the mother delivers the baby influences their motivation to breastfeed. Although the respondents mentioned that breastfeeding is a good practice for feeding baby, however, they lack of knowledge about breastfeeding. This condition is closely related to poor counselling about breastfeeding

    Breastfeeding and Bottle Feeding Practices: a Phenomenon Towards Infant Feeding Practices in Semarang

    Full text link
    Background: Breastfeeding is regarded as good practice today. Women are encouraged to breastfeed and to continue breastfeeding for at least four to six months. In Indonesia, a campaign for exclusive breastfeeding was introduced more than 20 years ago. However, the Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS) 2002 show that only 55.1 percent of babies were breastfed exclusively until four months old.Method: The purpose of this paper is to examine breastfeeding and bottle feeding practices among women in Semarang based on socio-cultural factors. The respondents for the study were, respectively, pregnant and breastfeeding women who living in Lintang village in Semarang. A qualitative data collection method was used in this research. The methods employed for qualitative data collection included focus group discussions, informal and in-depth interviews and participant observation.Results: This study found that the mothers in Lintang village stated that breastfeeding is healthy, cheap and practical. They perceived breastfeeding to be a natural process, part of a women\u27s duty and good parenting, which promotes a good relationship between mother andbaby. However, this study found that they lack a complete of understanding of the processes and nutritional issues involved in breastfeeding. This researchalso found that inconsistency in government policies to support the breast-feeding programmes, such as the poor implementation of the ‘baby friendly hospital\u27 with ‘rooming-in programmes\u27 and also the length of maternity leave for working women, have led to an increase in bottle-feeding practices in Indonesi

    Pengaruh Konseling Gizi Dan Laktasi Intensif Dan Dukungan Suami Terhadap Pemberian Air Susu Ibu (Asi) Eksklusif Sampai Umur 1 Bulan

    Full text link
    Latar Belakang : Cakupan ASI eksklusif di Kabupaten Muna tahun 2012 hanya mencapai 24,6%. Salah satu penyebabnya adalah masih kurang dilakukannya konseling laktasi di sarana pelayanan kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah utnutk menganalisis pengaruh konseling gizi dan laktasi intensif dan dukungan suami terhadap pemberian ASI eksklusif sampai umur 1 bulan. Metode : Kuasi eksperimen dengan kelompok kontrol. Populasi dalam penelitian ini semua ibu hamil trimester 3 dengan usia kehamilan 7-8 bulan di Kabupaten Muna. Pengambilan subjek dilakukan dengan cara purposive sampling. Subjek berjumlah 49 orang yang dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan (n=24) yang mendapat konseling gizi dan laktasi intensif serta kelompok kontrol (n=25) tanpa diberi konseling. Analisis data dilakukan dengan uji mann Whitney, Chi Square dan Logistik berganda. Hasil : Terdapat peningkatan persentase skor pengetahuan dari 47,0% menjadi 77,0% pada kelompok perlakuan dan 47,0% menjadi 53,5% pada kelompok kontrol. Terdapat peningkatan rerata skor sikap kelompok perlakuan dari 63,4% menjadi 77,6%, kelompok kontrol dari 64,8% menjadi 68,9%. Peningkatan skor pengetahuan (p=0,001) dan sikap (p=0,006) kelompok perlakuan lebih tinggi dibanding kelompok kontrol. Pemberian ASI eksklusif dalam 1 bulan pertama lebih banyak dilakukan oleh ibu pada kelompok perlakuan (58,3%) dibanding kelompok kontrol (20%) dengan nilai p=0,015. Dukungan suami merupakan variabel perancu dalam penelitian ini. Ibu yang mendapat dukungan suami memiliki peluang memberikan ASI eksklusif 2,22 kali dibanding ibu yang tidak mendapat dukungan suami (p=0,001). Simpulan : Konseling gizi dan laktasi yang intensif meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu tentang pemberian ASI eksklusif. Dukungan suami berpengaruh positif terhadap pemberian ASI eksklusif selama satu bulan pertama. Konseling gizi dan laktasi intensif menjadi tidak bermakna setelah dikontrol dengan dukungan suami

    Hubungan Kebiasaan Sarapan Dan Status Hidrasi Dengan Konsentrasi Berfikir Pada Remaja

