2 research outputs found

    Pengaruh Periode dan Ruang Simpan terhadap Perkecambahan Benih Bambang Lanang

    Full text link
    Bambang lanang (Madhuca aspera H.J. Lam.) merupakan salah satu jenis potensial di Kabupaten Labat, Sumatera Selatan, tetapi hingga saat ini, informasi silvikultur tentang jenis ini masih sangat terbatas. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi dan mengatasi penurunan viabilitas benih bambang lanang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh periode dan ruang simpan terhadap perkecambahan benih bambang lanang. Percobaan menggunakan rancangan acak lengkap faktorial. Faktor perlakuan terdiri atas lima taraf periode simpan yaitu 0, 1, 2, 3 dan 4 minggu serta dua taraf ruang simpan yaitu ruang AC dan ruang suhu kamar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa viabilitas benih bambang lanang mengalami penurunan yang nyata selama penyimpanan. Penyimpanan benih selama 4 minggu menurunkan daya berkecambah sebesar 42,5 % dan kecepatan berkecambah sebesar 2,77 hari. Penyimpanan benih diruang AC meningkatkan daya berkecambah sebesar 25 % dibanding penyimpanan pada ruang suhu kamar, Daya berkecambah menurun drastis jika benih disimpan di ruang suhu kamar yaitu sebesar 64 %, sedangkan penyimpanan di ruang AC hanya terjadi penurunan sebesar 21 %

    Analisis Spasial Tingkat Kerusakan Kawasan Suaka Margasatwa Padang Sugihan Sumatera Selatan

    Full text link
    Kawasan Suaka Margasatwa Padang Sugihan merupakan habitat penting bagi gajah sumatera. Namun demikian kondisinya saat ini terus mengalami tekanan terutama akibat kebakaran, pembalakan liar, dan penguasan lahan oleh oknum masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pemetaan tingkat kerusakan Suaka Margasatwa Padang Sugihan dan mengidentifikasi penyebab kerusakan sebagai bagian kegiatan perencanaan pemulihan ekosistem. Analisis kerusakan kawasan menggunakan sistem informasi geografis dengan metode skoring tumpeng susun dan pembobotan terhadap parameter-parameter yang berpengaruh terhadap kerusakan kawasan, yaitu tutupan lahan, frekuensi kebakaran, areal berkanal dan lahan gambut, sensivitas ekologi dan sensivitas sosial. Setiap parameter akan memiliki bobot yang berbeda berdasarkan pengaruhnya terhadap kerusakan kawasan dan kelangsungan hidup spesies kunci. Hasil penelitian menunjukkan kawasan dengan tingkat kerusakan berat seluas 13.219,60 Ha (15%), rusak sedang seluas 31.867,20 Ha (36%), dan rusak ringan seluas 42.555,91 Ha (49%). Areal yang mengalami kerusakan berat merupakan area yang diusulkan menjadi prioritas utama kegiatan pemulihan ekosistem. Kerusakan ekosistem di SM Padang Sugihan terutama disebabkan oleh kebakaran hutan yang terjadi secara berulang, pembalakan hutan, dan pembukaan kanal drainase. Ketiga faktor tersebut menyebabkan hilangnya masa gambut dan berkurang/ hilangnya komposisi vegetasi asli
    corecore