    Full text link
    Latar Belakang : Masalah gizi pada remaja akan berdampak negatif pada tingkat kesehatan masyarakat. Masalah gizi tersebut antara lain anemia dan IMT kurang dari batas normal atau kurus. Prevalensi remaja dengan IMT kurus berkisar antara 30 % - 40 %. Keadaan status gizi remaja salah satunya dipengaruhi oleh pola konsumsi makan yaitu keterbatasan makanan atau membatasi sendiri makanannya karena faktor ingin langsing. Selain itu masalah gizi pada remaja adalah rendahnya kebiasaan sarapan. Remaja yang tidak terbiasa melakukan sarapan 79,2% mempunyai prestasi sekolah yang kurang. Tingginya angka remaja yang tidak terbiasa sarapan berpengaruh pada status hidrasi yang berkorelasi terhadap konsentrasi berfikir. Tujuan: Menganalisis hubungan antara kebiasaan sarapan dan status hidrasi dengan konsentrasi berfikir pada remaja.Metode:Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Subjek pada penelitian ini adalah remaja perempuan. Jumlah subjek sebanyak 80 remaja dipilih menggunakan metode simple random sampling . Pengambilan data status hidrasi menggunakan indikator berat jenis urin. Data konsentrasi berfikir menggunakan Digit Symbol Test dan Digit Span Test dari subtest WAIS ( Weschler Adult intelegence Scale) yang dilakukan oleh lembaga psikologi terapan yang tersertifikasi. Data kebiasaan sarapan dikumpulkan berdasarkan wawancara dengan kuesioner.Hasil : Sebanyak 52,5 % siswa terbiasa melakukan sarapan dan 47, 5 % subjek tidak terbiasa melakukan sarapan. Dari hasil analisis berat jenis urin didapatkan sebanyak 70 % subjek mengalami dehidrasi dan 30 % tidak dehidrasi (normal). Berdasarkan hasil test konsentrasi tersebut didapat 48,25 % subjek memiliki kemampuan konsentrasi rendah dan 51,75 % memiliki kemampuan konsentrasi tinggi. Terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan sarapan dan konsentrasi berfikir (p=0,00). Tidak terdapat hubungan antara status hidrasi dengan konsentrasi berfikir (p=0,35)Kesimpulan :Terdapat hubungan antara kebiasaan sarapan dengan konsentrasi berfikir . Tidak terdapat hubungan antara status hidrasi dengan konsentrasi berfikir

    Studi Kualitatif Pengaruh Pemberian Konseling Gizi terhadap Perubahan Sikap dan Pemilihan Makan pada Remaja Putri Overweight

    Full text link
    Latar Belakang : Overweight merupakan suatu kondisi yang diakibatkan dari kelebihan asupan energi dibandingkan dengan energi yang digunakan. Faktor penyebab overweight antara lain perilaku makan, genetik, dan aktivitas fisik. Salah satu cara menangani overweigth dengan melakukan Perubahan terhadap sikap dan pemilihan makan pada remaja melalui program konseling gizi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian konseling gizi terhadap Perubahan sikap dan pemilihan makan pada remaja putri overweight.Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan indepth interview, observasi partisipasi, dan data sekunder. Jumlah subyek sebanyak 11 orang. Model konseling yang digunakan adalah transtheoritical model. Konseling dilakukan 1 kali tiap minggu selama 4 minggu. Subjek penelitian adalah remaja dengan status gizi overweightHasil : Hasil penelitian menunjukkan terjadi Perubahan sikap dan perilaku pemilihan makan setelah dilakukan konseling gizi. Perubahan perilaku pemilihan makan pada remaja menjadi lebih baik, ditunjukkan hampir seluruh responden menerapkan anjuran yang diberikan oleh konselor. Terdapat perbedaan antara sikap dan perilaku pemilihan makan remaja sebelum dan setelah dilakukan konseling gizi.Kesimpulan : Konseling gizi mempengaruhi Perubahan sikap dan pemilihan makan pada remaja overweight

    Hubungan Antara Tingkat Kehadiran Ibu Di Kelas Ibu Hamil Dengan Perilaku Pemberian Asi Eksklusif

    Full text link
    Latar Belakang : ASI eksklusif yaitu ASI yang diberikan pada bayi mulai dari lahir hingga usia 6 bulan tanpa diberi makanan atau minuman lain. Salah satu penyebab meningkatnya angka kematian bayi adalah rendahnya pemberian ASI segera setelah bayi lahir dan pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan pertama kehidupan bayi. Berbagai faktor diindikasi sebagai indikator penurunan cakupan ASI eksklusif. Berbagai informasi dan promosi pemberian ASI eksklusif telah dilaksanakan, salah satunya di dalam pelaksanaan kelas ibu hamil.Tujuan Penelitian : Menganalisis hubungan antara tingkat kehadiran ibu di kelas ibu hamil dengan perilaku pemberian ASI eksklusif.Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan rancangan observasional dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan dengan metode kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Welahan 1, Jepara. Populasi berjumlah 116 ibu yang memiliki bayi umur 6-12 bulan dengan sampel 53 ibu (menggunakan random sampling). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner. Analisis data yag dilakukan secara univariat dan bivariat (menggunakan uji kolmogorov-smirnov dengan α=0,05).Hasil Penelitian : Analisis data yang digunakan yaitu analisis univariat dan analisis bivariat. Analisis univariat menunjukkan hasil bahwa mayoritas responden berumur 21-35 tahun (75,4%), tingkat pendidikan responden mayoritas adalah SMA (41,5%), pekerjaan responden mayoritas adalah ibu rumah tangga (67,9%), mayoritas responden memiliki bayi berumur >8 bulan (71,6%), responden memiliki tingkat kehadiran di kelas ibu hamil dikatakan baik (60,4%), dan responden memiliki perilaku pemberian ASI eksklusif dengan kategori baik (77,4%). Analisis bivariat, secara statistik terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kehadiran ibu di kelas ibu hamil dengan perilaku pemberian ASI eksklusif (p=0,001).Kesimpulan : Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kehadiran ibu di kelas ibu hamil dengan perilaku pemberian ASI eksklusif

    Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dalam Memilih Makanan Jajanan Dengan Obesitas Pada Remaja Di SMP Negeri 2 Brebes

    Full text link
    Latar belakang : Pengetahuan berpengaruh terhadap sikap dalam memilih makanan jajanan. Pengetahuan yang baik diharapkan mempengaruhi konsumsi makanan yang baik sehingga dapat menuju status gizi yang baik pula. Kurang cukupnya pengetahuan tentang gizi dan kesalahan dalam memilih makanan jajanan akan berpengaruh terhadap status gizi seperti obesitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap dalam memilih makanan jajanan dengan obesitas di SMP Negeri 2 BrebesMetode: Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan rancangan cross sectional. Subyek penelitian ini adalah remaja kelas VII-IX di SMP Negeri 2 Brebes. Pengambilan sampel sebanyak 66 anak dilakuan dengan simple random sampling. Data yang dikumpulkan meliputi pengetahuan dan sikap dalam memilih makanan jajanan yang diperoleh berdasarkan hasil wawancara dengan kuesioner, dan perhitungan IMT berdasarkan hasil pengukuran berat badan dan tinggi badan. Uji normalitas menggunakan Kolmogorof- Smirnov. Data berdistribusi tidak normal pengujian menggunakan uji korelasi Chi-Square.Hasil:. Hampir seluruh responden memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 63 orang (95,5%), dan memiliki sikap yang baik sebanyak 57 orang (86,4%). Subyek dalam kategori non obesitas sebanyak 50 orang (75,8%), pre obesitas sebanyak 7 orang (10,6%), dan obesitas sebanyak 9 orang (13,6%). Uji statistik menunjukkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan sikap dalam memilih makanan jajanan dengan obesitas pada remaja (p>0,05)Simpulan: Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan sikap dalam memilih makanan jajanan dengan obesitas pada remaja di SMP Negeri 2 Brebes

    Pengaruh Circuit Training Terhadap Nilai Arus Puncak Ekspirasi Pada Anak Obesitas

    Full text link
    Latar Belakang : Obesitas merupakan suatu kondisi dimana terdapat akumulasi lemak abnormal di jaringan adiposa yang mengganggu kesehatan, dimana dapat diketahui melalui Index Masa Tubuh (IMT). Seorang anak dapat dikatakan obesitas apabila IMT ≥ 95 persentil sesuai grafik pertumbuhan. Salah satu masalah yang dapat ditimbulkan dengan adanya obesitas adalah permasalahan sistem respirasi. Fungsi sistem respirasi dapat diketahui salah satunya dengan pengukuran arus puncak respirasi (APE). Untuk mengatasi permasalahan yang ditimbulkan oleh obesitas adalah dengan melakukan latihan salah satunya berupa latihan sirkuit. Belum ada penelitian tentang pengaruh latihan sirkuit terhadap APE.Tujuan : Menganalisa perbedaan nilai arus puncak ekspirasi sebelum dan setelah pemberian latihan sirkuit pada anak obesitas.Metode : Penelitian kuasi eksperimental ini menggunakan metode satu kelompok pretes postes dengan sampel sebanyak 17 anak obesitas. Subjek penelitian diberikan perlakuan dengan latihan sirkuit 2 kali dalam seminggu selama 6 minggu. Subjek penelitian diukur APE menggunakan peak flow meter sebelum dan sesudah 6 minggu pemberian latihan sirkuit.Hasil : Terdapat peningkatan nilai APE anak obesitas setelah melakukan latihan sirkuit selama 6 minggu dibandingkan dengan sebelum melakukan latihan sirkuit . Dimana APE sebelum melakukan latihan sirkuit 232,93 ± 22,29 L∕menit menjadi 257,06 ± 21,14 L∕menit setelah melakukan latihan sirkuit.Simpulan : Pemberian latihan sirkuit pada anak obesitas meningkatkan nilai AP
    corecore